Percakapan b.sunda 3 orang singkat tentang pelajaran
ilukman
Percakapan atau dialog dalam bahasa Sunda dikenal dengan istilah paguneman. Paguneman adalah percakapan atau dialog dua arah, saling tanya jawab atau saling menimpali, menggunakan kalimat langsung, antar dua orang atau lebih. Dilihat dari suasananya, ada dua jenis paguneman, yaitu paguneman resmi dan paguneman tidak resmi.
Contoh paguneman resmi adalah seperti diskusi atau dalam bahasa Sunda disebut sawala. Sedangkan contoh paguneman yang tidak resmi adalah seperti percakapan sehari-hari antar teman. Dalam paguneman terdapat aturan atau ketentuan yang perlu diperhatikan supaya paguneman dapat dimengerti dengan baik.
Aturan yang ada dalam paguneman tersebut adalah terkait dengan keras pelannya suara saat melakukan percakapan, tinggi rendahnya suara atau di dalam bahasa Sunda disebut "lentong", pilihan kata-kata yang digunakan dalam dialog, serta penjiwaan saat melakukan percakapan.
Jika melihat jawaban yang sudah ada untuk pertanyaan ini, percakapan tersebut dapat dimengerti, tetapi jika dilihat dari pilihan kata-kata yang digunakan, percakapan tersebut menggunakan ragam bahasa Sunda yang tidak konsisten. Dalam bahasa Sunda, pada dasarnya ada dua ragam bahasa, yaitu bahasa Sunda halus dan bahasa Sunda kasar/biasa atau sering juga disebut ragam bahasa "loma".
Dalam percakapan antar teman yang sudah akrab, biasanya digunakan ragam bahasa "loma". Di bawah ini adalah usulan perbaikan untuk jawaban yang sudah ada tersebut, dengan menggunakan ragam bahasa "loma" :
Amir : Bud!, anjeun ngarti henteu tadi pangajaran basa Sunda anu dijelaskeun ku Ibu Eda? Budi : Puguh henteu, kumaha nya?, pang ajarkeun atuh Mir? Cepi : Naon ieu teh? Amir : Eta Cep!, nu tadi tea geuning, pangajaran basa Sunda, urang duaan teu ngarti, ari anjeun ngarti henteu? Cepi : Ngarti atuh, padahal gampil da, engke atuh balik sakola ka imah kuring mun hayang di ajarkeun mah nya? Amir : Oh enya atuh, engke urang duaan ka imah anjeun nya, nuhun Cep! Cepi : Enya, sami-sami.
Contoh paguneman resmi adalah seperti diskusi atau dalam bahasa Sunda disebut sawala. Sedangkan contoh paguneman yang tidak resmi adalah seperti percakapan sehari-hari antar teman. Dalam paguneman terdapat aturan atau ketentuan yang perlu diperhatikan supaya paguneman dapat dimengerti dengan baik.
Aturan yang ada dalam paguneman tersebut adalah terkait dengan keras pelannya suara saat melakukan percakapan, tinggi rendahnya suara atau di dalam bahasa Sunda disebut "lentong", pilihan kata-kata yang digunakan dalam dialog, serta penjiwaan saat melakukan percakapan.
Jika melihat jawaban yang sudah ada untuk pertanyaan ini, percakapan tersebut dapat dimengerti, tetapi jika dilihat dari pilihan kata-kata yang digunakan, percakapan tersebut menggunakan ragam bahasa Sunda yang tidak konsisten. Dalam bahasa Sunda, pada dasarnya ada dua ragam bahasa, yaitu bahasa Sunda halus dan bahasa Sunda kasar/biasa atau sering juga disebut ragam bahasa "loma".
Dalam percakapan antar teman yang sudah akrab, biasanya digunakan ragam bahasa "loma". Di bawah ini adalah usulan perbaikan untuk jawaban yang sudah ada tersebut, dengan menggunakan ragam bahasa "loma" :
Amir : Bud!, anjeun ngarti henteu tadi pangajaran basa Sunda anu dijelaskeun ku Ibu Eda?
Budi : Puguh henteu, kumaha nya?, pang ajarkeun atuh Mir?
Cepi : Naon ieu teh?
Amir : Eta Cep!, nu tadi tea geuning, pangajaran basa Sunda, urang duaan teu ngarti, ari anjeun ngarti henteu?
Cepi : Ngarti atuh, padahal gampil da, engke atuh balik sakola ka imah kuring mun hayang di ajarkeun mah nya?
Amir : Oh enya atuh, engke urang duaan ka imah anjeun nya, nuhun Cep!
Cepi : Enya, sami-sami.