Perbedaan ajaran gereja luther,zwingli,calvin and anglikan apayaa?
Radesu
- Cara penyampainnya - Media penyampaiannya - Tekhnik penyampaiannya
1 votes Thanks 4
RivanUtama
Perbedaan Teologi Luther, Zwingli dan Calvin Perbedaan antara Teologi Luther, Zwingli dan Calvin lebih banyak dibandingkan dengan persamaannya, meskipun mereka sama-sama menolak ajaran dari gereja Katolik Roma. Salah satu dari perbedaan yang ada adalah pandangan mereka mengenai Perjamuan Kudus.
a. Martin Luther (1483-1546) Teologi Luther dipengaruhi oleh Augustinus dan teologinya berkembang di sebuah universitas. Hal ini dapat kita lihat dari 97 dalil yang ia keluarkan untuk menentang gereja Katolik Roma mengenai “Surat Penghapusan Siksa” yang ia diskusikan di universitas. Dalam tulisannya ini, Luther memperlihatkan pengaruh Augustinus. Teologi Luther, umumnya teologi Reformasi, biasanya diringkaskan dengan tiga ungkapan dalam bahasa Latin: sola gratia, sola fide dan sola Scriptura. Mengenai Kristologi:[2] pandangan Luther mengenai ajaran tentang Yesus bertolak dari kesatuan antara kemanusiaan dan keilahian Kristus, yang berarti bahwa bagi Luther kemanusiaan Kristus ditentukan oleh keilahian-Nya. Baptisan:[3] Luther menekankan kembali hubungan yang erat antara Sakramen dan Firman Allah. Menenai baptisan, Luther berpandangan bahwa Baptisan Kudus merupakan tanda yang ditetapkan Allah untuk memeteraikan janji-Nya sebagai pengampunan dosa manusia. Namun, Luther tetap mempertahankan bahwa percaya akan janji Allah perlu, karena hanya dalam iman orang dapat menikmati pengampunan yang dijanjikan dalam baptisan. Luther menyetujui Baptisan Anak, dan ia berpandangan bahwa tidak perlu orang mempunyai iman yang matang untuk menerima baptisan, sebab bukan imanlah yang menjadikan baptisan efektif, melainkan janji Allah. Perjamuan Kudus:[4] Luther menolak doktrin Katolik Roma mengenai transsubstansiasi[5], tetapi tetap percaya akan kehadiran yang nyata dari tubuh dan darah Kristus “di bawah” roti dan anggur dalam Perjamuan Kudus. Luther lebih menonjolkan iman dalam Perjamuan Kudus. Bagi Luther Perjamuan Kudus adalah tanda nyata bahwa keselamatan yang dijanjikan dalam Firman mengenai penebusan dosa oleh Kristus pada kayu salib, benar-benar diberikan kepada orang yang menyerahkan diri dalam iman kepada Allah yang rahmani. Tanpa iman, Perjamuan Kudus menjadi tanda keselamatan yang tidak efektif. Gereja dan negara:[6] Luther melihat hubungan antara gereja dan negara sangat mempengaruhi pemerintah dalam kehidupan gereja. Menurutnya sebaiknya raja diikutsertakan sebagai orang partikelir dalam pimpinan gereja demi mencegah bahaya timbulnya kasta iman tersendiri yang hierarkis. Jadi, baginya yang terpenting adalah sekali-kali bukanlah pengaturan hubungan antara gereja dan Negara.
b. Ulrich Zwingli (1484-1531)[7] Zwingli pernah menjadi pastor Gereja Katolik Roma di Glarus. Ia adalah murid dari Erasmus, namun dalam pekerjaannya itu, ia lebih banyak dipengaruhi oleh Augustinus. Zwingli berpendapat bahwa suatu doktrin tidak boleh berlawanan dengan akal. Hal ini dapat kita bandingkan dengan teologi Luther yang kurang menekankan peranan akal dalam teologinya. Baptisan: dalam salah satu karyanya, Zwingli menulis buku berjudul Baptisan, Baptisan Ulang dan Baptisan Anak. Di dalamnya ia membela dilakukannya baptisan anak, baginya baptisan anak merupakan tanda perjanjian, dan perjanjian meliputi seluruh keluarga bukan hanya oknum-oknum tertentu. Namun, meskipun ia mempertahankan baptisan anak, Zwingli (berlainan dengan Luther) menolak kepercayan Katolik Roma, bahwa baptisan, juga baptisan anak memberikan kelahiran baru dan pengampunan dosa. Ia berpendapat bahwa baptisan merupakan tanda luar dari iman kita. Lebih lanjut Zwingli berpandangan bahwa sakramen (baptisan) adalah tindakan simbolis, yang menunjuk kepada keselamatan yang diberikan Kristus dan yang dipakai oleh orang-orang percaya untuk memperingati dan untuk menyatakan iman mereka. Mengenai Perjamuan Kudus: Zwingli menolak kehadiran yang nyata dari tubuh dan darah Kristus, ia menegaskan bahwa roti dan anggur hanya lambang dari tubuh dan darah Kristus. Bagi Zwingli Perjamuan Kudus merupakan peringatan pengucapan syukur, pada waktu mana kita memperingati karya Kristus di kayu salib. Ia juga berpendapat, bahwa “tubuh” dan “darah” adalah lambang untuk keselamatan yang diperoleh Kristus dengan tubuh dan darah-Nya di kayu salib.[8] Gereja dan negara: Zwingli tidak begitu menaruh perhatian yang khusus pada peranan negara dalam gereja sebagaimana pandangan Luther. Ketika ia diangkat menjadi imam di wilayah Glarus tahun 1516, ia menentang praktek perdagangan tentara bayaran yang dilakukan pemerintah Swis. Menurutnya praktek-praktek ini tidak bermoral dan Zwingli mengkritik hal ini dengan khotbah-khotbah yang ia utarakan.
- Media penyampaiannya
- Tekhnik penyampaiannya
Perbedaan antara Teologi Luther, Zwingli dan Calvin lebih banyak dibandingkan dengan persamaannya, meskipun mereka sama-sama menolak ajaran dari gereja Katolik Roma. Salah satu dari perbedaan yang ada adalah pandangan mereka mengenai Perjamuan Kudus.
a. Martin Luther (1483-1546)
Teologi Luther dipengaruhi oleh Augustinus dan teologinya berkembang di sebuah universitas. Hal ini dapat kita lihat dari 97 dalil yang ia keluarkan untuk menentang gereja Katolik Roma mengenai “Surat Penghapusan Siksa” yang ia diskusikan di universitas. Dalam tulisannya ini, Luther memperlihatkan pengaruh Augustinus. Teologi Luther, umumnya teologi Reformasi, biasanya diringkaskan dengan tiga ungkapan dalam bahasa Latin: sola gratia, sola fide dan sola Scriptura.
Mengenai Kristologi:[2] pandangan Luther mengenai ajaran tentang Yesus bertolak dari kesatuan antara kemanusiaan dan keilahian Kristus, yang berarti bahwa bagi Luther kemanusiaan Kristus ditentukan oleh keilahian-Nya.
Baptisan:[3] Luther menekankan kembali hubungan yang erat antara Sakramen dan Firman Allah. Menenai baptisan, Luther berpandangan bahwa Baptisan Kudus merupakan tanda yang ditetapkan Allah untuk memeteraikan janji-Nya sebagai pengampunan dosa manusia. Namun, Luther tetap mempertahankan bahwa percaya akan janji Allah perlu, karena hanya dalam iman orang dapat menikmati pengampunan yang dijanjikan dalam baptisan. Luther menyetujui Baptisan Anak, dan ia berpandangan bahwa tidak perlu orang mempunyai iman yang matang untuk menerima baptisan, sebab bukan imanlah yang menjadikan baptisan efektif, melainkan janji Allah.
Perjamuan Kudus:[4] Luther menolak doktrin Katolik Roma mengenai transsubstansiasi[5], tetapi tetap percaya akan kehadiran yang nyata dari tubuh dan darah Kristus “di bawah” roti dan anggur dalam Perjamuan Kudus. Luther lebih menonjolkan iman dalam Perjamuan Kudus. Bagi Luther Perjamuan Kudus adalah tanda nyata bahwa keselamatan yang dijanjikan dalam Firman mengenai penebusan dosa oleh Kristus pada kayu salib, benar-benar diberikan kepada orang yang menyerahkan diri dalam iman kepada Allah yang rahmani. Tanpa iman, Perjamuan Kudus menjadi tanda keselamatan yang tidak efektif.
Gereja dan negara:[6] Luther melihat hubungan antara gereja dan negara sangat mempengaruhi pemerintah dalam kehidupan gereja. Menurutnya sebaiknya raja diikutsertakan sebagai orang partikelir dalam pimpinan gereja demi mencegah bahaya timbulnya kasta iman tersendiri yang hierarkis. Jadi, baginya yang terpenting adalah sekali-kali bukanlah pengaturan hubungan antara gereja dan Negara.
b. Ulrich Zwingli (1484-1531)[7]
Zwingli pernah menjadi pastor Gereja Katolik Roma di Glarus. Ia adalah murid dari Erasmus, namun dalam pekerjaannya itu, ia lebih banyak dipengaruhi oleh Augustinus. Zwingli berpendapat bahwa suatu doktrin tidak boleh berlawanan dengan akal. Hal ini dapat kita bandingkan dengan teologi Luther yang kurang menekankan peranan akal dalam teologinya.
Baptisan: dalam salah satu karyanya, Zwingli menulis buku berjudul Baptisan, Baptisan Ulang dan Baptisan Anak. Di dalamnya ia membela dilakukannya baptisan anak, baginya baptisan anak merupakan tanda perjanjian, dan perjanjian meliputi seluruh keluarga bukan hanya oknum-oknum tertentu. Namun, meskipun ia mempertahankan baptisan anak, Zwingli (berlainan dengan Luther) menolak kepercayan Katolik Roma, bahwa baptisan, juga baptisan anak memberikan kelahiran baru dan pengampunan dosa. Ia berpendapat bahwa baptisan merupakan tanda luar dari iman kita. Lebih lanjut Zwingli berpandangan bahwa sakramen (baptisan) adalah tindakan simbolis, yang menunjuk kepada keselamatan yang diberikan Kristus dan yang dipakai oleh orang-orang percaya untuk memperingati dan untuk menyatakan iman mereka.
Mengenai Perjamuan Kudus: Zwingli menolak kehadiran yang nyata dari tubuh dan darah Kristus, ia menegaskan bahwa roti dan anggur hanya lambang dari tubuh dan darah Kristus. Bagi Zwingli Perjamuan Kudus merupakan peringatan pengucapan syukur, pada waktu mana kita memperingati karya Kristus di kayu salib. Ia juga berpendapat, bahwa “tubuh” dan “darah” adalah lambang untuk keselamatan yang diperoleh Kristus dengan tubuh dan darah-Nya di kayu salib.[8]
Gereja dan negara: Zwingli tidak begitu menaruh perhatian yang khusus pada peranan negara dalam gereja sebagaimana pandangan Luther. Ketika ia diangkat menjadi imam di wilayah Glarus tahun 1516, ia menentang praktek perdagangan tentara bayaran yang dilakukan pemerintah Swis. Menurutnya praktek-praktek ini tidak bermoral dan Zwingli mengkritik hal ini dengan khotbah-khotbah yang ia utarakan.