Cendana
Etelah orang-orang Quraisy merasa bahwa usaha -usaha mereka untuk melunakan Abu Thalib tidak berhasil, maka mereka melancarkan bermacam-macam gangguan-gangguan dan penghinaan kepada Nabi Muhammad SAW dan memperhebat siksaan-siksaan diluar perikemanusiaan terhadap pengikut-pengikut beliau. Akhirnya Nabi Muhammad SAW tidak tahan melihat penderitaan sahabat-sahabatnya itu lalu menganjurkan agar mereka hijrah ke Habsyah (Abisinia) yang rakyatnya menganut Agama Kristen dan Nabi Muhammad SAW mengetahui bahwa Raja Habsyah yaitu Najasyi dikenal adil, maka berangkatlah rombongan pertama terdiri dari sepuluh orang laki-laki dan empat orang perempuan. Kemudian disusul oleh rombongan-rombongan yang lain hingga mencapai hamper 100 orang. Diantaranya Utsman bin Affan beserta Istri beliau Rukayyah (Putri Nabi), Zuer bin Awwam, Abdurahman bin Auf, Ja’far bin Abu Thalib dan lain-lain. Peristiwa ini terjadi pada tahun ke-5 sesudah Nabi Muhammad SAW menjadi Rasul (615 M).Setibanya di Negeri Habsyah mereka mendapat penerimaan dan perlindungan yang baik dari rajanya. Sikap baik yang ditunjukan oleh raja Najasyi membawa kegelisahan pada orang Quraisy. Karenanya mereka mengutus Amru bin Ash dan Abdullah bin Rabiah yang meminta agar mengembalikan orang-orang Mekkah yang Hijrah itu dan permintaannya di tolak raja.Sementara itu Rasulullah tetap tinggal di Mekkah menyeru kaumnya kedalam Islam walaupun gangguan bertambah sengit. Seorang demi seorang pengikut beliau bertambah. Berkat Rahmat Allah SWT masuklah kedalam Agama Islam pada masa ini dua orang pemimpin Quraisy yang sangat perkasa yakni : Hamzah bin Abdul Muththalib dan Umar bin Khaththab. Kedua orang ini pada mulanya penentang Islam yang sangat keras. Kehadiran mereka dalam barisan Islam menghidupkan semangat kaum muslimin, karena mereka akhirnya menjadi benteng Islam. Masuknya Umar kedalam Agama Islam itu menimbulkan kejengkelan dan reaksi yang kuat di pihak Quraisy. Oleh sebab itu mereka memperhebat usaha-usaha mereka untuk melumpuhkan gerakan Nabi Muhammad SAW.Pemboikotan terhadap Bani Hasyim dan Bani MuththalibSesudah orang Quraisy melihat bahwa segala jalan yang mereka tempuh untuk memadamkan da’wah (seruan) Nabi Muhammad SAW tidak memberikan hasil dikarenakan Bani Hsyim dan Bani Muththalib (dua keluarga besar Nabi Muhammad SAW baik yang sudah masuk Islam ataupun belum) tetap melindungi beliau, maka mereka mencari taktik baru untuk melumpuhkan kekuatan Islam. Mereka mengadakan pertemuan dan mengambil keputusan untuk melakukan pemboikotan terhadap Bani Hasyim dan Bani Muththalib ialah dengan jalan memutuskan segala perhubungan yaitu hubungan perkawinan, jual beli, ziarah menziarahi dan lain-lain. Keputusan mereka itu ditulis diatas kertas dan digantungkan di Ka’bah.Dengan adanya pemboikotan umum ini, maka Nabi Muhammad SAW dan orang-orang Islam serta keluarga Bani Hasyim dan Bani Muththalib terpaksa menyingkir dan menyelamatkan diri keluar kota Mekkah. Selama tiga tahun lamanya menderita kemiskinan dan kesengsaraan. Banyak juga diantara kaum Quraisy yang merasa sedih akan nasib yang dialami keluarga Nabi itu. Dengan sembunyi-sembunyi pada waktu malam hari, mereka mengirim makanan dan keperluan lainnya kepada kaum kerabat mereka yang terasing di luar kota, seperti yang dilakukan oleh Hisyam bin Amr. Akhirnya bangkitlah beberapa pemuka Quraisy menghentikan pemboikotan itu. Dengan itu pulihlah kembali hubungan Bani Hasyim dan Bani Muththalib dengan orang Quraisy. Akan tetapi nasib pengikut-pengikut Nabi Muhammad SAW bukanlah menjadi baik bahkan orang-orang Quraisy lebih meningkatkan sikap permusuhan mereka.