Gurindam ini menyatakan bahwa jika mulut kita dikunci rapat, maka semua bentuk maksiat akan hilang. Maksiat di sini mungkin merujuk pada ucapan yang tidak pantas, berbohong atau melakukan tindakan yang merugikan orang lain.
Ini bisa diterjemahkan sebagai cerita seperti ini : Seorang anak yang dikenal sebagai orang yang suka berbohong dan berkata kotor, berusaha untuk mengubah perilakunya. Ia memutuskan untuk mengunci mulutnya rapat dan tidak berbicara sampai ia benar-benar yakin bahwa apa yang ia katakan itu benar. Setelah beberapa hari, ia menyadari bahwa ia tidak perlu mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas atau berbohong lagi, karena ia selalu berpikir dua kali sebelum berbicara. Akhirnya, ia berhasil menyingkirkan semua bentuk maksiat dalam hidupnya dan menjadi orang yang lebih baik.
Secara umum, gurindam ini mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam berbicara dan mengingatkan kita bahwa jika kita dapat mengendalikan mulut kita, kita dapat menghindari banyak masalah dan menjadi orang yang lebih baik
Gurindam ini menyatakan bahwa jika mulut kita dikunci rapat, maka semua bentuk maksiat akan hilang. Maksiat di sini mungkin merujuk pada ucapan yang tidak pantas, berbohong atau melakukan tindakan yang merugikan orang lain.
Ini bisa diterjemahkan sebagai cerita seperti ini : Seorang anak yang dikenal sebagai orang yang suka berbohong dan berkata kotor, berusaha untuk mengubah perilakunya. Ia memutuskan untuk mengunci mulutnya rapat dan tidak berbicara sampai ia benar-benar yakin bahwa apa yang ia katakan itu benar. Setelah beberapa hari, ia menyadari bahwa ia tidak perlu mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas atau berbohong lagi, karena ia selalu berpikir dua kali sebelum berbicara. Akhirnya, ia berhasil menyingkirkan semua bentuk maksiat dalam hidupnya dan menjadi orang yang lebih baik.
Secara umum, gurindam ini mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam berbicara dan mengingatkan kita bahwa jika kita dapat mengendalikan mulut kita, kita dapat menghindari banyak masalah dan menjadi orang yang lebih baik