astridwm28
Pada tahun 1821-1837 rakyat Sumatra barat berperang melawan belanda. Perang itu disebut perang paderi. Pemimpin paderi yang terkenal ialah tuanku imam bonjol. Dia lahir pada tahun 1772. Pertahanan paderi yang terkuat terletak di bonjol. Dari situlah tuanku imam bonjol memimpin perang. Belanda tidak berani langsung merebut bonjol. Mereka rebut tempat-tempat lain lebih dahulu., sesudah itu, barulah bonjol mereka serang. Bonjol tidak mudah direbut. Belanda mendatangkan pasukan yang kuat dari jawa. Bonjol meraka kepung. Jalan-jalan menuju ke bonjol mereka tutup. Imam bonjol tidak mendapat bantuan lagi dari tempat lain. Akan tetapi, dia tetap tidak mau berdamai dengan belanda. Triga tahun lamanya perang berkobar di sekitar bonjol. Pasukan belanda dating silih berganti. Beberapa kali pula belanda mengganti komandan pasukannya. Barulah pada tanggal 16 agustus 1837 benteng bonjol dapat mereka duduki. Imam bonjol meneruskan perjuangan di tempat lain. Bertambah keadaan bertambah sulit. Pengikutnya banyak yang tertangkap pada tanggal 28 oktober 1837 dia pergi ke pelupuh. Belanda mengundangnya untuk berunding. Ternyata, undangan itu hanya tipuan. Imam bonjol ditangkap dan di buang ke cianjur imam bonjol di pindahkan ke ambon. Akhirnya, dipindahkan ke lota, dekat manado. Di situlah dia meninggal dunia pada bulan November 1896.
Pertahanan paderi yang terkuat terletak di bonjol. Dari situlah tuanku imam bonjol memimpin perang. Belanda tidak berani langsung merebut bonjol. Mereka rebut tempat-tempat lain lebih dahulu., sesudah itu, barulah bonjol mereka serang.
Bonjol tidak mudah direbut. Belanda mendatangkan pasukan yang kuat dari jawa. Bonjol meraka kepung. Jalan-jalan menuju ke bonjol mereka tutup. Imam bonjol tidak mendapat bantuan lagi dari tempat lain. Akan tetapi, dia tetap tidak mau berdamai dengan belanda.
Triga tahun lamanya perang berkobar di sekitar bonjol. Pasukan belanda dating silih berganti. Beberapa kali pula belanda mengganti komandan pasukannya. Barulah pada tanggal 16 agustus 1837 benteng bonjol dapat mereka duduki.
Imam bonjol meneruskan perjuangan di tempat lain. Bertambah keadaan bertambah sulit. Pengikutnya banyak yang tertangkap pada tanggal 28 oktober 1837 dia pergi ke pelupuh. Belanda mengundangnya untuk berunding. Ternyata, undangan itu hanya tipuan. Imam bonjol ditangkap dan di buang ke cianjur imam bonjol di pindahkan ke ambon. Akhirnya, dipindahkan ke lota, dekat manado. Di situlah dia meninggal dunia pada bulan November 1896.