puspita011
Didalam bingkai kasat mata Dibalik kaca tipis sarat syurga Delapan segi hitam Maha-Penglihat-Segala Dunia terasa dijungkirbalikkan sekedip saja
Ketika jendela dunia ditutup dan dikunci kuat-kuat Ketika pintu nikmat dirusak dan dibakar Ketika nafsu belaka tersirat ternoda Ketika merta segunung-gunung membutakan hati mereka
Maukah kau menyadarinya?
Gelak palsu.. Aurat hina.. Canda sia.. Mata buta..
Seberapa besarkah Tuhan menciptakan rasa iri? Hingga akhirnya kau lupa dimana Ia Yang mencukupkanmu akan rasa kekurangan Dan melebihimu dari yang lain
Beruntunglah engkau, hidup dengan dua mata Gempar rasa cemas saudari diseberang sana Keluh kesah dan rindu akan membuka lembaran dunia Tak punya mata; tak punya iri
Kacamata ini saksinya Kepalsuan yang kau cerna, hanyalah sampah tak guna Kacamata ini karenanya Kau melupakan siapa dirimu sebenarnya
Dibalik kaca tipis sarat syurga
Delapan segi hitam Maha-Penglihat-Segala
Dunia terasa dijungkirbalikkan sekedip saja
Ketika jendela dunia ditutup dan dikunci kuat-kuat
Ketika pintu nikmat dirusak dan dibakar
Ketika nafsu belaka tersirat ternoda
Ketika merta segunung-gunung membutakan hati mereka
Maukah kau menyadarinya?
Gelak palsu..
Aurat hina..
Canda sia..
Mata buta..
Seberapa besarkah Tuhan menciptakan rasa iri?
Hingga akhirnya kau lupa dimana Ia
Yang mencukupkanmu akan rasa kekurangan
Dan melebihimu dari yang lain
Beruntunglah engkau, hidup dengan dua mata
Gempar rasa cemas saudari diseberang sana
Keluh kesah dan rindu akan membuka lembaran dunia
Tak punya mata; tak punya iri
Kacamata ini saksinya
Kepalsuan yang kau cerna, hanyalah sampah tak guna
Kacamata ini karenanya
Kau melupakan siapa dirimu sebenarnya