October 2018 1 15 Report
Penyiar : "Selamat malam para pendengar Radio Dua Duta di mana pun Anda berada. Jumpa lagi dengan Gita Paramita di acara dialog interaktif menjadi usahawan sukses. Para pendengar di rumah, jika kita minum kopi rasanya kurang pas jika tanpa gula. Memang dua unsur tersebut tidak dapat dipisahkan. Sesuai dengan uraian saya tersebut di studio telah hadir Ibu Nuraini dan Bapak Sugiyo. Mereka berdua adalah wirausahawan sukses di bidang agrobisnis pangan. Ibu Nuraini adalah wirausahawati kopi robusta, adapun Bapak Sugiyo adalah wirausahawan gula. Pendengar di rumah dapat berpartisipasi dalam dialog interaktif ini dengan menghubungi nomor (021) 637300. Baiklah akan Gita perkenalkan narasumber kita pada malam hari ini. Selamat malam Ibu Nuraini dan Bapak Sugiyo!"

Ibu Nuraini : "Selamat malam Mbak Gita dan para pendengar di rumah!"

Bapak Sugiyo : "Selamat malam!"

Penyiar : "Bagaimana asal mula Bapak dan Ibu dapat menekuni usaha

ini?"

Bapak Sugiyo : "Usaha ini saya mulai pada tahun 1998. Ketika itu kondisi

perekonomian bangsa baru terpuruk akibat krisis moneter.

Tanpa sengaja saya mendengar siaran radio tentang kiat-kiat

usaha di masa krisis. Dijelaskan bahwa usaha bisa diawali

dengan memanfaatkan potensi yang ada di sekitar kita. Saya

lalu berpikir bahwa di sekeliling saya ada banyak tanaman

kelapa dan empon-empon yang bisa saya olah. Sejak saat itu

saya mencoba membuat gula pasir dari air nira tersebut."

Penyiar : "Bagaimana dengan Ibu?"

Ibu Nuraini : "Pada tahun 2000 saya memulai mencoba memperbarui produk

kopi robusta Sumbawa. Sebelumnya kopi robusta asal Batu

Lantek tidak berkembang karena selama ini proses pengerjaan

biji kopi amat sederhana. Biji kopi hanya disangrai sampai

gosong dan menghitam. Ini membuat cita rasa kafeinnya hilang

dan seakan-akan kita hanya meminum arangnya kopi itu. Saya

mencoba memperbarui hal tersebut mulai dari proses

pascapanen, pengolahan, hingga bentuk kemasannya, agar

konsumen tertarik membeli produk kopi yang tak hanya

merangsang bau kopinya, tapi juga enak diminum."

Penyiar : "Apa merek dagang yang Anda berikan untuk produk Anda ini?"

Bapak Sugiyo : "Saya memberi nama 'Gula Semut'."

Penyiar : "Unik sekali nama yang Anda berikan!"

Bapak Sugiyo : "Iya, karena bentuk gula ini berwujud butiran-butiran halus,

serupa tumpukan semut. Saya memilih kata semut agar

mudah diingat orang."

Penyiar : "Apa merek dagang yang Ibu berikan untuk produk kopi ini?"

Ibu Nuraini : "Kopi Organik Murni."

Penyiar : "Apakah Ibu menggunakan pupuk organik untuk budidaya

pohon kopi tersebut?"

Ibu Nuraini : "Iya. Kopi tersebut bebas penggunaan pupuk dan obat-obatan

kimia karena budidayanya memakai pupuk organik."

Penyiar : "Bagaimana proses pengolahan gula semut dan kopi robusta

ini?"

Bapak Sugiyo : "Pertama-tama air nira direbus. Setelah terbentuk bentuk dasar

dari gula tersebut yang berupa butiran halus, baru saya

mencampurnya dengan sari empon-empon."

Penyiar : "Bagaimana dengan Ibu?"

Ibu Nuraini : "Butiran biji kopi yang warnanya berbeda seperti merah atau

cokelat dipilah-pilah sesuai dengan warna dan ukurannya. Biji

kopi itu dicuci hingga bersih dan dijemur dua – tiga hari agar

benar-benar kering. Biji kopi kering tersebut disangrai selama

dua jam, barulah kopi ditumbuk dan diayak dengan alat yang

sudah distandarkan."


Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2025 KUDO.TIPS - All rights reserved.