1. Hendricus Josephus Franciscus Marie Sneevliet atau lebih dikenal sebagai Henk Sneevliet atau dengan nom de guerre Maring adalah seorang Komunis Belanda, yang aktif di Belanda dan di Hindia Belanda
2. Karena PKI berencana untuk menyingkirkan seluruh pengganggu mereka untuk mencapai kekuasaan. Dengan disingkirkannya petinggi angkatan bersenjata republik maka tujuannya akan lebih mudah tercapai.
3. , "karena kami anggap Jenderal Soeharto loyalis Bung Karno, maka tidak kami jadikan sasaran," kata Latief seperti dikutip dari buku Gerakan 30 September: Pelaku, Pahlawan, dan Petualang (2010).
Menurut beberapa sumber, soharto berada di rumah sakit pada saat waktu kejadian. Dia menemani anaknya yang sakit, sehingga dia tidak ada di rumah dan terhindar dari rencana pembunuhan.
Posisi Soeharto saat peristiwa G30S/PKI Dalam wawancara dengan Der Spiegel pada 19 Juni 1970, Soeharto mengaku ditemui di RSPAD Gatot Subroto oleh Latief pada malam 30 September 1965. Soeharto tengah menjaga anak bungsunya, Hutomo Mandala Putra alias Tommy yang dirawat karena luka bakar akibat ketumpahan sop panas. Namun katanya, Latief tidak memberi informasi apa-apa, malah akan membunuhnya saat itu juga. "Dia justru akan membunuh saya. Tapi karena saya berada di tempat umum, dia mengurungkan niat jahatnya itu," kata Soeharto. Namun dalam otobiografinya, Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya (1988), Soeharto mengaku hanya melihat Latief dari kejauhan dan tak sempat berinteraksi.
1. Hendricus Josephus Franciscus Marie Sneevliet atau lebih dikenal sebagai Henk Sneevliet atau dengan nom de guerre Maring adalah seorang Komunis Belanda, yang aktif di Belanda dan di Hindia Belanda
2. Karena PKI berencana untuk menyingkirkan seluruh pengganggu mereka untuk mencapai kekuasaan. Dengan disingkirkannya petinggi angkatan bersenjata republik maka tujuannya akan lebih mudah tercapai.
3. , "karena kami anggap Jenderal Soeharto loyalis Bung Karno, maka tidak kami jadikan sasaran," kata Latief seperti dikutip dari buku Gerakan 30 September: Pelaku, Pahlawan, dan Petualang (2010).
Menurut beberapa sumber, soharto berada di rumah sakit pada saat waktu kejadian. Dia menemani anaknya yang sakit, sehingga dia tidak ada di rumah dan terhindar dari rencana pembunuhan.
Posisi Soeharto saat peristiwa G30S/PKI Dalam wawancara dengan Der Spiegel pada 19 Juni 1970, Soeharto mengaku ditemui di RSPAD Gatot Subroto oleh Latief pada malam 30 September 1965. Soeharto tengah menjaga anak bungsunya, Hutomo Mandala Putra alias Tommy yang dirawat karena luka bakar akibat ketumpahan sop panas. Namun katanya, Latief tidak memberi informasi apa-apa, malah akan membunuhnya saat itu juga. "Dia justru akan membunuh saya. Tapi karena saya berada di tempat umum, dia mengurungkan niat jahatnya itu," kata Soeharto. Namun dalam otobiografinya, Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya (1988), Soeharto mengaku hanya melihat Latief dari kejauhan dan tak sempat berinteraksi.
Penjelasan: Semoga membantu^_________^