Pengenalan tentang sistem koordinat sangat penting agar dapat menggunakan GPS secara optimum.Setidaknya ada dua klasifikasi tentang sistem koordinat yang dipakai oleh GPS maupun dalam pemetaan yaitu :
Sistem koordinat global yang biasa disebut sebagai koordinat Geografi dan sistem koordinat didalam bidang Proyeksi. Koordinat Geografi diukur dalam lintang dan bujur dalam besaran derajat decimal, derajat menit decimal, atau derajat menit detik. Lintang diukur terhadap equator sebagai titik nol (0° sampai 90° positif kearah utara dan 0° sampai 90° negatif kearah selatan). Bujur diukur berdasarkan titik Nol di Greenwich 0° sampai 180° kearah timur dan 0° sampai 180° kearah barat. Beberapa Sistem Proyeksi yang lazim digunakan di Indonesia adalah : Proyeksi Marcator, Tranverse Mercator, Universal Tranverse Mercator (UTM) serta Kerucut Konformal. Masing-masing sistem tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, dan pemilihan proyeksi umumnya didasarkan pada tujuan peta yang akan dibuat. Peta-peta produksi Dinas Hydro Oseanografi (dishidros) umumnya menggunakan proyeksi Tranverse Mercator dengan sistem koordinat Geografi atau UTM. Sedangkan peta-peta produksi Bakosurtanal umumnya menggunakan proyeksi UTM.
Sistem koordinat dalam bidang proyeksi tidak dapat dipisahkan dari datum yang digunakan. Ada dua macam datum yang umum digunakan dalam perpetaan yaitu datum horizontal dan datum vertikal. Datum horizontal digunakan untuk menentukan koordinat peta (X.Y), sedangkan datum vertikal untuk penentuan elevasi (peta topografi) ataupun kedalaman (peta bathimetri). Perhitungan dilakukan dengan transformasi tertentu, dengan demikian transformasi antar datum, antar sistem proyeksi, dan antar sistem koordinat dapat dilakukan. Untuk datum horizontal, peta-peta Bakosurtanal umumnya menggunakan datum Padang (ID-47), sedangkan peta-peta Dishidros menggunakan datum Batavi
Pengenalan tentang sistem koordinat sangat penting agar dapat menggunakan GPS secara optimum.Setidaknya ada dua klasifikasi tentang sistem koordinat yang dipakai oleh GPS maupun dalam pemetaan yaitu :
Sistem koordinat global yang biasa disebut sebagai koordinat Geografi dan sistem koordinat didalam bidang Proyeksi. Koordinat Geografi diukur dalam lintang dan bujur dalam besaran derajat decimal, derajat menit decimal, atau derajat menit detik. Lintang diukur terhadap equator sebagai titik nol (0° sampai 90° positif kearah utara dan 0° sampai 90° negatif kearah selatan). Bujur diukur berdasarkan titik Nol di Greenwich 0° sampai 180° kearah timur dan 0° sampai 180° kearah barat.
Beberapa Sistem Proyeksi yang lazim digunakan di Indonesia adalah : Proyeksi Marcator, Tranverse Mercator, Universal Tranverse Mercator (UTM) serta Kerucut Konformal. Masing-masing sistem tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, dan pemilihan proyeksi umumnya didasarkan pada tujuan peta yang akan dibuat. Peta-peta produksi Dinas Hydro Oseanografi (dishidros) umumnya menggunakan proyeksi Tranverse Mercator dengan sistem koordinat Geografi atau UTM. Sedangkan peta-peta produksi Bakosurtanal umumnya menggunakan proyeksi UTM.
Sistem koordinat dalam bidang proyeksi tidak dapat dipisahkan dari datum yang digunakan. Ada dua macam datum yang umum digunakan dalam perpetaan yaitu datum horizontal dan datum vertikal. Datum horizontal digunakan untuk menentukan koordinat peta (X.Y), sedangkan datum vertikal untuk penentuan elevasi (peta topografi) ataupun kedalaman (peta bathimetri). Perhitungan dilakukan dengan transformasi tertentu, dengan demikian transformasi antar datum, antar sistem proyeksi, dan antar sistem koordinat dapat dilakukan. Untuk datum horizontal, peta-peta Bakosurtanal umumnya menggunakan datum Padang (ID-47), sedangkan peta-peta Dishidros menggunakan datum Batavi