iqbalswayer
Penokohan adalah cara sastrawan menampilkan tokoh. Perwatakan adalah Pemberian watak pada tokoh suatu karya oleh sastrawan
11 votes Thanks 18
Reachel
Penokohan atau kedudukan Tokoh yang disajikan oleh seorang dan atau beberapa pemeran merupakan unsur penting dalam pemeranan bersumber dari lakon, cerita, naskah yang ditulis atau tidak ditulis oleh seorang pengarang. Penokohan didalam seni teater dapat dibagi dalam beberapa kedudukan tokoh atau peran, antara lain: Protagonis, Antagoni, Deutragonis, Foil, Tetragoni, Confident, Raisonneur dan Utility.
a) Protagonis adalah tokoh utama, pelaku utama atau pemeran utama (boga lalakon) disebut sebagai tokoh putih. Kedudukan tokoh utama adalah memainkan cerita hingga cerita memiliki peristiwa dramatis (konflik pertentangan) b) Antagonis adalah lawan tokoh utama, penghambat pelaku utama disebut sebagai tokoh hitam. Kedudukan tokoh antagonis adalah yang mengahalangi, menghambat itikad atau maksud tokoh utama dalam menjalankan tugasnya atau mencapai tujuannya. Tokoh Antagonis dan Protagonis biasanya memiliki kekuatan yang sama, artinya sebanding menurut kacamata kelogisan cerita di dalam membangun keutuhan cerita. c) Deutragonis adalah tokoh yang berpihak kepada tokoh utama. Biasanya tokoh ini membantu tokoh utama dalam menjalankan itikadnya. Kadangkala, tokoh ini menjadi tempat pengaduan atau memberikan nasihat kepada tokoh utama. d) Foil adalah tokoh yang berpihak kepada lawan tokoh utama. Biasanya tokoh ini membantu tokoh Antagonis dalam menghambat itikad tokoh utama. Kadangkala, tokoh ini menjadi tempat pengaduan atau memberikan nasihat memperburuk kondisi kepada tokoh Antagonis. e) Tetragonis adalah tokoh yang tidak memihak kepada kepada salah satu tokoh lain, lebih bersifat netral. Tokoh ini memberi masukan-masukan positif kedua belah pihak untuk mencari jalan yang terbaik. f) Confident adalah tokoh yang menjadi tempat pengutaraan tokoh utama. Pendapat-pendapat tokoh utama tersebut pada umumnya tidak boleh diketahui oleh tokoh-tokoh lain selain tokoh tersebut dan penonton. g) Raisonneur, adalah tokoh yang menjadi corong bicara pengarang kepada penonton.
h) Utilitty adalah tokoh pembantu baik dari kelompok hitam atau putih. Tokoh ini dalam dunia pewayangan disebut goro-goro (punakawan). Kedudukan tokoh Utilitty, kadangkala ditempatkan sebagai penghibur, penggembira atau hanya sebatas pelengkap saja, Artinya, kehadiran tokoh ini tidak terlalu penting. Ada atau tidaknya tokoh ini, tidak akan mempengaruhi keutuhan lakon secara tematik. Kalau pun dihadirkan, lakon akan menjadi panjang atau menambah kejelasan adegan peristiwa yang dibangun.
Perwatakan atau watak tokoh atau karakteristik yang dimiliki tokoh atau pemeran di dalam lakon, dihadirkan pengarang adalah ciri-ciri, tanda-tanda, identitas secara khusus bersifat pencitraan sebagai simbol yang dihadirkan tokoh, berupa; status sosial, fisik, psikis, intelektual dan religi. Status sosial sebagai ciri dari perwatakan adalah menerangkan kedudukan atau jabatan yang diemban tokoh dalam hidup bermasyarakat pada lingkup lakon, antara lain; orang kaya, orang miskin, rakyat biasa atau jelata, penggangguran, gelandangan, tukang becak, kusir, guru, mantri, kepala desa, camat, bupati, gubernur, direktur atau presiden.
Perwatakan adalah Pemberian watak pada tokoh suatu karya oleh sastrawan
a) Protagonis adalah tokoh utama, pelaku utama atau pemeran utama (boga lalakon) disebut
sebagai tokoh putih. Kedudukan tokoh utama adalah memainkan cerita hingga cerita
memiliki peristiwa dramatis (konflik pertentangan)
b) Antagonis adalah lawan tokoh utama, penghambat pelaku utama disebut sebagai tokoh
hitam. Kedudukan tokoh antagonis adalah yang mengahalangi, menghambat itikad atau
maksud tokoh utama dalam menjalankan tugasnya atau mencapai tujuannya. Tokoh Antagonis
dan Protagonis biasanya memiliki kekuatan yang sama, artinya sebanding menurut
kacamata kelogisan cerita di dalam membangun keutuhan cerita.
c) Deutragonis adalah tokoh yang berpihak kepada tokoh utama. Biasanya tokoh ini membantu
tokoh utama dalam menjalankan itikadnya. Kadangkala, tokoh ini menjadi tempat pengaduan
atau memberikan nasihat kepada tokoh utama.
d) Foil adalah tokoh yang berpihak kepada lawan tokoh utama. Biasanya tokoh ini membantu
tokoh Antagonis dalam menghambat itikad tokoh utama. Kadangkala, tokoh ini menjadi
tempat pengaduan atau memberikan nasihat memperburuk kondisi kepada tokoh Antagonis.
e) Tetragonis adalah tokoh yang tidak memihak kepada kepada salah satu tokoh lain, lebih
bersifat netral. Tokoh ini memberi masukan-masukan positif kedua belah pihak untuk
mencari jalan yang terbaik.
f) Confident adalah tokoh yang menjadi tempat pengutaraan tokoh utama. Pendapat-pendapat
tokoh utama tersebut pada umumnya tidak boleh diketahui oleh tokoh-tokoh lain selain
tokoh tersebut dan penonton.
g) Raisonneur, adalah tokoh yang menjadi corong bicara pengarang kepada penonton.
h) Utilitty adalah tokoh pembantu baik dari kelompok hitam atau putih. Tokoh ini dalam dunia pewayangan disebut goro-goro (punakawan). Kedudukan tokoh Utilitty, kadangkala ditempatkan sebagai penghibur, penggembira atau hanya sebatas pelengkap saja, Artinya, kehadiran tokoh ini tidak terlalu penting. Ada atau tidaknya tokoh ini, tidak akan mempengaruhi keutuhan lakon secara tematik. Kalau pun dihadirkan, lakon akan menjadi panjang atau menambah kejelasan adegan peristiwa yang dibangun.
Perwatakan atau watak tokoh atau karakteristik yang dimiliki tokoh atau pemeran di dalam lakon, dihadirkan pengarang adalah ciri-ciri, tanda-tanda, identitas secara khusus bersifat pencitraan sebagai simbol yang dihadirkan tokoh, berupa; status sosial, fisik, psikis, intelektual dan religi. Status sosial sebagai ciri dari perwatakan adalah menerangkan kedudukan atau jabatan yang diemban tokoh dalam hidup bermasyarakat pada lingkup lakon, antara lain; orang kaya, orang miskin, rakyat biasa atau jelata, penggangguran, gelandangan, tukang becak, kusir, guru, mantri, kepala desa, camat, bupati, gubernur, direktur atau presiden.