Dalam rumahnya, Kartini menunggui Bejo di tengah gemerciknya hujan yang mulai turun lagi. “Tuhan, kasihanillah orang-orang miskin, anak yatim piatu di emper toko. Lindungilah dari hati manusia yang dingin. Hangatkan yang tidak punya pakaian dengan belaian tangan-Mu. Ingatlah orang kere macam kami yang selalu menggapai-gapai rumah gedongan. Ingatlah pula….” Sampai di situ Kartini berhenti berdoa. Ia ingat Toyib, suaminya berjuang menghidupi tanpa mengenal lelah. Bibir Kartini gemetar menyebut orang yang paling dicintainya itu. Dadanya berdegup kencang, berdentan-dentan. Ia merasakan sesuatu yang yang asing, yang belum pernah ia rasakan sebelumnya rasa kehilangan dan kesedihan mendalam, begitu menyayat dan mengiris hatinya. Bukti Kartini berwatak “tawakal” dalam kutipan cerpen tersebut adalah …. A. “Tuhan, kasihanillah orang-orang miskin, anak yatim piatu di emper toko. Lindungilah dari hati manusia yang dingin. B. Ingatlah orang kere macam kami yang selalu menggapai-gapai rumah gedongan. C. Sampai di situ Kartini berhenti berdoa. Ia ingat Toyib, suaminya berjuang menghidupi tanpa mengenal lelah. D. Ia merasakan sesuatu yang yang asing, yang belum pernah ia rasakan sebelumnya rasa kehilangan dan kesedihan mendalam, begitu menyayat dan mengiris hatinya. Bukti latar suasana sedih dalam kutipan cerpen tersebut adalah …. A. Dalam rumahnya, Kartini menunggui Bejo di tengah gemerciknya hujan yang mulai turun lagi. B. Sampai di situ Kartini berhenti berdoa. Ia ingat Toyib, suaminya berjuang menghidupi tanpa mengenal lelah. C. Dadanya berdegup kencang, berdentan-dentan. D. Ia merasakan sesuatu yang yang asing, yang belum pernah ia rasakan sebelumnya rasa kehilangan dan kesedihan mendalam, begitu menyayat dan mengiris hatinya. BERIKAN SAYA PENDAPAT DAN ALASAN PILIH SALAH SATU JAWABAN YG BENAR
Answer

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.