Kapak persegi adalah alat dibuat dari batu berbentuk persegi. Asal-usul kapak peregi bermula saat migrasi bangsa Asia ke Indonesia. Nama kapak persegi diberikan oleh Von Heine Geldern dengan memperhatikan penampang dari alat-alatnya, yang kadang kala berbentuk persegi panjang atau trapesium. Di Indonesia bagian barat: pulau sumatera, jawa dan Bali didapatkan kapak persegi, tetapi di Indonesia bagian timur, sedikit ditemukan dengan pembuatan kasar... Tempat-tempat kapak persegi diketemukan di dekat Lahat (Palembang) , Bogor, Sukabumi, Karawang dan Tasikmalaya, Pacitan (Jawa Timur). Diketemukan juga chalcedon (batu yang indah) dibuat sangat indah dan halus, sehinga batu itu mungkin sebagian tanda kebesaran atau alat upacara. Sejenis dengan kapak persegi dinamakan “kapak bahu”. (Asmito,1988 : 14-15) Meskipun namanya kapak persegi, tidak semua kapak persegi berbentuk kapak, ada juga yang berbentuk pacul dan ada juga yang termasuk jenis tarah, tarah ini digunakan untuk membuat alat dari kayu. Semua alat ini berbentuk sedikit melengkung dan bertangkai. Hal ini berbeda pada saat zaman-zaman sebelumnya yang alat-alatnya biasanya tanpa tangkai sehingga hanya cukup digenggam saja. Macam-Macam Kapak Persegi a. Kapak Bahu Sederhana Kapak bahu sederhana merupakan kapak salah satu jenis kapak persegi yang dibuat manusia prasejarah zaman neolithikum yang tangkainya kasar. Persebaran kapak bahu sederhana banyak ditemukan didaratan Asia termasuk Indonesia. Di Indonesia, peninggalan kapak bahu sederhana terdapat di situs Kalumpang yang berada di daerah Mamuju, Sulawesi Barat. b. Kapak Tangga Disebut beliung tangga karena permukaam atas beliung dibuat lebih rendah, oleh karena itu bentuknya menjadi seperti tangga. Persebaran beliung ini terdapat asia timur, yaitu di Taiwan. Di Indonesia persebaran beliung ini terdapat di daerah Sulawesi. c. Kapak Biola Beliung ini menyerupai biola yang sisi kiri dan kanan kapaknya sedikit cekung. Persebaran Beliung Biola terdapat di Asia Timur. Persebaran di Indonesia hanya di daearah Kalumpang sama halnya kapak bahu sederhana. d. Kapak Atap Beliung ini membentuk trapesium. Kapak atap ini terebar di pulau Jawa yaitu di daerah Jawa Timur dan juga ditemukan di kepulauan Bali. e. Kapak Penarah Di Indonesia, peninggalan beliung diketemukam di daerah Jawa Timur dan Bali. Untuk daerah selain Indonesia, kapak ini terdapat di Selandia Baru.
2. Kapak Lonjong
Kapak lonjong juga merupakan salah satu peninggalan dari zaman Neolitikum. Kebudayaan kapak ini diperkirakan lebih tua daripada kapak persegi. Dinamakan kapak lonjong karena mempunyai bentuk lonjong seperti telur. Selain itu kapak lonjong memiliki ujung yang runcing, namun tidak seruncing mata panah. Pada umumnya kapak lonjong ini dibuat dari batu kali yang berwarna kehitaman dan mempunyai tingkat kekerasan tertentu, seperti yang masih digunakan di daerah Papua. Sedangkan ukuran-ukuran dari kapak ini berbeda-beda, yang besar disebut welzenbeil dan kapak yang kecil disebut dengan kleinbeil. Kapak lonjong mempunyai fungsi yang hampir sama dengan kapak persegi. Diantaranya kapak lonjong yang berukuran besar ini digunakan untuk memotong makanan dan sebagai pekakas. Sedangkan kapak lonjong yang berukuran kecil digunakan untuk benda wasiat dan upacara. Daerah penemuan kapak lonjong di Indonesia, hanya terbatas di daaerah bagian timur, yaitu Sulawesi, Sangihe Talaud, Flores, Maluku, Leti, Tanimbar, dan Papua. Di Serawak yaitu di Gua Niah, kapak lonjong juga di temukan. Dari tempat-tempat yang disebutkan itu, hanya sedikit yang diperoleh dari penggalian arkeologi, kecuali di Serawak dan Kalumpang di Sulawesi Tengah. Suatu hal yang agak menyulitkan tentang penelitian kepurbakalaan ini adalah karena alat semacam ini masih dibuat di pedalaman Pulau Papua. Tidaklah mustahil temuan-temuan lepas di beberapa tempat di bagian timur Indonesia tu adalah hasil pengaruh dari Papua yang mencapai tampat-tempat tersebut
Kapak persegi adalah alat dibuat dari batu berbentuk persegi. Asal-usul kapak peregi bermula saat migrasi bangsa Asia ke Indonesia. Nama kapak persegi diberikan oleh Von Heine Geldern dengan memperhatikan penampang dari alat-alatnya, yang kadang kala berbentuk persegi panjang atau trapesium. Di Indonesia bagian barat: pulau sumatera, jawa dan Bali didapatkan kapak persegi, tetapi di Indonesia bagian timur, sedikit ditemukan dengan pembuatan kasar... Tempat-tempat kapak persegi diketemukan di dekat Lahat (Palembang) , Bogor, Sukabumi, Karawang dan Tasikmalaya, Pacitan (Jawa Timur). Diketemukan juga chalcedon (batu yang indah) dibuat sangat indah dan halus, sehinga batu itu mungkin sebagian tanda kebesaran atau alat upacara. Sejenis dengan kapak persegi dinamakan “kapak bahu”. (Asmito,1988 : 14-15)
Meskipun namanya kapak persegi, tidak semua kapak persegi berbentuk kapak, ada juga yang berbentuk pacul dan ada juga yang termasuk jenis tarah, tarah ini digunakan untuk membuat alat dari kayu. Semua alat ini berbentuk sedikit melengkung dan bertangkai. Hal ini berbeda pada saat zaman-zaman sebelumnya yang alat-alatnya biasanya tanpa tangkai sehingga hanya cukup digenggam saja.
Macam-Macam Kapak Persegi
a. Kapak Bahu Sederhana
Kapak bahu sederhana merupakan kapak salah satu jenis kapak persegi yang dibuat manusia prasejarah zaman neolithikum yang tangkainya kasar. Persebaran kapak bahu sederhana banyak ditemukan didaratan Asia termasuk Indonesia. Di Indonesia, peninggalan kapak bahu sederhana terdapat di situs Kalumpang yang berada di daerah Mamuju, Sulawesi Barat.
b. Kapak Tangga
Disebut beliung tangga karena permukaam atas beliung dibuat lebih rendah, oleh karena itu bentuknya menjadi seperti tangga. Persebaran beliung ini terdapat asia timur, yaitu di Taiwan. Di Indonesia persebaran beliung ini terdapat di daerah Sulawesi.
c. Kapak Biola
Beliung ini menyerupai biola yang sisi kiri dan kanan kapaknya sedikit cekung. Persebaran Beliung Biola terdapat di Asia Timur. Persebaran di Indonesia hanya di daearah Kalumpang sama halnya kapak bahu sederhana.
d. Kapak Atap
Beliung ini membentuk trapesium. Kapak atap ini terebar di pulau Jawa yaitu di daerah Jawa Timur dan juga ditemukan di kepulauan Bali.
e. Kapak Penarah
Di Indonesia, peninggalan beliung diketemukam di daerah Jawa Timur dan Bali. Untuk daerah selain Indonesia, kapak ini terdapat di Selandia Baru.
2. Kapak Lonjong
Kapak lonjong juga merupakan salah satu peninggalan dari zaman Neolitikum. Kebudayaan kapak ini diperkirakan lebih tua daripada kapak persegi. Dinamakan kapak lonjong karena mempunyai bentuk lonjong seperti telur. Selain itu kapak lonjong memiliki ujung yang runcing, namun tidak seruncing mata panah. Pada umumnya kapak lonjong ini dibuat dari batu kali yang berwarna kehitaman dan mempunyai tingkat kekerasan tertentu, seperti yang masih digunakan di daerah Papua. Sedangkan ukuran-ukuran dari kapak ini berbeda-beda, yang besar disebut welzenbeil dan kapak yang kecil disebut dengan kleinbeil.
Kapak lonjong mempunyai fungsi yang hampir sama dengan kapak persegi. Diantaranya kapak lonjong yang berukuran besar ini digunakan untuk memotong makanan dan sebagai pekakas. Sedangkan kapak lonjong yang berukuran kecil digunakan untuk benda wasiat dan upacara.
Daerah penemuan kapak lonjong di Indonesia, hanya terbatas di daaerah bagian timur, yaitu Sulawesi, Sangihe Talaud, Flores, Maluku, Leti, Tanimbar, dan Papua. Di Serawak yaitu di Gua Niah, kapak lonjong juga di temukan. Dari tempat-tempat yang disebutkan itu, hanya sedikit yang diperoleh dari penggalian arkeologi, kecuali di Serawak dan Kalumpang di Sulawesi Tengah. Suatu hal yang agak menyulitkan tentang penelitian kepurbakalaan ini adalah karena alat semacam ini masih dibuat di pedalaman Pulau Papua. Tidaklah mustahil temuan-temuan lepas di beberapa tempat di bagian timur Indonesia tu adalah hasil pengaruh dari Papua yang mencapai tampat-tempat tersebut