Ali bin Abu Thalib adalah seorang perwira yang tangkas, cerdas, tegas teguh pendirian dan pemberani. Tak ada yang meragukan keperwiraannya. Berkat keperwiraannya tersebut Ali mendapatkan julukan Asadullah, yang artinya singa Allah. Karena ketegasannya, ia tidak segan-segan menggati pejabat gubernur yang tidak becus mengurusi kepentingan umat Islam. Ia juga tidak segan-segan memerangi mereka yang melakukan pemberontakan. Di antara peperangan itu adalah Perang Jamaldan Perang Siffin. Berkat ketegasan dan keteangkasannya, perang Jamal dapat dimenanginya. Namun dalam perang Siffin,Khalifah Ali tertipu oleh muslihat pihak Mu’awiyah. Ali hampir memenangi, namun pihak Muawiyah meminta kepada Ali agar diadakan perjanjian damai yang disebut perjanjian di Daumatul Jandal.
~semoga membantu~
1 votes Thanks 1
eka1816 Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib Pada masa kepemimpinan Ali bin Abi Thalib atau pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib adalah sebuah sistem yang berbeda dari kebanyakan sistem pemerintahan. Dimana sistem yang dibuat adalah sistem yang merangkul para kaum lemah. Tidak ada keterpihakan terhadap kaum apapun, semua kaum dirangkul dan menjadi satu. Kaum lemah pun demikian, diberi perlindungan dan tidak ada penindasan. Semua tanah yang ada di bagi rata. Semua uang yang ada masuk baitul maal untuk kemudian dibagikan pada mereka yang membutuhkan. Pajak tidak terlalu dibebankan pada kaum yang tidak dapat membayarnya, namun lebih menekankan bagaimana membuat sebuah kemakmuran bersama. Pada masa kepemimpinannya Ali bin Abi Thalib banyak dikecam karena berbagai macam tindakan yang didasari oleh pola pikirnya yang berbeda dengan orang lain, kondisi seperti itu yang membuat banyak orang mulai mempertanyakan keterlibatan Ali bin Abi Thalib dalam pembunuhan Usman. Namun daripada menanggapi semua omongan tersebut beliau lebih suka memberikan bukti nyata. Semuanya tidak berjalan dengan mulus, masih ada beberapa orang yang tidak suka dengan cara Ali bin Abi Thalib menjalankan pemerintahannya dan tidak suka jika beliau menjadi seorang pemimpin. Maka dari itu disusunlah sebuah pemberontakan, yang akhirnya menewaskan Ali bin Abi thalib. Namun walaupun beliau telah meninggal dunia, gaya Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib yang yang cenderung merakyat dan tidak pilih kasih tetap dikenang hingga hari ini.
Ali bin Abu Thalib adalah seorang perwira yang tangkas, cerdas, tegas teguh pendirian dan pemberani. Tak ada yang meragukan keperwiraannya. Berkat keperwiraannya tersebut Ali mendapatkan julukan Asadullah, yang artinya singa Allah. Karena ketegasannya, ia tidak segan-segan menggati pejabat gubernur yang tidak becus mengurusi kepentingan umat Islam. Ia juga tidak segan-segan memerangi mereka yang melakukan pemberontakan. Di antara peperangan itu adalah Perang Jamaldan Perang Siffin. Berkat ketegasan dan keteangkasannya, perang Jamal dapat dimenanginya. Namun dalam perang Siffin,Khalifah Ali tertipu oleh muslihat pihak Mu’awiyah. Ali hampir memenangi, namun pihak Muawiyah meminta kepada Ali agar diadakan perjanjian damai yang disebut perjanjian di Daumatul Jandal.
~semoga membantu~
Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib
Pada masa kepemimpinan Ali bin Abi Thalib atau pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib adalah sebuah sistem yang berbeda dari kebanyakan sistem pemerintahan.
Dimana sistem yang dibuat adalah sistem yang merangkul para kaum lemah. Tidak ada keterpihakan terhadap kaum apapun, semua kaum dirangkul dan menjadi satu. Kaum lemah pun demikian, diberi perlindungan dan tidak ada penindasan.
Semua tanah yang ada di bagi rata. Semua uang yang ada masuk baitul maal untuk kemudian dibagikan pada mereka yang membutuhkan. Pajak tidak terlalu dibebankan pada kaum yang tidak dapat membayarnya, namun lebih menekankan bagaimana membuat sebuah kemakmuran bersama.
Pada masa kepemimpinannya Ali bin Abi Thalib banyak dikecam karena berbagai macam tindakan yang didasari oleh pola pikirnya yang berbeda dengan orang lain, kondisi seperti itu yang membuat banyak orang mulai mempertanyakan keterlibatan Ali bin Abi Thalib dalam pembunuhan Usman.
Namun daripada menanggapi semua omongan tersebut beliau lebih suka memberikan bukti nyata. Semuanya tidak berjalan dengan mulus, masih ada beberapa orang yang tidak suka dengan cara Ali bin Abi Thalib menjalankan pemerintahannya dan tidak suka jika beliau menjadi seorang pemimpin.
Maka dari itu disusunlah sebuah pemberontakan, yang akhirnya menewaskan Ali bin Abi thalib.
Namun walaupun beliau telah meninggal dunia, gaya Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib yang yang cenderung merakyat dan tidak pilih kasih tetap dikenang hingga hari ini.