Allah berfirman, "Dan berendah dirilah (tawadhu) kamu terhadap orang-orang yang beriman." (QS Al-Hijr: 88).
Pembahasan
Sikap tawadhu ini juga bahkan diwajibkan kepada para pemimpin di berbagai tingkatan seperti dijelas-kan pada Surat Asy-Syu’araa’ ayat 215, “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman”.
Oleh karena itu tawadhu atau kerendahan hati karena Allah bukanlah kehinaan, tetapi justru sebagai sikap meraih kemuliaan dan keselamatan dunia akhirat, seperti dijelaskan dalam Surat Al-Furqan ayat 63, “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan”.
Nabi SAW berkata, “Tidak akan masuk surga siapa yang dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sebesar zarrah”. (HR. Muslim).
Mudah-mudahan sifat tawadhu menjadi bagian dari diri kita, yang senantiasa menjaga hati dan pikiran agar selalu berada di jalan Allah. Sifat ini juga diharapkan memotivasi untuk terus menambah ilmu agar lebih memahami segala kekurangan dan menempatkan diri dalam ling-kungan secara proporsional.
Jawaban:
QS. Al Hijr.88
Penjelasan:
Allah berfirman, "Dan berendah dirilah (tawadhu) kamu terhadap orang-orang yang beriman." (QS Al-Hijr: 88).
Jawaban
(QS Al-Hijr : 88)
Allah berfirman, "Dan berendah dirilah (tawadhu) kamu terhadap orang-orang yang beriman." (QS Al-Hijr: 88).
Pembahasan
Sikap tawadhu ini juga bahkan diwajibkan kepada para pemimpin di berbagai tingkatan seperti dijelas-kan pada Surat Asy-Syu’araa’ ayat 215, “Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman”.
Oleh karena itu tawadhu atau kerendahan hati karena Allah bukanlah kehinaan, tetapi justru sebagai sikap meraih kemuliaan dan keselamatan dunia akhirat, seperti dijelaskan dalam Surat Al-Furqan ayat 63, “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan”.
Nabi SAW berkata, “Tidak akan masuk surga siapa yang dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sebesar zarrah”. (HR. Muslim).
Mudah-mudahan sifat tawadhu menjadi bagian dari diri kita, yang senantiasa menjaga hati dan pikiran agar selalu berada di jalan Allah. Sifat ini juga diharapkan memotivasi untuk terus menambah ilmu agar lebih memahami segala kekurangan dan menempatkan diri dalam ling-kungan secara proporsional.