"Awas keh ekwaan yang terkasuk da yang terkandak, selapak tangan kelampahan keh dirasa raya.
Bagah kuasa nan kalemak bejalan bekenan keh pangurus rakyat, nan mendehe negeri keh berkat nan alek panujuan.
Hut ke-76 nan, keh labuh nyawa berjuang. Pantang di tanding saban penghalang nan hampang. Hita patang baku nyawut melawan saban runtuh.
Kejoangan panabuh negeri kita, langkah kejayaan diusak tangah keharap. Sawan tiang tonggeng tubung pemudi, pekama kejayaan segera dirasa.
Keperigihan nan tiada mandung disawakan patang. Hita tumbuah dalam kumpil semangat, sawan prasangka, tiada saban pirang, hupakat lam kada kali runtuh.
Pasa 17 Agustus, hut ke-76 nan, bangsa kita teruskan pantang tanah rata, jati diri sejati bekenan kibarkan hupakat hijau kuning nan sumerah biru, pekama berkat dan salasai mimpin.
Marilah kita rasa, prasangka bakan, siap melawan runtuh. Bahwasan hati kita, hupakat selalu hijau kuning, bertambah keberanian diri hingga jadi pembaharuan."
Artinya:
"Kawan-kawan yang hadir dan yang tercinta, mari kita hentakkan telapak tangan dalam semangat kemerdekaan.
Bangsa kita memiliki kekuatan yang teguh untuk menjalankan pemerintahan yang baik dan membawa negeri menuju tujuan yang gemilang.
Hari kemerdekaan yang ke-76 ini, mengingatkan kita akan perjuangan panjang. Tidak pernah menyerah menghadapi segala rintangan. Kita selalu bersatu melawan segala hambatan.
Keberanian adalah landasan negeri kita, langkah kejayaan akan diusahakan dengan harapan. Seperti tonggak pemudi, menentang keberanian segera dirasakan.
Kerelaan tanpa batas dipadukan dengan semangat, tidak terpengaruh oleh prasangka, tanpa henti, tidak takut setiap kejatuhan.
Pada tanggal 17 Agustus, hari kemerdekaan ke-76, bangsa kita melanjutkan tradisi tanah rata, jati diri sejati dengan membanggakan bendera merah putih, harapan berkat dan cita-cita pimpinan.
Mari kita rasakan, tanpa prasangka, siap melawan segala hambatan. Karena hati kita, selalu membara dengan semangat merah putih, semakin berani hingga menjadi pembaharuan."
Pidato di atas adalah sebuah pernyataan dalam bahasa Lampung untuk merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-76. Semangat pidato tersebut menekankan pada persatuan, keberanian, dan semangat dalam menjaga kemerdekaan serta berusaha untuk terus maju sebagai bangsa Indonesia.
Jawaban:
Bahasa Lampung:
"Awas keh ekwaan yang terkasuk da yang terkandak, selapak tangan kelampahan keh dirasa raya.
Bagah kuasa nan kalemak bejalan bekenan keh pangurus rakyat, nan mendehe negeri keh berkat nan alek panujuan.
Hut ke-76 nan, keh labuh nyawa berjuang. Pantang di tanding saban penghalang nan hampang. Hita patang baku nyawut melawan saban runtuh.
Kejoangan panabuh negeri kita, langkah kejayaan diusak tangah keharap. Sawan tiang tonggeng tubung pemudi, pekama kejayaan segera dirasa.
Keperigihan nan tiada mandung disawakan patang. Hita tumbuah dalam kumpil semangat, sawan prasangka, tiada saban pirang, hupakat lam kada kali runtuh.
Pasa 17 Agustus, hut ke-76 nan, bangsa kita teruskan pantang tanah rata, jati diri sejati bekenan kibarkan hupakat hijau kuning nan sumerah biru, pekama berkat dan salasai mimpin.
Marilah kita rasa, prasangka bakan, siap melawan runtuh. Bahwasan hati kita, hupakat selalu hijau kuning, bertambah keberanian diri hingga jadi pembaharuan."
Artinya:
"Kawan-kawan yang hadir dan yang tercinta, mari kita hentakkan telapak tangan dalam semangat kemerdekaan.
Bangsa kita memiliki kekuatan yang teguh untuk menjalankan pemerintahan yang baik dan membawa negeri menuju tujuan yang gemilang.
Hari kemerdekaan yang ke-76 ini, mengingatkan kita akan perjuangan panjang. Tidak pernah menyerah menghadapi segala rintangan. Kita selalu bersatu melawan segala hambatan.
Keberanian adalah landasan negeri kita, langkah kejayaan akan diusahakan dengan harapan. Seperti tonggak pemudi, menentang keberanian segera dirasakan.
Kerelaan tanpa batas dipadukan dengan semangat, tidak terpengaruh oleh prasangka, tanpa henti, tidak takut setiap kejatuhan.
Pada tanggal 17 Agustus, hari kemerdekaan ke-76, bangsa kita melanjutkan tradisi tanah rata, jati diri sejati dengan membanggakan bendera merah putih, harapan berkat dan cita-cita pimpinan.
Mari kita rasakan, tanpa prasangka, siap melawan segala hambatan. Karena hati kita, selalu membara dengan semangat merah putih, semakin berani hingga menjadi pembaharuan."
Pidato di atas adalah sebuah pernyataan dalam bahasa Lampung untuk merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-76. Semangat pidato tersebut menekankan pada persatuan, keberanian, dan semangat dalam menjaga kemerdekaan serta berusaha untuk terus maju sebagai bangsa Indonesia.