Selamat jalan
Nasihatmu kan selalu kukenang
Pelukan hangatmu selalu terbayang
Sosokmu selalu hadir menenangkan
Ketika bibir tua mu berucap
Terdengar alunan merdu mendayu
Terngiang suaramu ditelingaku
Terbayang senyumu ketika waktu itu
Kini engkau dimana?
Kini jiwaku hampa
Tanpa nasihatmu aku tak berupa
Selamat jalan nenek
#Semoga membantu
Dia akhirnya meninggal
dalam balutan tubuh yang begitu kecil,
serupa belulang yang hanya ditopang oleh
kulit yang mengerut
Mencoba sedikit mengingat dunia
yang disesali dan yang diingini
Saat malam jatuh dalam keremangan
suara oroknya terasa menusuk
tertekan di tenggorokan
serupa derita yang menahun
oleh anak-anak yang mengacuhkannya begitu dingin
Kini dia terbaring di sana
di pagi hari yang membawa angin memeluk tanah
dalam ketenangan yang akhirnya datang
mengacuhkan segala yang menangisinya
menuju diam dan apa yang tak bisa
dijangkau oleh yang hidup
Dia yang pernah ingin hidup lama
putus oleh jaring-jaring takdir
Belum sempat umur genap seratus
kematian mendatanginya begitu cepat
Aku melihatnya berjuang saat terakhir dan
penghabisan yang tersela oleh tubuh yang tertidur
Seperti itulah tubuh yang tengah dijemput ajal, pikirku
sedikit berisik dan lebih banyak tanpa suara
Kata-kata surut dan tak lagi mengisi mulut
hanya ada mata yang mengalirkan tangis
menyapa dunia yang terakhir dilihatnya
Betapa indahnya kematian itu
membuat jantung berdegup cepat dan
rasa iri meluap-luap
Aku memandanginya untuk yang terakhir,
saat tanah berwarna kuning menenggelamkan
tubuhnya ke dasar dan
pepohonan entah mengapa menjadikan segala
sesuatunya lebih sejuk dari biasanya
Tubuh itu telah mati
menjadikanya sekedar kain
tak ada lagi kehidupan
segalanya begitu halus dan mengundang
Aku lihat sekelilingku dalam perasaan yang begitu ingin
di antara jalan setapak dan batu-batu bernama
aku bagaikan melihat diriku sendiri
di sinilah aku akan tertawa
mengucapkan selamat jalan pada tubuhku
dan mengigil nikmat akan segala kehampaan yang terakhir'
Apakah aku harus mengucapkan selamat tinggal
pada dirinya
ataukah pada diriku?
Aku memandangi kedua kakiku:
merenung. pelan. dan tak berbunyi
Kedamaian ini begitu aneh
dan entah mengapa,
sekaligus dekat
Tak ada yang bisa mengembalikannya,
detak jantung yang terputus
kehilangan yang tiba-tiba
beserta kasih sayang yang datang begitu terlambat
Derita yang begitu lama
cinta yang hadir setelah segalanya berakhir
Air mata,
menetes
dan,
waktu pun tak lagi mampu bergumam
" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "
© Copyright 2013 - 2025 KUDO.TIPS - All rights reserved.
Selamat jalan
Nasihatmu kan selalu kukenang
Pelukan hangatmu selalu terbayang
Sosokmu selalu hadir menenangkan
Ketika bibir tua mu berucap
Terdengar alunan merdu mendayu
Terngiang suaramu ditelingaku
Terbayang senyumu ketika waktu itu
Kini engkau dimana?
Kini jiwaku hampa
Tanpa nasihatmu aku tak berupa
Selamat jalan nenek
#Semoga membantu
Dia akhirnya meninggal
dalam balutan tubuh yang begitu kecil,
serupa belulang yang hanya ditopang oleh
kulit yang mengerut
Mencoba sedikit mengingat dunia
yang disesali dan yang diingini
Saat malam jatuh dalam keremangan
suara oroknya terasa menusuk
tertekan di tenggorokan
serupa derita yang menahun
oleh anak-anak yang mengacuhkannya begitu dingin
Kini dia terbaring di sana
di pagi hari yang membawa angin memeluk tanah
dalam ketenangan yang akhirnya datang
mengacuhkan segala yang menangisinya
menuju diam dan apa yang tak bisa
dijangkau oleh yang hidup
Dia yang pernah ingin hidup lama
putus oleh jaring-jaring takdir
Belum sempat umur genap seratus
kematian mendatanginya begitu cepat
Aku melihatnya berjuang saat terakhir dan
penghabisan yang tersela oleh tubuh yang tertidur
Seperti itulah tubuh yang tengah dijemput ajal, pikirku
sedikit berisik dan lebih banyak tanpa suara
Kata-kata surut dan tak lagi mengisi mulut
hanya ada mata yang mengalirkan tangis
menyapa dunia yang terakhir dilihatnya
Betapa indahnya kematian itu
membuat jantung berdegup cepat dan
rasa iri meluap-luap
Aku memandanginya untuk yang terakhir,
saat tanah berwarna kuning menenggelamkan
tubuhnya ke dasar dan
pepohonan entah mengapa menjadikan segala
sesuatunya lebih sejuk dari biasanya
Tubuh itu telah mati
menjadikanya sekedar kain
tak ada lagi kehidupan
segalanya begitu halus dan mengundang
Aku lihat sekelilingku dalam perasaan yang begitu ingin
di antara jalan setapak dan batu-batu bernama
aku bagaikan melihat diriku sendiri
di sinilah aku akan tertawa
mengucapkan selamat jalan pada tubuhku
dan mengigil nikmat akan segala kehampaan yang terakhir'
Apakah aku harus mengucapkan selamat tinggal
pada dirinya
ataukah pada diriku?
Aku memandangi kedua kakiku:
merenung. pelan. dan tak berbunyi
Kedamaian ini begitu aneh
dan entah mengapa,
sekaligus dekat
Tak ada yang bisa mengembalikannya,
detak jantung yang terputus
kehilangan yang tiba-tiba
beserta kasih sayang yang datang begitu terlambat
Derita yang begitu lama
cinta yang hadir setelah segalanya berakhir
Air mata,
menetes
dan,
waktu pun tak lagi mampu bergumam