Rizqia
1. Suhu permukaan laut sekurang-kurangnya 26.5 C hingga ke kedalaman 60 meter 2. Kondisi atmosfer yang tidak stabil yang memungkinkan terbentuknya awan Cumulonimbus. Awan-awan ini, yang merupakan awan-awan guntur, dan merupakan penanda wilayah konvektif kuat, adalah penting dalam perkembangan siklon tropis. 3. Atmosfer yang relatif lembab di ketinggian sekitar 5 km. Ketinggian ini merupakan atmosfer paras menengah, yang apabila dalam keadaan kering tidak dapat mendukung bagi perkembangan aktivitas badai guntur di dalam siklon. 4. Berada pada jarak setidaknya sekitar 500 km dari katulistiwa. Meskipun memungkinkan, siklon jarang terbentuk di dekat ekuator. 5. Gangguan atmosfer di dekat permukaan bumi berupa angin yang berpusar yang disertai dengan pumpunan angin. 6. Perubahan kondisi angin terhadap ketinggian tidak terlalu besar. Perubahan kondisi angin yang besar akan mengacaukan proses perkembangan badai guntur.
1 votes Thanks 5
Erni601. Suhu permukaan laut sekurang-kurangnya 26.5 C hingga ke kedalaman 60 meter 2. Kondisi atmosfer yang tidak stabil yang memungkinkan terbentuknya awan Cumulonimbus. Awan-awan ini, yang merupakan awan-awan guntur, dan merupakan penanda wilayah konvektif kuat, adalah penting dalam perkembangan siklon tropis. 3. Atmosfer yang relatif lembab di ketinggian sekitar 5 km. Ketinggian ini merupakan atmosfer paras menengah, yang apabila dalam keadaan kering tidak dapat mendukung bagi perkembangan aktivitas badai guntur di dalam siklon. 4. Berada pada jarak setidaknya sekitar 500 km dari katulistiwa. Meskipun memungkinkan, siklon jarang terbentuk di dekat ekuator. 5. Gangguan atmosfer di dekat permukaan bumi berupa angin yang berpusar yang disertai dengan pumpunan angin. 6. Perubahan kondisi angin terhadap ketinggian tidak terlalu besar. Perubahan kondisi angin yang besar akan mengacaukan proses perkembangan badai guntur.
26.5 C hingga ke kedalaman 60 meter
2. Kondisi atmosfer yang tidak stabil yang
memungkinkan terbentuknya awan
Cumulonimbus. Awan-awan ini, yang
merupakan awan-awan guntur, dan
merupakan penanda wilayah konvektif kuat,
adalah penting dalam perkembangan siklon
tropis.
3. Atmosfer yang relatif lembab di ketinggian
sekitar 5 km. Ketinggian ini merupakan
atmosfer paras menengah, yang apabila
dalam keadaan kering tidak dapat
mendukung bagi perkembangan aktivitas
badai guntur di dalam siklon.
4. Berada pada jarak setidaknya sekitar 500
km dari katulistiwa. Meskipun
memungkinkan, siklon jarang terbentuk di
dekat ekuator.
5. Gangguan atmosfer di dekat permukaan
bumi berupa angin yang berpusar yang
disertai dengan pumpunan angin.
6. Perubahan kondisi angin terhadap
ketinggian tidak terlalu besar. Perubahan
kondisi angin yang besar akan mengacaukan
proses perkembangan badai guntur.
26.5 C hingga ke kedalaman 60 meter
2. Kondisi atmosfer yang tidak stabil yang
memungkinkan terbentuknya awan
Cumulonimbus. Awan-awan ini, yang
merupakan awan-awan guntur, dan
merupakan penanda wilayah konvektif kuat,
adalah penting dalam perkembangan siklon
tropis.
3. Atmosfer yang relatif lembab di ketinggian
sekitar 5 km. Ketinggian ini merupakan
atmosfer paras menengah, yang apabila
dalam keadaan kering tidak dapat
mendukung bagi perkembangan aktivitas
badai guntur di dalam siklon.
4. Berada pada jarak setidaknya sekitar 500
km dari katulistiwa. Meskipun
memungkinkan, siklon jarang terbentuk di
dekat ekuator.
5. Gangguan atmosfer di dekat permukaan
bumi berupa angin yang berpusar yang
disertai dengan pumpunan angin.
6. Perubahan kondisi angin terhadap
ketinggian tidak terlalu besar. Perubahan
kondisi angin yang besar akan mengacaukan
proses perkembangan badai guntur.