miftahulilmir
Mubtada ialah isim marfu' yang bebas dari amil lafazh, sedangkan khabar ialah isim marfu' yang di-musnad-kan kepada mubtada, contohnya seperti perkataan: (Zaid berdiri); (dua Zaid itu berdiri); dan (Zaid-Zaid itu berdiri). Maksudnya: Mubtada itu isim marfu' yang kosong atau bebas dari amil lafazh, yakni: yang me-rafa'-kan mubtada itu bukan amil lafazh, seperti fa'il atau naibul fa'il, melainkan oleh amil maknawi, yaitu oleh ibtida atau permulaan kalimat saja. Sedangkan khabar adalah isim marfu' yang di-musnad-kan atau disandarkan kepada mubtada, yakni tidak akan ada khabar kalau tidak ada mubtada dan mubtada itulah yang me-rafa'-kan khabar,seperti lafazh: (Zaid berdiri). Lafazh menjadi mubtada yang di-rafa'-kan oleh ibtida, tanda rafa'-nya dengan dhammah karena isim mufrad. Sedangkan lafazh menjadi khabar-nya yang di-rafa'-kan oleh mubtada, tanda rafa'-nya dengan dhammah karena isim mufrad.
1 votes Thanks 3
rojulMubtada ialah isim marfu' yang bebas dari amil lafazh, sedangkan khabar ialah isim marfu' yang di-musnad-kan kepada mubtada, contohnya seperti perkataan: (Zaid berdiri); (dua Zaid itu berdiri); dan (Zaid-Zaid itu berdiri). Maksudnya: Mubtada itu isim marfu' yang kosong atau bebas dari amil lafazh, yakni: yang me-rafa'-kan mubtada itu bukan amil lafazh, seperti fa'il atau naibul fa'il, melainkan oleh amil maknawi, yaitu oleh ibtida atau permulaan kalimat saja. Sedangkan khabar adalah isim marfu' yang di-musnad-kan atau disandarkan kepada mubtada, yakni tidak akan ada khabar kalau tidak ada mubtada dan mubtada itulah yang me-rafa'-kan khabar,seperti lafazh: (Zaid berdiri). Lafazh menjadi mubtada yang di-rafa'-kan oleh ibtida, tanda rafa'-nya dengan dhammah karena isim mufrad. Sedangkan lafazh menjadi khabar-nya yang di-rafa'-kan oleh mubtada, tanda rafa'-nya dengan dhammah karena isim mufrad.
Maksudnya: Mubtada itu isim marfu' yang kosong atau bebas dari amil lafazh, yakni: yang me-rafa'-kan mubtada itu bukan amil lafazh, seperti fa'il atau naibul fa'il, melainkan oleh amil maknawi, yaitu oleh ibtida atau permulaan kalimat saja.
Sedangkan khabar adalah isim marfu' yang di-musnad-kan atau disandarkan kepada mubtada, yakni tidak akan ada khabar kalau tidak ada mubtada dan mubtada itulah yang me-rafa'-kan khabar,seperti lafazh: (Zaid berdiri). Lafazh menjadi mubtada yang di-rafa'-kan oleh ibtida, tanda rafa'-nya dengan dhammah karena isim mufrad. Sedangkan lafazh menjadi khabar-nya yang di-rafa'-kan oleh mubtada, tanda rafa'-nya dengan dhammah karena isim mufrad.
Maksudnya: Mubtada itu isim marfu' yang kosong atau bebas dari amil lafazh, yakni: yang me-rafa'-kan mubtada itu bukan amil lafazh, seperti fa'il atau naibul fa'il, melainkan oleh amil maknawi, yaitu oleh ibtida atau permulaan kalimat saja.
Sedangkan khabar adalah isim marfu' yang di-musnad-kan atau disandarkan kepada mubtada, yakni tidak akan ada khabar kalau tidak ada mubtada dan mubtada itulah yang me-rafa'-kan khabar,seperti lafazh: (Zaid berdiri). Lafazh menjadi mubtada yang di-rafa'-kan oleh ibtida, tanda rafa'-nya dengan dhammah karena isim mufrad. Sedangkan lafazh menjadi khabar-nya yang di-rafa'-kan oleh mubtada, tanda rafa'-nya dengan dhammah karena isim mufrad.