nahdaalshafi
Pangeran diponegoro tersentuh hatinya melihat penderitaan rakyatvpada saat zaman penjajahan . Beliau merasa nasib rakyat harus dibela , dan. Beliaupun ikut melakukan perang pada saat itu.
9 votes Thanks 5
ahmadsandy1
Pangeran Diponegoro tersentuh hatinya melihat penderitaan rakyat pada saat zaman penjajahan. Beliau merasa nasib rakyat harus dibela.
Perlawanan
Masa itu Belanda memasang tiang-tiang pancang pembangunan jalan melewati rumah, masjid, dan makam leluhur Pangeran Diponegoro. Hal itulah yang mengawali perlawanan Pangeran Diponegoro.
Ia dengan berani mencabut tiang-tiang pancang pembangunan jalan itu. Hal ini memicu penyerangan kediaman Pangeran Diponegoro di Tegalrejo. Sejak itu, berkobarlah perang besar yang disebut Perang Jawa atau Perang Diponegoro (1825–1830).
Perang Gerilya
Pangeran Diponegoro segera menghimpun kekuatan. Pendukung utamanya adalah Pangeran Mangkubumi, Kyai Mojo, dan Sentot Ali Basya Prawirodirdjo. Pasukan Diponegoro pada awalnya dapat memukul pasukan Belanda. Taktik yang digunakan oleh Pangeran Diponegoro adalah perang gerilya. Pihak Belanda kebingungan melawan pasukan ini. Mereka berusaha mencari cara untuk dapat menghentikan perlawanan Pangeran Diponegoro.
Perundingan
Belanda mengajak Pangeran Diponegoro untuk berunding. Pada tanggal 28 Maret 1830 diadakan perundingan, tetapi perundingan itu mengalami kegagalan. Namun, Pangeran Diponegoro langsung ditangkap atas perintah Jenderal De Kock. Pangeran Diponegoro dibawa ke Batavia pada tanggal 3 Mei 1830.
Dipenjara di Manado
Setelah ditangkap, Pangeran Diponegoro dipenjara di Manado. Empat tahun kemudian, Pangeran Diponegoro dipenjarakan dalam benteng Belanda di Makassar. Beliau wafat dalam penjara pada tanggal 8 Januari 1855.
Perlawanan
Masa itu Belanda memasang tiang-tiang pancang pembangunan jalan melewati rumah, masjid, dan makam leluhur Pangeran Diponegoro. Hal itulah yang mengawali perlawanan Pangeran Diponegoro.
Ia dengan berani mencabut tiang-tiang pancang pembangunan jalan itu. Hal ini memicu penyerangan kediaman Pangeran Diponegoro di Tegalrejo. Sejak itu, berkobarlah perang besar yang disebut Perang Jawa atau Perang Diponegoro (1825–1830).
Perang Gerilya
Pangeran Diponegoro segera menghimpun kekuatan. Pendukung utamanya adalah Pangeran Mangkubumi, Kyai Mojo, dan Sentot Ali Basya Prawirodirdjo. Pasukan Diponegoro pada awalnya dapat memukul pasukan Belanda. Taktik yang digunakan oleh Pangeran Diponegoro adalah perang gerilya. Pihak Belanda kebingungan melawan pasukan ini. Mereka berusaha mencari cara untuk dapat menghentikan perlawanan Pangeran Diponegoro.
Perundingan
Belanda mengajak Pangeran Diponegoro untuk berunding. Pada tanggal 28 Maret 1830 diadakan perundingan, tetapi perundingan itu mengalami kegagalan. Namun, Pangeran Diponegoro langsung ditangkap atas perintah Jenderal De Kock. Pangeran Diponegoro dibawa ke Batavia pada tanggal 3 Mei 1830.
Dipenjara di Manado
Setelah ditangkap, Pangeran Diponegoro dipenjara di Manado. Empat tahun kemudian, Pangeran Diponegoro dipenjarakan dalam benteng Belanda di Makassar. Beliau wafat dalam penjara pada tanggal 8 Januari 1855.