atahilahrestu
Peternakan ikan yang membudidayakan ikan tertentu bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Biasanya pembudidayaan dilakukan di tambak, sungai yang diperangkap dengan jaring dan masih banyak lagi
0 votes Thanks 1
norjanah1908Secara garis besar, ada empat teknik produksi untuk budidaya udang, yaitu tradisional atau yang dikenal juga dengan nama ekstensif, semi-intensif, intensif dan ultra-intensif atau yang dikenal juga dengan nama fully-integrated system, yang di Indonesia kita kenal dengan nama Tambak Inti Rakyat. Pada dasarnya penentuan teknik produksi ini ditentukan oleh banyaknya penyebaran benih dan sistem manajemennya. Di Indonesia sendiri saat ini sebenarnya yang paling banyak adalah petambak tradisional / ekstensif, namun jumlah produksinya jauh lebih rendah dibandingkan dengan yang semi-intesif dan intensif. Salah satu penyebabnya adalah petambak tradisional / ekstensif sangat bergantung pada alam dan tidak ada pemberantasan hama sehingga produktivitasnya rendah. Namun pada saat ini sudah ada juga petambak tradisional yang mulai memakai pupuk di tambaknya sehingga produktivitasnya agak sedikit meningkat. Tabel di bawah ini memberikan gambaran umum perbedaan untuk tiga teknik produksi yang dibuat berdasarkan hasil kajian lapangan dan informasi dari berbagai sumber: Tradisional/Ekstensif Semi-intensif Intensif Ukuran kolam (ha) 1 – 10 1 – 2 0,1 – 1 Benur Alami & buatan Buatan Buatan Padat tebar (per m²) 1 – 3 3 – 10 10 – 50 Asal benih Tangkapan & hatchery Tangkapan & hatchery Hatchery Pakan Alami Alami & formula Formula Pupuk Tidak & pakai Pakai Pakai Aerator Tidak Pakai Pakai Keragaman Monokultur & polikultur dengan ikan (misalnya bandeng) Monokultur Monokultur Gambaran umum petambak tradisional atau ekstensif Petambak tradisional biasanya membuat tambaknya di daerah pesisir. Kebanyakan dari mereka belajar cara bertambak secara otodidak, hanya sedikit yang pernah mengikuti pelatihan. Modal untuk usaha tambak biasanya dari modal sendiri karena susah atau tidak punya akses untuk mendapatkan pinjaman dari bank. Biaya operasional yang dibutuhkan juga tidak terlalu besar karena tidak terlalu banyak memakai tenaga kerja dan peralatan. Karena tidak memakai aerator, biasanya pertukaran air bergantung pada kondisi air pasang. Keadaan ini membuat kolam mereka cukup rentan jika cuaca buruk (banjir atau curah hujan yang berlebihan). Petambak yang benar-benar tradisional menggunakan benih dan pakan dari alam, sedangkan yang sudah masuk kategori ekstensif memakai benih dari alam dan hatchery. Gambaran umum petambak semi-intensif Secara garis besar biaya operasional petambak ini lebih besar dari petambak ekstensif karena jumlah pekerjanya lebih banyak, harus membeli bahan bakar untuk aerator dan sebagainya. Boleh dikatakan tambak semi-intensif adalah perbaikan dari tambak ekstensif, pengolahan airnya lebih baik, jika air pasang naik sebagian air kolam digantikan dengan air baru sehingga kualitas airnya lebih terjaga. Karena padat tebarnya lebih besar dari ekstensif, maka dibutuhkan pakan yang diformulasikan untuk meningkatkan makanan alami di kolam. Gambaran umum petambak intensif Petambak jenis ini membutuhkan modal yang cukup besar karena harus membuat konstruksi untuk kolam dan membeli semua peralatan yang dibutuhkan serta tenaga kerja yang ahli di bidangnya. Dengan ukuran kolam yang tidak terlalu besar dan padat tebar yang cukup banyak serta pakan dan pengaturan air yang baik maka produksi pun akan lebih besar. Namun ada juga risiko penyebaran penyakit yang cukup tinggi jika pengaturan airnya kurang baik, misalnya air dipindahkan/digunakan kembali dari satu kolam ke kolam lain.
1 votes Thanks 1
norjanah1908
Budidaya perikanan adalah usaha pemeliharaan dan pengembang biakan ikan atau organisme air lainnya. Budidaya perikanan disebut juga sebagai budidaya perairan atau akuakultur mengingat organisme air yang dibudidayakan bukan hanya dari jenis ikan saja tetapi juga organisme air lain seperti kerang, udang maupun tumbuhan air. Istilah akuakultur yang diambil dari istilah dalam Bahasa Inggris Aquaculture
Biasanya pembudidayaan dilakukan di tambak, sungai yang diperangkap dengan jaring dan masih banyak lagi
Tradisional/Ekstensif Semi-intensif Intensif Ukuran kolam (ha) 1 – 10 1 – 2 0,1 – 1 Benur Alami & buatan Buatan Buatan Padat tebar (per m²) 1 – 3 3 – 10 10 – 50 Asal benih Tangkapan & hatchery Tangkapan & hatchery Hatchery Pakan Alami Alami & formula Formula Pupuk Tidak & pakai Pakai Pakai Aerator Tidak Pakai Pakai Keragaman Monokultur & polikultur dengan ikan (misalnya bandeng) Monokultur Monokultur Gambaran umum petambak tradisional atau ekstensif Petambak tradisional biasanya membuat tambaknya di daerah pesisir. Kebanyakan dari mereka belajar cara bertambak secara otodidak, hanya sedikit yang pernah mengikuti pelatihan. Modal untuk usaha tambak biasanya dari modal sendiri karena susah atau tidak punya akses untuk mendapatkan pinjaman dari bank. Biaya operasional yang dibutuhkan juga tidak terlalu besar karena tidak terlalu banyak memakai tenaga kerja dan peralatan. Karena tidak memakai aerator, biasanya pertukaran air bergantung pada kondisi air pasang. Keadaan ini membuat kolam mereka cukup rentan jika cuaca buruk (banjir atau curah hujan yang berlebihan). Petambak yang benar-benar tradisional menggunakan benih dan pakan dari alam, sedangkan yang sudah masuk kategori ekstensif memakai benih dari alam dan hatchery. Gambaran umum petambak semi-intensif Secara garis besar biaya operasional petambak ini lebih besar dari petambak ekstensif karena jumlah pekerjanya lebih banyak, harus membeli bahan bakar untuk aerator dan sebagainya. Boleh dikatakan tambak semi-intensif adalah perbaikan dari tambak ekstensif, pengolahan airnya lebih baik, jika air pasang naik sebagian air kolam digantikan dengan air baru sehingga kualitas airnya lebih terjaga. Karena padat tebarnya lebih besar dari ekstensif, maka dibutuhkan pakan yang diformulasikan untuk meningkatkan makanan alami di kolam. Gambaran umum petambak intensif Petambak jenis ini membutuhkan modal yang cukup besar karena harus membuat konstruksi untuk kolam dan membeli semua peralatan yang dibutuhkan serta tenaga kerja yang ahli di bidangnya. Dengan ukuran kolam yang tidak terlalu besar dan padat tebar yang cukup banyak serta pakan dan pengaturan air yang baik maka produksi pun akan lebih besar. Namun ada juga risiko penyebaran penyakit yang cukup tinggi jika pengaturan airnya kurang baik, misalnya air dipindahkan/digunakan kembali dari satu kolam ke kolam lain.