Satu demi satu, dua demi dua, tiga demi tiga Seratus sudah aku menanammu Setiap hari aku merawatmu Kami hidup Kami sehat Semua karnamu, Paru-paruku
Tapi sekarang, mereka kejam denganmu Kau hanya semacam kertas yang bisa dipotong-potong, diinjak-injak Mereka tak pernah peduli dengan masa depannya Tak pernah peduli dengan anak cucunya akan hidup bagaimana nanti Rasa peduli mereka hanya untuk uang
Paru-paruku, Buatlah mereka sadar akan penting adanya engkau
Menatap Senang mentaripun besinar Seakan memberikan senyuman terbaiknya kepadaku.. Hembusan angin menyapa dengan halusnya.. Membuat rerumpuan menari indahTampak disana sebuah pohonPohon nan kokoh tak goyah..Melindungi apapun dibawahnya..Inilah alam impianku…
Paru- Paruku
Oleh: Ikhwanul Hafisya
Satu demi satu, dua demi dua, tiga demi tiga
Seratus sudah aku menanammu
Setiap hari aku merawatmu
Kami hidup
Kami sehat
Semua karnamu,
Paru-paruku
Tapi sekarang, mereka kejam denganmu
Kau hanya semacam kertas yang bisa dipotong-potong, diinjak-injak
Mereka tak pernah peduli dengan masa depannya
Tak pernah peduli dengan anak cucunya akan hidup bagaimana nanti
Rasa peduli mereka hanya untuk uang
Paru-paruku,
Buatlah mereka sadar akan penting adanya engkau
Burung berkicau berterbangan..
Menatap Senang mentaripun besinar
Seakan memberikan senyuman terbaiknya kepadaku..
Hembusan angin menyapa dengan halusnya..
Membuat rerumpuan menari indahTampak disana sebuah pohonPohon nan kokoh tak goyah..Melindungi apapun dibawahnya..Inilah alam impianku…