Pada tahun 1825 kedudukan pasukan kolonial hindia belanda pada awal perang diponegoro sangat tertekan karena bersamaan dengan meletusnya perlawanan Kaum Padri di Sumatera Barat, yang dipimpin oleh Imam Bojol.
Jawaban panjang:
Pangeran Diponegoro mmimpin pemberontakan terhadap belanda antara tahun 1825 an 1830, dan merupakan seorang bangsawan dari kesultanan Yogyakarta. Kesultanan Yogyakarta didirikan pada tanggal 13 Februari 1755 akibat perjanjian Giyanti, dimana Belanda memecah kerajaan Mataram yang dulu kuat, menjadi kesultanan kecil Surakarta dan Yogyakarta.
Pemberontakan ini dipicu oleh banyak hal, seperti suksesi tahta dimana Pangeran Dipenogeoro tidak mewarisi tahta, kebijakan pemerintah Belanda yang memaksa rakyat Jawa menanam tanaman produksi yang dijual dengan harga rendah dan keputusan Belanda untuk membangun jalan melintasi sebidang tanah milik Diponegoro yang berisi makam orang tuanya. Pangeran Diponegoro adalah putra tertua Hamengku Buwono III, tapi karena ibunya bukan ratu dia tidak dianggap memiliki hak untuk menggantikan ayahnya. Pesaing Diponegoro ke takhta, adik tirinya, Hamengku Buwono IV, dan kemudian keponakan anaknya Hamengku Buwono V, didukung oleh Belanda.
Pasukan Pangeran Diponegoro berhasil pada tahap awal perang, menguasai Jawa Tengah dan mengepung Yogyakarta. Penduduk Jawa mendukung pendirian Pangeran Diponegoro, melawan Belanda. Para petani di Jawa menderita oleh penerapan sistem budidaya eksploitatif, yang mengharuskan desa-desa untuk menumbuhkan tanaman ekspor agar dijual kepada pemerintah dengan harga rendah.
Seiring perang Jawa berkepanjangan, Pangeran Diponegoro mengalami kesulitan dalam karena kurangnya pasukan dan persenjataan.
Pada masa yang bersamaan di Sumatera Barat terjadi eprang Padri dimana Belanda melawan kaum Padri. Untuk mengatasi pemberontakan iponegoro yang semakin besar, Belanda terpaksa berdamai sementara dengan kaum Padri agar bisa mengirim pasukannya ke Jawa dari Sumatera.
Tentara kolonial Belanda juga mengirim bala bantuan dengan pasukan dari Sulawesi, dan kemudian dengan bala bantuan Eropa dari Belanda sendiri.
Verified answer
Kelas: XI
Mata pelajaran: Sejarah
Materi: Masa Penjajahan Belanda
Kata Kunci: Pangeran Diponegoro
Jawaban pendek:
Pada tahun 1825 kedudukan pasukan kolonial hindia belanda pada awal perang diponegoro sangat tertekan karena bersamaan dengan meletusnya perlawanan Kaum Padri di Sumatera Barat, yang dipimpin oleh Imam Bojol.
Jawaban panjang:
Pangeran Diponegoro mmimpin pemberontakan terhadap belanda antara tahun 1825 an 1830, dan merupakan seorang bangsawan dari kesultanan Yogyakarta. Kesultanan Yogyakarta didirikan pada tanggal 13 Februari 1755 akibat perjanjian Giyanti, dimana Belanda memecah kerajaan Mataram yang dulu kuat, menjadi kesultanan kecil Surakarta dan Yogyakarta.
Pemberontakan ini dipicu oleh banyak hal, seperti suksesi tahta dimana Pangeran Dipenogeoro tidak mewarisi tahta, kebijakan pemerintah Belanda yang memaksa rakyat Jawa menanam tanaman produksi yang dijual dengan harga rendah dan keputusan Belanda untuk membangun jalan melintasi sebidang tanah milik Diponegoro yang berisi makam orang tuanya. Pangeran Diponegoro adalah putra tertua Hamengku Buwono III, tapi karena ibunya bukan ratu dia tidak dianggap memiliki hak untuk menggantikan ayahnya. Pesaing Diponegoro ke takhta, adik tirinya, Hamengku Buwono IV, dan kemudian keponakan anaknya Hamengku Buwono V, didukung oleh Belanda.
Pasukan Pangeran Diponegoro berhasil pada tahap awal perang, menguasai Jawa Tengah dan mengepung Yogyakarta. Penduduk Jawa mendukung pendirian Pangeran Diponegoro, melawan Belanda. Para petani di Jawa menderita oleh penerapan sistem budidaya eksploitatif, yang mengharuskan desa-desa untuk menumbuhkan tanaman ekspor agar dijual kepada pemerintah dengan harga rendah.
Seiring perang Jawa berkepanjangan, Pangeran Diponegoro mengalami kesulitan dalam karena kurangnya pasukan dan persenjataan.
Pada masa yang bersamaan di Sumatera Barat terjadi eprang Padri dimana Belanda melawan kaum Padri. Untuk mengatasi pemberontakan iponegoro yang semakin besar, Belanda terpaksa berdamai sementara dengan kaum Padri agar bisa mengirim pasukannya ke Jawa dari Sumatera.
Tentara kolonial Belanda juga mengirim bala bantuan dengan pasukan dari Sulawesi, dan kemudian dengan bala bantuan Eropa dari Belanda sendiri.