January 2019 1 12 Report
MOHON BANTUANNYA YA :) KLO YG TIDAK BISA MENDING JANGAN MEJAWAB SOAL INI :)

TERIMAKASIH






sebutkan alamat website yang bisa mengukur kecepatan akses internet yang kita pakai :
`1. 3 website yang berasal dari dalam negeri
2. 3 website yang berasal dari luar negeri
More Questions From This User See All

MENGUBAH CERPEN KE NASKAH DRAMA SAHABAT SEJATI Betapa enak menjadi anak orang kaya. Semua serba ada. Segala keinginan terpenuhi. Karena semua tersedia. Seperti Iwan, ia anak konglomerat. Berangkat dan pulang sekolah selalu diantar mobil mewah dengan sopir pribadi. Meskipun demikian ia tidaklah sombong. Begitu juga dengan orang tuanya. Mereka sangat ramah, mereka tidak pilih-pilih dalam soal bergaul. Seperti pada kawan-kawan Iwan yang datang ke rumah. Mereka menyambut seolah seperti keluarga. Sehingga kawan-kawan banyak yang betah kalau main dirumah Iwan. Iwan sebenarnya mempunyai sahabat setia. Namanya Momon. Rumahnya masih satu kelurahan dengan rumah Iwan, hanya beda RT. Namun, sudah dua minggu Momon tidak main ke rumah Iwan. “Ke mana ya Ma, Momon. Lama tidak muncul biasanya tiap hari ia tak pernah absen. Selalu datang” tanya Iwan kepada mamanya “Mungkin sakit!” jawab Mama. “Ih iya siapa tahu ya, Ma?. Kalau begitu nanti sore aku ingin menengok” kata Iwan bersemangat. Sudah tiga kali pintu rumah Momon diketuk Iwan. Tapi lama tak ada yang membuka. Kemudian Iwan menanyakan ke tetangga sebelah rumah Momon. Ia mendapat keterangan bahwa Momon sudah dua minggu ikut orang tuanya pulang ke desa.Menurut kabar, bapak Momon di PHK dari pekerjaan. Rencananya mereka akan menjadi petani saja. Meskipun akhirnya mengorbankan kepentingan Momon. Terpaksa Momon tidak bisa melanjutkan sekolah lagi. “Oh kasihan Momon” ucapnya dalam hati Di rumah Iwan tampak melamun. Ia memikirksn nasib sahabatnya itu. Setiap pulang sekolah wajah-wajahnya itu selalu murung. “Ada apa wan? Kamu seperti tampak lesu. Tidak seperti biasa. Kalau pulang selalu tegar dan ceria!” Papa menegur. “Momon, Pa.” Kata Iwan. “Memangnya kenapa dengan sahabatmu satu itu. Sakitkah ia?” sahut Papa. Iwan menggeleng. “Lantas!” Papa penasaran ingin tahu. “Momon sekaran sudah pindah rumah. Kata tetangganya ia ikut orang tuanya pulang ke desa. Kabarnya bapaknya di PHK. Mereka katanya ingin menjadi petani saja.” Papa menatap wajah Iwan tampak tertegun seperti kurang percaya dengan omongan Iwan. “Kalau Papa tidak percaya, tanya deh ke pak RT atau ke tetangga sebelah!” ujar Iwan. “Lalu apa rencana kamu?” tanya Papa. “Aku harap Papa bisa menolong Momon!” jawab Iwan dengan tegas. “Maksudmu?” sahut Papa. “Aku ingin Momon bisa berkumpul kembali dengan aku!”. Iwan memohon dengan agak mendesak. “Baiklah kalau begitu. Tapi kamu harus mencari alamat rumah Momon di desa itu!” Kata Papa. Dua hari kemudian Iwan baru berhasil memperoleh alamat rumah Momon di desa. Ia merasa senang. Ini karena berkat pertolongan pemilik rumah yang pernah dikontrak keluarga Momon. Kemudian Iwan bersama Papa datang ke rumah Momon di wilayah Kadipaten. Namun lokasi rumahnya masih masuk ke dalam. Bisa ditempuh dengan jalan kaki atau dengan naik ojek. Jaraknya kurang lebih dua kilometer. Kedatangan mereka disambut orangtua Momon dan Momon sendiri. Betapa gembira hati Momon tatkala bertemu Iwan. Mereka berpelukan cukup lama untuk melepas rasa rindu. Semula Momon agak kaget dengan kedatangan Iwan secara mendadak. Soalnya ia tidak memberi tahu lebih dulu kalau ia mau pindah ke desa. “Sorry ya Wan, aku tak sempat memberi tahu kamu” tanya Momon. “Ah tak apa-apa. Yang penting aku merasa gembira karena kita bisa berjumpa lagi.” Jawab Iwan. Setelah mereka berbicara cukup lama, Papa Iwan menjelaskan tujuan kedatangannya kepada orang tua Momon. Ternyata orang tua Momon tidak berkeberatan, dan menyerahkan segala keputusan kepada Momon sendiri. “Begini Mon, kedatangan kami kemari, ingin mengajak kamu agar mau ikut kami ke Bandung. Kamaia anggap kamu itu sudah seperti keluarga kami sendiri. Gimana Mon? Apakah kamu mau? Soal sekolah kamu tak usah khawatir. Segala biaya pendidikan kamu saya yang akan menanggung.” Tanya Papa Iwan kepada Momon. “Baiklah kalau memang Bapak dan Iwan menghendaki demikian, saya bersedia. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan Bapak yang mau membantu saya” jawab Momon. Kemudian Iwan bangkit dari tempat duduk lalu mendekat memeluk Iwan. Tampak mata Iwan dan Momon berkaca-kaca karena merasa bahagia. Akhirnya mereka dapat berkumpul kembali. Ternyata mereka adalah sahabat sejati yang tak terpisahkan. Kini Momon tinggal dirumah Iwan. Sementara orang tuanya masih tetap di desa. Selain mengerjakan swah, mereka juga merawat nenek Iwan yang sudah tua.
Answer
MENGUBAH CERPEN KE DRAMA! TOLONG YA JAWABNYA JANGAN ASAL''an Cinta Tak terbalas Dulu, aku tak begitu mengenalnya, karena selain dia memiliki seorang kekasih, aku pun juga memiliki seorang kekasih, hingga beberapa bulan setelah aku memutuskan hubunganku dengan kekasihku, dan begitu juga dengannya. Berawal dari sebuah flash disk yang ia pinjam dariku, lalu kami pun menukar nomor handphone, setelah kejadian itu, kami berdua pun semakin akrab. Hampir setiap hari, ia menanyakan apa yang sedang aku lakukan, hingga pada suatu hari, saat aku tidak sengaja menabrak dua ekor burung dara, dia adalah orang pertama yang memperhatikan kondisiku dan mengobati lukaku. Sejak saat itulah perasaanku mulai muncul kepadanya, tetapi dia belum bisa melupakan mantan kekasihnya yang dahulu. Seminggu kemudian, aku mendengar kabar bahwa ada banyak wanita yang menyukai dia, dia pun mencoba untuk membuka hatinya dan menyeleksi wanita-wanita yang suka padanya. Hampir setiap hari aku selalu memberinya permen yang bertuliskan isi hatiku, dan aku selalu senyum sendiri bila melihat senyum manisnya, tapi dia menanggapinya dengan biasa saja, aku tidak pernah menyerah. Satu per satu dari mereka gugur, sekarang hanya ada aku dan gadis yang berinisial “S”. Berbagai upaya kulakukan untuk mendapatkan cintanya, hingga pada suatu hari, pada saat pelajaran biologi, aku dan dia saling membalas surat, dan di dalam surat itu, dia mengatakan : “kenapa kamu tidak berbicara secara langsung saja denganku “, lalu dengan gugup aku pun mengatakan : “ aku malu “. Setelah pelajaran biologi berakhir, aku pun di paksa oleh temanku agar aku mau berbicara berdua dengan lelaki yang aku sukai itu, aku pun tidak bisa menolaknya. “ Ada apa? “, ujar lelaki yang kusukai itu. “ aku suka padamu “, ujarku dengan malu-malu. Dia pun heran, dan apa yang aku dapat, seperti kata pepatah : “sudah jatuh, tertimpa tangga pula “, sudah malu, ditolak pula. Keesokan harinya, aku mendangar kabar bahwa dia sudah memiliki seorang kekasih, hatiku hancur mendengarnya, aku berusaha untuk menyembunyikan kesedihanku dihadapannya, tapi ternyata itu sulit. Dua hari tiga malam, aku masih menangisi nasibku yang selalu di sakiti oleh lelaki, dan aku belum bisa menerima semuanya, kalau ternyata orang yang aku cintai, sekarang telah memiliki seorang kekasih, walaupun aku tahu dari temanku, ternyata dia hanya melampiaskan perasaan sakit hatinya kepada kekasih barunya itu dan ia tidak ingin menyakiti perasaanku seperti dia menyakiti perasaan gadis itu nantinya, karena aku terlalu baik baginya. Siang harinya, saat aku berdiri disamping jendela kelasku, aku mendengar suaranya yang sedang tertawa bersama teman-temannya, lagi-lagi aku tidak bisa menahan air mataku, aku pun menangis tersedu-sedu bila mendengar suaranya, sulit bagiku untuk melupakannya, apalagi dia sekelas denganku. Mungkin dia berpikir kalau sikapku ini terlalu berlebihan dan agresif, tapi inilah sifatku, inilah diriku, aku berbeda dengan yang lainnya. Memang susah untuk melupakan orang yang sangat kita cintai, tapi aku tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan cintannya, meski kutahu dia telah memiliki kekasih, dan aku sadar ia tidak akan pernah memberikan cintanya padaku, tapi tak ada salahnya jika kita mengharapkan sesuatu yang kita inginkan, walaupun itu semua tak akan mungkin terjadi, tapi yang terpenting kita sudah berusaha semampunya. Mungkin orang-orang berpikir bahwa lebih baik dicintai dari pada mencintai seseorang, tapi itu tidak berlaku kepadaku, aku lebih baik mencintai seseorang dari pada dicintai, karena jika kita mencintai seseorang, kita akan merasa bahagia, meskipun hati kita tersakiti karena tidak dicintai. Tetapi jika kita dicintai seseorang dan kita tidak mencintai orang tersebut, maka kita akan selalu merasa bersalah karena telah menerima orang yang tidak kita cintai dan dia akan tersakiti, karena bagiku lebih baik tersakiti daripada menyakiti.
Answer

Recommend Questions



Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.