Para sepuh-sepuh tolong bantu dijawab dong, aku gak ngerti maksud dari cerita ini apa...
pls ya plsss jangan ngasal, gw udh capek-capek ngetik manual....
pointnya lumayan gede kok
Bioskop
Bioskop Usai ritual jambu mawar itu, kami pulang dan berhenti di muka bioskop lama. Ayah membelikanku tebu yang ditusuk tangkai-tangkai lidi, seperti selalu dilakukannya dulu. Aku terenyak. Begitu banyak kenangan manis di bioskop ini. Tak pudar kenanganku, dulu, waktu kelas lima SD, Ayah pernah berjanji padaku. "Bujang, minggu depan kita ke Manggar, nonton film." Demi Tuhan, seminggu aku tak bisa tidur dibuat janji itu. Ini akan jadi pengalaman pertamaku nonton film. Aku sering mendengar cerita orang tentang film dan televisi. Namun, kedua benda itu tak pernah kulihat seumur hidupku. Semua orang, mulai dari penjaga pintu air, Polsus Meskapai Timah, kedi-kedi padang golf Meskapai Timah, sampai muazin Masjid Al-Hikmah kuberi tahu bahwa minggu depan aku akan diajak ayahku nonton film. Minggu yang mendebarkan itu akhirnya tiba. Film baru akan diputar pukul tiga sore, tapi aku telah siap dengan setelan menonton film mulai pukul tujuh pagi. Ayah memboncengkanku naik sepeda, tiga puluh kilometer ke Manggar. Sampai di gedung bioskop, lagu pembukaan Garuda Pancasila karya Sudharnoto bertalu-talu lewat speaker TOA. Tanda film segera main. Aku gemetar. Begitu banyak manusia. Kulihat rombongan besar keluarga suku Sawang yang berbaju paling bagus dibanding siapa pun. Orang-orang bersarung datang bersama anak-anaknya, juga memakai baju-baju terbaik mereka, berwarna-warni, tapi tetap menutupi kepalanya dengan sarung. Anggota yang paling banyak adalah keluarga Melayu. Semarak seperti Lebaran. Suku ini memang penggemar pertunjukan, penikmat seni sejati. Ada seniman bersembunyi dalam setiap diri orang Melayu. Semuanya gembira, lupa akan nasib yang penat. Lalu seperti biasa, merekalah yang paling besar bicaranya. Terutama Kamsir si Buta dari Gua Hantu yang ke mana-mana selalu menenteng monyet persis pendekar Si Buta dari Gua Hantu. Kuberi tahu, Kawan, bagaimana namanya bisa ajaib begitu. Kamsir, bujang lapuk juru dempul perahu, tak pernah cukup jika belum menonton film-yang sama- delapan kali. Dia terobsesi pada film, seperti sahabatku Jimbron pada kuda. Meski bioskop kosong, Kamsir pasti duduk paling depan. Suatu ketika ia menonton film Si Buta dari Gua Hantu. Pulang dari bioskop dia jadi senewen. Ibunya bingung melihat Kamsir tak mau makan, tak mau tidur, gelisah, karena ingin berjumpa dengan Ratno Timoer pemeran pendekar buta dari gua hantu, yang berjalan ke mana-mana dibimbing seekor monyet. Stabilitas rumah tangga dua anak-beranak itu goyah gara-gara ulah Kamsir. Ia menabung hasil mendempul dua belas perahu selama empat bulan, dan tak seorang pun bisa mencegahnya berlayar ke Jakarta untuk menemui Ratno Timoer. Kamsir dilanda sakit gila nomor sebelas: ingin jadi jagoan seperti dalam film. Sebulan kemudian Kamsir merapat kembali di Pelabuhan Olivir, Belitong Timur. Penampilannya compang-camping seperti baru saja dikeroyok sepuluh ekor gorila. Ia tak berhasil menjumpai Ratno Timoer karena alamat yang ia tahu hanya Ratno Timoer tinggal di Jakarta. Dikiranya Jakarta luas sedikit saja dari Tanjong Pandan. Sejak itu, ia menerima akibat kebiasaan buruk orang melayu yang gemar menjuluki orang, namanya yang indah Abdullah Kamsir bin Azhari Rabani berubah menjadi Kamsir si Buta dari Gua Hantu. Namun, sakit gilanya berangsur sembuh sejak orang kampung menghadiahinya monyet, dan orang-orang mengatakan itulah monyet pendekar gua hantu. Tak berjumpa dengan Ratno Timoer tak mengapa, cukuplah berjumpa dengan monyetnya.
Ketika memahami isi teks fiksi, kamu perlu menemukan kata kunci berupa tokoh, peristiwa, dan unsur penting lainnya. Sekarang datalah tokoh, peristiwa, dan unsur penting lain yang berperan menggerakkan cerita di dalam teks tersebut!
Ndak ngerti apa artinya sumpah :)
Jawaban untuk pertanyaan tersebut ialah:
Tokoh:
1. Ayah
2. Penulis (anak yang menceritakan pengalamannya)
3. Kamsir si Buta dari Gua Hantu
4. Ratno Timoer (pemeran pendekar buta dari gua hantu)
Peristiwa:
1. Ritual jambu mawar
2. Kunjungan ke bioskop lama
3. Janji Ayah untuk membawa anaknya nonton film ke Manggar
4. Pengalaman pertama anak tersebut menonton film di bioskop
5. Kamsir si Buta dari Gua Hantu yang obsesif menonton film
Unsur Penting Lainnya:
1. Tebu yang ditusuk tangkai-tangkai lidi sebagai kenangan dari Ayah.
2. Lagu pembukaan Garuda Pancasila sebelum pemutaran film.
3. Keberagaman keluarga suku Sawang dan keluarga Melayu yang datang untuk menonton film.
4. Obsesi Kamsir terhadap film, terutama film Si Buta dari Gua Hantu.
5. Sakit gila Kamsir karena ingin menjadi jagoan seperti dalam film.
6. Perubahan nama Kamsir menjadi "Kamsir si Buta dari Gua Hantu" setelah kembali dari Jakarta.
7. Hadiah monyet yang diberikan kepada Kamsir oleh orang kampung.
Dengan menemukan tokoh, peristiwa, dan unsur penting lainnya, kita dapat memahami dinamika cerita dan karakter dalam teks fiksi ini.