Pemindahan pusaka majapahit ke demak menujukkan bahwa
Audimelliy
TUBAN Sejak abad ke 11 Tuban disebut kota pelabuhan. Pada masa lalu Tuban juga menjadi pintu gerbang sungai besar di Jawa Timur, seperti Bengawan Solo dan Sungai Brantas. Tuban menurut Tome Pires pada permulaan abad ke 16 menjadi tempat kedudukan raja, namun perdagangan dan pelayarannya tidak begitu kuat bila dibandingkan Gresik. Keluarga raja sejak abad ke 15 masih manjalin hubungan dengan kerajaan Majapahit, dimana pada masa itu sebagaian besar penduduk masih kafir, tetapi penguasanya sudah masuk islam. Mula-mula perdagangan seberang laut bangsa Jawa terutama diselenggarakan dari kota Tuban, akan tetapi kemudian muncul kota-kota lain seperti Gresik, Jepara, Surabaya dan lain-lain. Pada tahun 1527 konon Tuban sudah diduduki oleh Sultan Demak, tetapi babad Tuban tidak menyebutkan hal itu. Berabad-abad lamanya kota maritime dipantai utara Jawa , termasuk Tuban memegang peranan penting. Kota Tuban dipandang sebagai koa pelabuhan terbesar di Jawa, selain itu Tuban pada abad ke 11 mempunyai aktivitas perdagangan laut. Pada abad ke 12 kapal-kapal dagang Jawa, termasuk kapal dari Tuban dan Sumatera sampai dinegeri Annam. Dalam hubungannya dengan Majapahit, kota Tuban hingga Surabaya ini menjadi pusat armada laut Majapahit untuk menaklukan pelabuhan – pelabuhan utama lainnya di Nusantara. Jiwa ekspansionisme Tuban tidak lepas dari kebijakan yang diterapkan oleh Majapahit sebagai pelindung dari daerah itu.
GRESIK Pada tahun 1415 M Gresik disebut-sebut sebagai tempat kediaman saudagar bangsa Tionghoa Surabaya dan Jepara. Namun sebenarnya kantong-kantong muslim dipantai utara sudah lebih tua lagi. Pada decade pertama abad ke 15, Ma Huan telah membagi penduduk kota-kota dagang dipesisir utara termasuk di Gresik ini kedalam tiga kelompok, yakni orang-orang islam dari berbagai negeri asing, orang Cina yang banyak beragama islam, dan orang Jawa yang kafir dan primitif. Gresik merupakan kota pelabuhan yang terkenal karena letaknya terlindung di Selat Madura dan membelakangi tanah yang subur, Delata Bengawan Solo. Menurut berita Cina Gresik didirikan sebagai kota pelabuhan pada paruh kedua abad ke 14. penduduk pertamanya adalah para pelaut dan pedagang Cina. Pada abad ke 15 perkampungan itu menjadi makmur. Pada tahun 1411 M seorang penguasa Cina di Gresik telah mengirim utusan yang mambawa surst dan upeti ke Keraton Kaisar di Cina. Pada tahun 1387 M Gresik masih dikenal sebagia wilayah kekuasaan Majapahit. Pada abad ke 14 ini telah ada hubungan lewat laut sepanjang Pantai Selat Madura, antara Gresik dan Blambangan, dan kota-kota pelabuhan diantara kedua tempat itu. Baru pada abad ke 15 Gresik benyak didiami oleh orang –orang Tionghoa yang kaya. Kota ini menjadi gudang besar rempah-rempah yang berasal dari Maluku. Pada masa ini telah ada kontak antara kapal Gresik dengan kapal Gujarat, Calikut, Bangelan, Siam, Cina dan Liu-Kiu, Maluku serta Banda. Menurut cerita tutur Jawa, penguasa Gresik yaitu Dinasti Giri telah mempunyai hubungan dengan penyebaran agama islam dengan para pedagang luar negeri, pelayaran dan perdagangan dilaut, serta dengan Blambangan, Surabaya dan Malaka. Gresik dan Surabaya adalah kota-kota pelabuhan Jawa Timur yang pertama tempat terbentuknya umat islam. Selain itu di Gresik juga dilakukan perdagangan rempah-rempah yang diekspor ke Barat melalui Selat Malaka dan juga ke Tiongkok. Tanah Jawa sendiri mengeluarkan beras ke Maluku, Malaka dan beberapa pelabuhan di Sumatera Utara. Kedua cabang perdagangan Jawa yanga terpenting dalam abad ke 15, mungkin sudah lama sebelumnya, adalah perniagaan transito mpah-rempah dari Maluku ke barat dan utara, dan kedua ekspor beras serta bahan-bahan makanan dari Jawa ke pusat-pusat lalulintas serta pusat-pusat penduduk dalam daerah maritime Indonesia. Pada tahun 1419 sudah banyak saudagar islam di Gresik. Antara tahun 1450 dan 1500 agama islam dan saudagar islam telah menguasai daerah pesisir utara Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kekayaan Gresik ini berasal dari perniagaan laut dan kemajuannya
Sejak abad ke 11 Tuban disebut kota pelabuhan. Pada masa lalu Tuban juga menjadi pintu gerbang sungai besar di Jawa Timur, seperti Bengawan Solo dan Sungai Brantas. Tuban menurut Tome Pires pada permulaan abad ke 16 menjadi tempat kedudukan raja, namun perdagangan dan pelayarannya tidak begitu kuat bila dibandingkan Gresik. Keluarga raja sejak abad ke 15 masih manjalin hubungan dengan kerajaan Majapahit, dimana pada masa itu sebagaian besar penduduk masih kafir, tetapi penguasanya sudah masuk islam. Mula-mula perdagangan seberang laut bangsa Jawa terutama diselenggarakan dari kota Tuban, akan tetapi kemudian muncul kota-kota lain seperti Gresik, Jepara, Surabaya dan lain-lain.
Pada tahun 1527 konon Tuban sudah diduduki oleh Sultan Demak, tetapi babad Tuban tidak menyebutkan hal itu. Berabad-abad lamanya kota maritime dipantai utara Jawa , termasuk Tuban memegang peranan penting. Kota Tuban dipandang sebagai koa pelabuhan terbesar di Jawa, selain itu Tuban pada abad ke 11 mempunyai aktivitas perdagangan laut. Pada abad ke 12 kapal-kapal dagang Jawa, termasuk kapal dari Tuban dan Sumatera sampai dinegeri Annam.
Dalam hubungannya dengan Majapahit, kota Tuban hingga Surabaya ini menjadi pusat armada laut Majapahit untuk menaklukan pelabuhan – pelabuhan utama lainnya di Nusantara. Jiwa ekspansionisme Tuban tidak lepas dari kebijakan yang diterapkan oleh Majapahit sebagai pelindung dari daerah itu.
GRESIK
Pada tahun 1415 M Gresik disebut-sebut sebagai tempat kediaman saudagar bangsa Tionghoa Surabaya dan Jepara. Namun sebenarnya kantong-kantong muslim dipantai utara sudah lebih tua lagi. Pada decade pertama abad ke 15, Ma Huan telah membagi penduduk kota-kota dagang dipesisir utara termasuk di Gresik ini kedalam tiga kelompok, yakni orang-orang islam dari berbagai negeri asing, orang Cina yang banyak beragama islam, dan orang Jawa yang kafir dan primitif.
Gresik merupakan kota pelabuhan yang terkenal karena letaknya terlindung di Selat Madura dan membelakangi tanah yang subur, Delata Bengawan Solo. Menurut berita Cina Gresik didirikan sebagai kota pelabuhan pada paruh kedua abad ke 14. penduduk pertamanya adalah para pelaut dan pedagang Cina. Pada abad ke 15 perkampungan itu menjadi makmur. Pada tahun 1411 M seorang penguasa Cina di Gresik telah mengirim utusan yang mambawa surst dan upeti ke Keraton Kaisar di Cina.
Pada tahun 1387 M Gresik masih dikenal sebagia wilayah kekuasaan Majapahit. Pada abad ke 14 ini telah ada hubungan lewat laut sepanjang Pantai Selat Madura, antara Gresik dan Blambangan, dan kota-kota pelabuhan diantara kedua tempat itu. Baru pada abad ke 15 Gresik benyak didiami oleh orang –orang Tionghoa yang kaya. Kota ini menjadi gudang besar rempah-rempah yang berasal dari Maluku. Pada masa ini telah ada kontak antara kapal Gresik dengan kapal Gujarat, Calikut, Bangelan, Siam, Cina dan Liu-Kiu, Maluku serta Banda. Menurut cerita tutur Jawa, penguasa Gresik yaitu Dinasti Giri telah mempunyai hubungan dengan penyebaran agama islam dengan para pedagang luar negeri, pelayaran dan perdagangan dilaut, serta dengan Blambangan, Surabaya dan Malaka. Gresik dan Surabaya adalah kota-kota pelabuhan Jawa Timur yang pertama tempat terbentuknya umat islam.
Selain itu di Gresik juga dilakukan perdagangan rempah-rempah yang diekspor ke Barat melalui Selat Malaka dan juga ke Tiongkok. Tanah Jawa sendiri mengeluarkan beras ke Maluku, Malaka dan beberapa pelabuhan di Sumatera Utara. Kedua cabang perdagangan Jawa yanga terpenting dalam abad ke 15, mungkin sudah lama sebelumnya, adalah perniagaan transito mpah-rempah dari Maluku ke barat dan utara, dan kedua ekspor beras serta bahan-bahan makanan dari Jawa ke pusat-pusat lalulintas serta pusat-pusat penduduk dalam daerah maritime Indonesia.
Pada tahun 1419 sudah banyak saudagar islam di Gresik. Antara tahun 1450 dan 1500 agama islam dan saudagar islam telah menguasai daerah pesisir utara Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kekayaan Gresik ini berasal dari perniagaan laut dan kemajuannya
THANKS