Kelas: XII Mata Pelajaran: Sejarah Materi: Peristiwa Gerakan 30 September Kata Kunci: Sukitman
Jawaban pendek:
Polisi yang tertangkap G 30 S/PKI tetapi lolos dibunuh adalah AKBP Sukitman.
Jawaban panjang:
Ajun Komisaris Besar Polisi (Purn.) Sukitman (lahir di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, 30 Maret 1943 – meninggal di Depok, Jawa Barat, 13 Agustus 2007) adalah polisi yang dijulik Gerombolan 30 September, namun kemudian berhasil meloloskan diri. Sukitman adalah saksi dari penculikan ini dan kemudian memberitahukan lokasi penculikan serta pembuangan jenasah para perwira Angkatan Darat yang diculik.
Pada kejadian saat itu pada 1 Oktober 1965, sekitar pukul 03.00 WIB, ia bersama rekannya sendang berjaga dan patroli malam. Dengan menggunakan sepeda dan menenteng senjata, ia berpatroli di Seksi Vm Kebayoran Baru (sekarang Kores 704) yang berlokasi di Wisma AURI di Jl. Iskandarsyah, Jakarta, bersama Sutarso yang berpangkat sama, yakni Agen Polisi Dua.
Saat itu, ia mendengar seperti suara tembakan yang cukup kencang. Ia pun berinisiatif untuk menuju sumber suara itu. Ternyata suara itu berasal dari rumah Jenderal D.I. Panjaitan yang terletak di Jln. Sultan Hasanudin. Di situ sudah banyak pasukan bergerombol.
Tiba-tiba ia dikejutkan oleh teriakan tentara berseragam loreng dan berbaret merah yang berusaha mencegatny dan menuruhnya angkat tangan. Sukitman segera turun dari sepeda dan melemparkan senjata lalu angkat tangan. Dalam kondisi ditodong senjata, matanya dan ditutup dan tangannya diikat, lalu ia dimasukkan ke dalam bus dan dibawa ke tempat penculikan Gerakan 30 September.
Para penculik mengira bahwa Sukitman adalah pengawal Jenderal Donald Izacus Panjaitan. Di tempat penculikan itu dia mengetahui bahwa para penculik itu adalah Pemuda Rakyat dan Gerwani, organisasi Underbow atau pendukung PKI.
Sukitman dibebaskan pasukan RPKAD yang menyerbu tempatnya diculik. Kepada pasukan RPKAD dia kemudian menunjukkan lokasi sumur Lubang Buaya tempat jenazah para jenderal dikuburkan.
Kelas: XII
Mata Pelajaran: Sejarah
Materi: Peristiwa Gerakan 30 September
Kata Kunci: Sukitman
Jawaban pendek:
Polisi yang tertangkap G 30 S/PKI tetapi lolos dibunuh adalah AKBP Sukitman.
Jawaban panjang:
Ajun Komisaris Besar Polisi (Purn.) Sukitman (lahir di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, 30 Maret 1943 – meninggal di Depok, Jawa Barat, 13 Agustus 2007) adalah polisi yang dijulik Gerombolan 30 September, namun kemudian berhasil meloloskan diri. Sukitman adalah saksi dari penculikan ini dan kemudian memberitahukan lokasi penculikan serta pembuangan jenasah para perwira Angkatan Darat yang diculik.
Pada kejadian saat itu pada 1 Oktober 1965, sekitar pukul 03.00 WIB, ia bersama rekannya sendang berjaga dan patroli malam. Dengan menggunakan sepeda dan menenteng senjata, ia berpatroli di Seksi Vm Kebayoran Baru (sekarang Kores 704) yang berlokasi di Wisma AURI di Jl. Iskandarsyah, Jakarta, bersama Sutarso yang berpangkat sama, yakni Agen Polisi Dua.
Saat itu, ia mendengar seperti suara tembakan yang cukup kencang. Ia pun berinisiatif untuk menuju sumber suara itu. Ternyata suara itu berasal dari rumah Jenderal D.I. Panjaitan yang terletak di Jln. Sultan Hasanudin. Di situ sudah banyak pasukan bergerombol.
Tiba-tiba ia dikejutkan oleh teriakan tentara berseragam loreng dan berbaret merah yang berusaha mencegatny dan menuruhnya angkat tangan. Sukitman segera turun dari sepeda dan melemparkan senjata lalu angkat tangan. Dalam kondisi ditodong senjata, matanya dan ditutup dan tangannya diikat, lalu ia dimasukkan ke dalam bus dan dibawa ke tempat penculikan Gerakan 30 September.
Para penculik mengira bahwa Sukitman adalah pengawal Jenderal Donald Izacus Panjaitan. Di tempat penculikan itu dia mengetahui bahwa para penculik itu adalah Pemuda Rakyat dan Gerwani, organisasi Underbow atau pendukung PKI.
Sukitman dibebaskan pasukan RPKAD yang menyerbu tempatnya diculik. Kepada pasukan RPKAD dia kemudian menunjukkan lokasi sumur Lubang Buaya tempat jenazah para jenderal dikuburkan.