Love2Solve
Sebelum saya menjawab lebih lanjut, agar lebih mudah maka perlu diketahui tata aturan menghitung bilangan oksidasi: 1. Untuk unsur gol. IA, maka akan memiliki biloks +1 dalam senyawanya, kecuali senyawa peroksida atau hidrida. 2. Gol IIA memiliki biloks +2, gol IIIA +3, gol VIA -2 dan golongan VIIA umumnya -1. 3. Jika ditotalkan, semua biloks untuk unsur penyusun senyawa netral = 0, sedangkan pada ion, total biloksnya setara dengan muatan ionnya. * Misalnya FeCl₃; biloks (Fe + 3 Cl) = nol * Pada SO₄²⁻; biloks (S + 4 O) = -2
------
1. Dapat digolongkan menjadi reaksi redoks, karena terdapat perubahan bilangan oksidasi pada unsur I dan Cl. Biloks I berubah dari -1 menjadi 0 (oksidasi) Biloks Cl berubah dari 0 menjadi -1 (reduksi)
(Karena jawaban akan sangat panjang, beberapa cara perhitungan biloks tidak saya tuliskan, tetapi saya berikan beberapa contohnya)
KI; K + I = 0 (+1) + I = 0 I = -1
I₂; 2 I = 0 I = 0
2. Termasuk reaksi redoks, karena terjadi perubahan bilangan oksidasi pada unsur Mn dan Br Biloks Mn berubah dari +4 menjadi +2 (reduksi) MnO₂; Mn + 2 O = 0 Mn + 2(-2) = 0 Mn = +4
MnBr₂; Mn + 2 Br = 0 Mn + 2(-1) = 0 Mn = +2
Biloks Br berubah dari -1 menjadi 0 (oksidasi) HBr; H + Br = 0 (+1) + Br = 0 Br = -1
Br₂; 2 Br = 0 Br = 0
3. Reaksi tidak tergolong sebagai reaksi redoks karena pada reaksi redoks terdapat unsur yang tereduksi dan unsur yang teroksidasi diikuti perubahan biloks. * Redoks = reduksi-oksidasi
4. Termasuk ke dalam reaksi redoks. Biloks Fe berubah dari +3 menjadi +2 (reduksi) Biloks Sn berubah dari +2 menjadi +4 (oksidasi)
5. Tidak tergolong ke dalam reaksi redoks, karena tidak ada unsur yang berubah bilangan oksidasinya. NB: untuk reaksi, bukan Co (logam kobalt), tetapi CO₂ (karbondioksida). Just in case saja.
1. Untuk unsur gol. IA, maka akan memiliki biloks +1 dalam senyawanya, kecuali senyawa peroksida atau hidrida.
2. Gol IIA memiliki biloks +2, gol IIIA +3, gol VIA -2 dan golongan VIIA umumnya -1.
3. Jika ditotalkan, semua biloks untuk unsur penyusun senyawa netral = 0, sedangkan pada ion, total biloksnya setara dengan muatan ionnya.
* Misalnya FeCl₃; biloks (Fe + 3 Cl) = nol
* Pada SO₄²⁻; biloks (S + 4 O) = -2
------
1. Dapat digolongkan menjadi reaksi redoks, karena terdapat perubahan bilangan oksidasi pada unsur I dan Cl.
Biloks I berubah dari -1 menjadi 0 (oksidasi)
Biloks Cl berubah dari 0 menjadi -1 (reduksi)
(Karena jawaban akan sangat panjang, beberapa cara perhitungan biloks tidak saya tuliskan, tetapi saya berikan beberapa contohnya)
KI; K + I = 0
(+1) + I = 0
I = -1
I₂; 2 I = 0
I = 0
2. Termasuk reaksi redoks, karena terjadi perubahan bilangan oksidasi pada unsur Mn dan Br
Biloks Mn berubah dari +4 menjadi +2 (reduksi)
MnO₂; Mn + 2 O = 0
Mn + 2(-2) = 0
Mn = +4
MnBr₂; Mn + 2 Br = 0
Mn + 2(-1) = 0
Mn = +2
Biloks Br berubah dari -1 menjadi 0 (oksidasi)
HBr; H + Br = 0
(+1) + Br = 0
Br = -1
Br₂; 2 Br = 0
Br = 0
3. Reaksi tidak tergolong sebagai reaksi redoks karena pada reaksi redoks terdapat unsur yang tereduksi dan unsur yang teroksidasi diikuti perubahan biloks.
* Redoks = reduksi-oksidasi
Biloks Cr tetap, bernilai +6
Na₂CrO₄; 2 Na + Cr + 4 O = 0
2(+1) + Cr + 4(-2) = 0
(+2) + Cr + (-8) = 0
Cr = +6
Na₂Cr₂O₇; 2 Na + 2 Cr + 7 O = 0
2(+1) + 2 Cr + 7(-2) = 0
(+2) + 2 Cr + (-14) = 0
Cr = +6
4. Termasuk ke dalam reaksi redoks.
Biloks Fe berubah dari +3 menjadi +2 (reduksi)
Biloks Sn berubah dari +2 menjadi +4 (oksidasi)
5. Tidak tergolong ke dalam reaksi redoks, karena tidak ada unsur yang berubah bilangan oksidasinya.
NB: untuk reaksi, bukan Co (logam kobalt), tetapi CO₂ (karbondioksida). Just in case saja.
SOLVED :)