Lanjutan The teachers were brushed aside as the mothers rushed forward to dress their precious ones. Not to be outdone , i joined the fray. Handbags were opened and despite all teachers' protestation, the female kiddies were painted into all sorts of colours and shades. I was a singapore teenager they were playing with. Within minutes, i had transformed tina into a little version of me. I stood back to admire my handiwork and then matched her proudly to the forming up area.
Then the children formed up and graduated. The ceremony was just perfect. I could not help noticing that all the girls looked like reduced photocopies, in full colour, of their makeup artists/mothers. Following the graduation was the party. A lot of orders were shouted by mothers and teachers, and everything was done to make the party as prim and proper as possible. The kiddies did exactly as they were told, then a few of them - mostly boys - decided to brighten things up. Within minutes they took over and became - kids. Balloons were burst, horns were blown, water was splashed and many more activities generally frowned on, but enjoyed nevertheless. The teachers and mothers kept yelling orders but none of the children heard them anymore. The riot was complete. I approved.
Tlg terjemahin yaa.. Makasihhhh.. :))
biointrovert
Para guru diremehkan sementara para ibu buru-buru pergi ke depan untuk mendadani anak-anak mereka. Tidak mau ketinggalan, aku bergabung dalam keributan itu. Tas-tas dibuka dan meskipun guru-guru protes, anak-anak perempuan dilukis dengan berbagai macam warna dan corak. Aku menjadi remaja Singapura yang bermain bersama mereka. Dalam beberapa menit, aku mengubah Tina menjadi versi kecil diriku. Aku berdiri untuk memuji hasil pekerjaanku dan kemudian membandingkannya dengan yang lain dengan bangga.
Kemudian anak-anak berbaris dan diwisuda. Acara itu benar-benar sempurna. Aku tidak tahan untuk tidak memperhatikan bahwa semua anak perempuan terlihat seperti hasil salinan yang ukurannya lebih kecil yang penuh warna dari penata rias mereka alias ibu mereka. Acara setelah wisuda adalah pesta. Ibu-ibu dan para guru berteriak, dan semuanya dilakukan untuk membuat pesta tersebut serapi dan sebaik mungkin. Anak-anak melakukan sesuai yang disuruh, kemudian beberapa dari mereka--kebanyakan anak laki-laki--memutuskan untuk memeriahkan suasana. Dalam beberapa menit mereka mengambil alih dan menjadi anak-anak. Balon-balon meletus, peluit-peluit ditiup, air disemporkan dan banyak lagi aktivitas yang sebenarnya dilarang tetapi tetap dinikmati. Para guru dan para ibu tetap berteriak tapi tidak satupun anak yang mendengarkan mereka. Keributan itu benar-benar parah. Aku setuju.
Kemudian anak-anak berbaris dan diwisuda. Acara itu benar-benar sempurna. Aku tidak tahan untuk tidak memperhatikan bahwa semua anak perempuan terlihat seperti hasil salinan yang ukurannya lebih kecil yang penuh warna dari penata rias mereka alias ibu mereka. Acara setelah wisuda adalah pesta. Ibu-ibu dan para guru berteriak, dan semuanya dilakukan untuk membuat pesta tersebut serapi dan sebaik mungkin. Anak-anak melakukan sesuai yang disuruh, kemudian beberapa dari mereka--kebanyakan anak laki-laki--memutuskan untuk memeriahkan suasana. Dalam beberapa menit mereka mengambil alih dan menjadi anak-anak. Balon-balon meletus, peluit-peluit ditiup, air disemporkan dan banyak lagi aktivitas yang sebenarnya dilarang tetapi tetap dinikmati. Para guru dan para ibu tetap berteriak tapi tidak satupun anak yang mendengarkan mereka. Keributan itu benar-benar parah. Aku setuju.