Yesus Kristus telah membuktikan solidaritasnya kepada manusia. Dalam konteks Natal, Tuhan Yesus hadir di antara manusia. Yesus juga menyelamatkan manusia dari dosa melalui misteri kayu salib dan kebangkitan-Nya.
Penjelasan:
maaf kalai salah semoga bermanfaat Tuhan Yesus memberkati GBU
1. Kasihilah Tuhan terlebih dahulu supaya bisa mengasihi hal-hal yang dikasihi Tuhan
2. Kasihilah sesamamu sebagaimana kamu mengasihi dirimu sendiri
3. Perbuatlah kepada orang lain seperti apa yang ingin mereka perbuat kepadamu
4. Jangan mengharapkan kenyamanan lebih daripada Tuhan
Penjelasan:
1. Matius 22: 17-18 berkata, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama”. Ya, mengasihi Allah berarti mencintai hal-hal yang dicintainya. Ulangan 10: 18 memberitahu kita bahwa Allah ‘memberikan keadilan bagi anak yatim dan janda, dan mencintai orang asing, memberinya makanan dan pakaian’.
Yesus mengajak kita untuk mengasihi orang asing, dan inilah yang patut kita lakukan kepada mereka yang berbeda dengan kita.
2. Nasihat ini disampaikan Yesus dengan mengisahkan kebaikan seorang Samaria saat menolong seorang pria yang terkujur tak berdaya di tengah jalan (Lukas 10: 30-36). Yesus mengajarkan kita bahwa orang-orang di sekitar kita adalah sesama kita, bukan musuh. Jadi, berbuat baiklah kepada siapapun yang memerlukan pertolongan.
3. Matius 7: 12 mengatakan bahwa apapun yang kita ingin orang lain lakukan untuk kita, lakukan jugalah kepada mereka. Yesus tidak mengatakan agar kita sengaja melakukan beberapa hal untuk orang lain demi mendapatkan perlakuan yang sama. Tetapi Yesus lebih menekankan agar kita melakukan sesuatu yang pantas kita lakukan kepada orang lain.
4. Yesus mengajarkan kepada pengikut-Nya tentang posisi seorang hamba. Dalam Matius 20: 24-25 dituliskan, “Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya”. Itulah yang diharapkan Yesus untuk kita lakukan di masa ini.
Jawaban:
Yesus Kristus telah membuktikan solidaritasnya kepada manusia. Dalam konteks Natal, Tuhan Yesus hadir di antara manusia. Yesus juga menyelamatkan manusia dari dosa melalui misteri kayu salib dan kebangkitan-Nya.
Penjelasan:
maaf kalai salah semoga bermanfaat Tuhan Yesus memberkati GBU
Jawaban:
1. Kasihilah Tuhan terlebih dahulu supaya bisa mengasihi hal-hal yang dikasihi Tuhan
2. Kasihilah sesamamu sebagaimana kamu mengasihi dirimu sendiri
3. Perbuatlah kepada orang lain seperti apa yang ingin mereka perbuat kepadamu
4. Jangan mengharapkan kenyamanan lebih daripada Tuhan
Penjelasan:
1. Matius 22: 17-18 berkata, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama”. Ya, mengasihi Allah berarti mencintai hal-hal yang dicintainya. Ulangan 10: 18 memberitahu kita bahwa Allah ‘memberikan keadilan bagi anak yatim dan janda, dan mencintai orang asing, memberinya makanan dan pakaian’.
Yesus mengajak kita untuk mengasihi orang asing, dan inilah yang patut kita lakukan kepada mereka yang berbeda dengan kita.
2. Nasihat ini disampaikan Yesus dengan mengisahkan kebaikan seorang Samaria saat menolong seorang pria yang terkujur tak berdaya di tengah jalan (Lukas 10: 30-36). Yesus mengajarkan kita bahwa orang-orang di sekitar kita adalah sesama kita, bukan musuh. Jadi, berbuat baiklah kepada siapapun yang memerlukan pertolongan.
3. Matius 7: 12 mengatakan bahwa apapun yang kita ingin orang lain lakukan untuk kita, lakukan jugalah kepada mereka. Yesus tidak mengatakan agar kita sengaja melakukan beberapa hal untuk orang lain demi mendapatkan perlakuan yang sama. Tetapi Yesus lebih menekankan agar kita melakukan sesuatu yang pantas kita lakukan kepada orang lain.
4. Yesus mengajarkan kepada pengikut-Nya tentang posisi seorang hamba. Dalam Matius 20: 24-25 dituliskan, “Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya”. Itulah yang diharapkan Yesus untuk kita lakukan di masa ini.