MichaelGabriel
Kifosis merupakan salah satu bentuk kelainan yang terjadi pada tulang belakang manusia. Ciri-ciri kifosis ditandai dengan bentuk punggung yang tidak normal dan melengkung ke belakang lebih dari 50 derajat. Istilah kifosis dikenal oleh awam sebagai bungkuk. Kifosis dapat menyebabkan beberapa masalah, tidak hanya postur tubuh yang membungkuk, namun juga beberapa gejala lainnya seperti nyeri punggung, kelelahan otot dan kekakuan di bagian belakang punggung. Dan pada kasus yang parah, kifosis dapat mempengaruhi paru-paru, saraf, dan organ lainnya, sehingga menyebabkan rasa sakit dan mempengaruhi kualitas hidup. Kifosis adalah kondisi punggung bagian atas yang melengkung atau bungkuk. Sedikit melengkung masih dapat dikatakan normal, tetapi kifosis merupakan istilah yang biasanya mengacu pada melengkung yang sudah sangat parah, yaitu lebih dari 50 derajat. Kondisi kelainan ini juga sering disebut bungkuk. Dengan kifosis, tulang belakang mungkin terlihat normal, atau dapat terlihat seperti terdapat punuk. Kifosis dapat terjadi sebagai akibat dari masalah perkembangan, penyakit degeneratif, seperti radang sendi tulang belakang, osteoporosis dengan fraktur kompresi vertebra, atau trauma pada tulang belakang. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi semua umur. Kifosis ringan dapat menyebabkan beberapa masalah. Tetapi pada kasus yang parah dapat mempengaruhi paru-paru, saraf, dan organ lainnya, sehingga menyebabkan rasa sakit dan masalah lainnya. Pengobatan untuk kifosis tergantung pada usia, penyebab kelengkungan, dan dampaknya. Kifosis postural Biasanya dapat diobati dengan terapi fisik untuk membantu memperkuat otot-otot punggung dan memperbaiki postur tubuh. Penghilang rasa sakit ringan dan obat antiinflamasi juga dapat membantu mengurangi gejala. Bungkuknya punggung tidak menyebabkan komplikasi yang lebih serius. Pembedahan tidak diperlukan untuk kifosis postural.Kifosis scheuermaan Pada awalnya biasanya diobati dengan kombinasi latihan dan terapi fisik dan pengobatan nyeri pinggang serta antiinflamasi. Jika kifosis terus berkembang, dapat menggunakan penyangga tulang. Seperti rekomendasi dokter, penyangga sebaiknya digunakan untuk punggung yang melengkung hingga kurang lebih 45 derajat dan dapat terus digunakan hingga kondisi mulai normal. Dalam beberapa kasus, pembedahan dianjurkan untuk kifosis scheuermaan. Indikasi untuk operasi meliputi kurva lebih dari 75 derajat, nyeri yang tidak terkontrol, dan kelainan syaraf, jantung, dan paru-paru. Penyebab Penyebab Penyebab kyphosis tergantung pada jenis kifosis. Kifosis dapat terjadi sebagai akibat dari masalah perkembangan, penyakit degeneratif, seperti radang sendi tulang belakang, osteoporosis dengan fraktur kompresi vertebra, atau trauma pada tulang belakang. beberapa penyebab di antaranya adalah OsteoporosisDegenerative arthritis of the spineAnkylosing spondylitisConnective tissue disordersTuberkulosis dan infeksi tulang belakang lain, yang dapat mengakibatkan kerusakan sendiKanker atau tumor jinak yang menimpa pada tulang belakang dan memaksa tulang keluar dari posisiSpina bifidaKondisi yang menyebabkan paralisis, seperti cerebral palsy, polio, dan kaku tulang tulang belakaGejala Gejala kifosis mungkin termasuk: Postur bungkukNyeri punggung ringanKekakuan atau nyeri spinalKelelahanPada kasus ringan, kifosis mungkin tidak menunjukkan tanda atau gejala nyata. Penanganan Pengobatan kifosis tergantung pada penyebab, kondisi, tanda, dan gejala yang muncul. Salah satu pilihan pengobatan adalah dengan latihan untuk memperkuat otot punggung. Atau untuk kondisi kifosis yang cukup parah maka dapat juga dikoreksi dengan operasi.Pengobatan kifosis bawaan umumnya dilakukan pada saat penderita masih balita. Hal ini karena kifosis disebabkan oleh adanya kelainan pada tulang belakang saat bayi masih dalam janin ibu. Pembedahan sebaiknya dilakukan seawal mungkin untuk membantu mencegah kondisi kifosis bertambah parah.Terapi osteoporosis diperlukan untuk mencegah terjadinya fraktur di kemudian hari pada kasus kifosis yang disebabkan oleh osteoporosis. Terapi lain seperti olahraga, pengaturan pola makan dan asupan nutrisi dengan mengkonsumsi susu berkalsium tinggi dua kali sehari atau sesuai dengan jumlah harian yang direkomendasikan setiap hari juga dapat memperlambat atau menghentikan progresifitas osteoporosis. Namun untuk kasus kifosis yang parah, pembedahan merupakan pilihan terapi.