Pengertian dari "tuhan adalah kausa prima terhadap alam semesta" apa?
aishanadini
Ide ini didasari atas kegelisahan tentang teori “sebab-akibat” yang sepintas terdengar lazim bagi kita, namun jika melalui proses pemikiran yang mendalam, rasanya seperti ada mata rantai yang terputus. Kita sepakat bahwa ada sesuatu yang menjadi “penyebab” dan menghasilkan sebuah “akibat”. Peristiwa itu pasti tidak hanya berlangsung sekali, karena apa yang sebelumnya kita anggap sebagai “penyebab” itu pun merupakan “akibat” dari “penyebab” terdahulu. Hingga pada saatnya kita tiba pada “penyebab utama” yang tidak ada “penyebabnya lagi” atau merupakan sesuatu yang ada tanpa disebabkan oleh yang lainnya. Setelah mencari referensi, ternyata ada sebuah kata kunci yaitu “Causa prima”. secara literer-nya bisa ditangkap maknanya. Causa berarti penyebab, Prima berarti pertama (dari akar kata primus, Latin). Maka makna causa prima adalah penyebab pertama. Dan ternyata bahasan tentang causa prima telah sejak lama diperbincangkan, terutama mengenai kaitannya dengan asal mula alam semesta. Esensi dari pergerakan benda atau lebih universal dikatakan sebagai materi adalah kehidupan manusia beserta seluruh penghuni alam semesta ini. Berawal dari konsep suatu hal terjadi karena ada penyebabnya, manusia mencari jawaban bagaimana bermulanya alam semesta ini Berbekal bukti-bukti bahwa bumi berasal dari benda angkasa sejenis matahari, ditambah dengan penemuan bahwa tata surya kita bukanlah satu-satunya penghuni jagat raya, manusia berpendapat bahwa seluruh isi alam semesta ini berawal dari suatu gugusan yang utuh. Pendapat ini datang dari pembahasan di atas bahwa benda hanya akan bergerak apabila mengalami peristiwa konversi energi. Jika bumi dipandang sebagai sistemnya, maka bumi harus menerima energi dari luar sistem untuk dapat melakukan gerakan rotasi dan revolusi seperti saat ini. Jika tata surya kita dianggap sebagai sistemnya, maka ada energi dari luar tata surya yang menyebabkan timbulnya tata surya kita. Sistem tersebut kita kenal sebagai galaksi. Apa boleh buat, galaksi pun masih memerlukan energi dari luar. Pendapat ini memuncak pada satu gugus yakni gugus yang memiliki massa sama dengan jagat raya ini, yang sebenarnya merupakan titik infinite-sesuai teori Big Bang, yang diyakini sebagai awal mula jagat raya ini. Lantas logika manusia seakan buntu untuk meneruskan spekulasinya. Pada akhirnya apa yang disebut causa prima pun menjadu atribut yang dikenakan kepada Sang Maha Kuasa dalam konteks hidup beragama. Dalam hal ini, agama terbedakan dari spiritualitas. Intinya tetap sama, yaitu ada penyebab pertama yang tidak disebabkan yang menyebabkan semua hal menjadi ada. Pribadi yg tidak tampak itu kemudian dipersonkan dengan sebutan Tuhan, dan akhirnya timbul kepercayaan bahwa Tuhanlah pencipta alam semseta. Tidak rasional rasanya jika ada yang mengimani Tuhannya tanpa melalui proses berfikir sperti ini. think again..
Semoga Membantu
4 votes Thanks 13
FebbyandinyIde ini didasari atas kegelisahan tentang teori “sebab-akibat” yang sepintas terdengar lazim bagi kita, namun jika melalui proses pemikiran yang mendalam, rasanya seperti ada mata rantai yang terputus. Kita sepakat bahwa ada sesuatu yang menjadi “penyebab” dan menghasilkan sebuah “akibat”. Peristiwa itu pasti tidak hanya berlangsung sekali, karena apa yang sebelumnya kita anggap sebagai “penyebab” itu pun merupakan “akibat” dari “penyebab” terdahulu. Hingga pada saatnya kita tiba pada “penyebab utama” yang tidak ada “penyebabnya lagi” atau merupakan sesuatu yang ada tanpa disebabkan oleh yang lainnya. Setelah mencari referensi, ternyata ada sebuah kata kunci yaitu “Causa prima”. secara literer-nya bisa ditangkap maknanya. Causa berarti penyebab, Prima berarti pertama (dari akar kata primus, Latin). Maka makna causa prima adalah penyebab pertama. Dan ternyata bahasan tentang causa prima telah sejak lama diperbincangkan, terutama mengenai kaitannya dengan asal mula alam semesta. Esensi dari pergerakan benda atau lebih universal dikatakan sebagai materi adalah kehidupan manusia beserta seluruh penghuni alam semesta ini. Berawal dari konsep suatu hal terjadi karena ada penyebabnya, manusia mencari jawaban bagaimana bermulanya alam semesta ini Berbekal bukti-bukti bahwa bumi berasal dari benda angkasa sejenis matahari, ditambah dengan penemuan bahwa tata surya kita bukanlah satu-satunya penghuni jagat raya, manusia berpendapat bahwa seluruh isi alam semesta ini berawal dari suatu gugusan yang utuh. Pendapat ini datang dari pembahasan di atas bahwa benda hanya akan bergerak apabila mengalami peristiwa konversi energi. Jika bumi dipandang sebagai sistemnya, maka bumi harus menerima energi dari luar sistem untuk dapat melakukan gerakan rotasi dan revolusi seperti saat ini. Jika tata surya kita dianggap sebagai sistemnya, maka ada energi dari luar tata surya yang menyebabkan timbulnya tata surya kita. Sistem tersebut kita kenal sebagai galaksi. Apa boleh buat, galaksi pun masih memerlukan energi dari luar. Pendapat ini memuncak pada satu gugus yakni gugus yang memiliki massa sama dengan jagat raya ini, yang sebenarnya merupakan titik infinite-sesuai teori Big Bang, yang diyakini sebagai awal mula jagat raya ini. Lantas logika manusia seakan buntu untuk meneruskan spekulasinya. Pada akhirnya apa yang disebut causa prima pun menjadu atribut yang dikenakan kepada Sang Maha Kuasa dalam konteks hidup beragama. Dalam hal ini, agama terbedakan dari spiritualitas. Intinya tetap sama, yaitu ada penyebab pertama yang tidak disebabkan yang menyebabkan semua hal menjadi ada. Pribadi yg tidak tampak itu kemudian dipersonkan dengan sebutan Tuhan, dan akhirnya timbul kepercayaan bahwa Tuhanlah pencipta alam semseta. Tidak rasional rasanya jika ada yang mengimani Tuhannya tanpa melalui proses berfikir sperti ini
Semoga Membantu
Setelah mencari referensi, ternyata ada sebuah kata kunci yaitu “Causa prima”. secara literer-nya bisa ditangkap maknanya. Causa berarti penyebab, Prima berarti pertama (dari akar kata primus, Latin). Maka makna causa prima adalah penyebab pertama. Dan ternyata bahasan tentang causa prima telah sejak lama diperbincangkan, terutama mengenai kaitannya dengan asal mula alam semesta. Esensi dari pergerakan benda atau lebih universal dikatakan sebagai materi adalah kehidupan manusia beserta seluruh penghuni alam semesta ini. Berawal dari konsep suatu hal terjadi karena ada penyebabnya, manusia mencari jawaban bagaimana bermulanya alam semesta ini
Berbekal bukti-bukti bahwa bumi berasal dari benda angkasa sejenis matahari, ditambah dengan penemuan bahwa tata surya kita bukanlah satu-satunya penghuni jagat raya, manusia berpendapat bahwa seluruh isi alam semesta ini berawal dari suatu gugusan yang utuh. Pendapat ini datang dari pembahasan di atas bahwa benda hanya akan bergerak apabila mengalami peristiwa konversi energi. Jika bumi dipandang sebagai sistemnya, maka bumi harus menerima energi dari luar sistem untuk dapat melakukan gerakan rotasi dan revolusi seperti saat ini. Jika tata surya kita dianggap sebagai sistemnya, maka ada energi dari luar tata surya yang menyebabkan timbulnya tata surya kita. Sistem tersebut kita kenal sebagai galaksi. Apa boleh buat, galaksi pun masih memerlukan energi dari luar. Pendapat ini memuncak pada satu gugus yakni gugus yang memiliki massa sama dengan jagat raya ini, yang sebenarnya merupakan titik infinite-sesuai teori Big Bang, yang diyakini sebagai awal mula jagat raya ini. Lantas logika manusia seakan buntu untuk meneruskan spekulasinya.
Pada akhirnya apa yang disebut causa prima pun menjadu atribut yang dikenakan kepada Sang Maha Kuasa dalam konteks hidup beragama. Dalam hal ini, agama terbedakan dari spiritualitas. Intinya tetap sama, yaitu ada penyebab pertama yang tidak disebabkan yang menyebabkan semua hal menjadi ada. Pribadi yg tidak tampak itu kemudian dipersonkan dengan sebutan Tuhan, dan akhirnya timbul kepercayaan bahwa Tuhanlah pencipta alam semseta. Tidak rasional rasanya jika ada yang mengimani Tuhannya tanpa melalui proses berfikir sperti ini