Menulis ulang teks anekdot "politisi blusukan banjir"
kristinPasaribuPOLITISI BLUSUKAN Pada malam Jum’at Kliwon, sejumlah politisi melakukan blusukan ke kampong Munggah Teros yang merupakan salah satu lokasi banjir. Tak ketinggalan juga seorang politisi yang bernama Riris meninjau lokasi banjir. Saat meninjau lokasi banjir, kebetulan banyak wartawan yang sedang meliput. Riris : “Mumpung banyak wartawan yang sedang meliput aku harus terlihat dermawan nih”. (berbicara dalam hati) Sambil merapikan baju, Riris menuju ke kampong Munggah Teros yang terkena banjir. Saat itu ada salah satu wartawan yang mewawancarai Bu Riris. Wartawan : “Bu Riris, apa motivasi Ibu bisa dating kemari. Padahal ini adalah lokasi banjir terparah di kota ini”. Riris : “Sebagai manusia sosial,kita harus saling membantu satu sama lain:. Riris pun menghampiri salah seorang warga lalu memberikan sumbangan kepada warga tersebut. Riris :”Ini bu ada sedikit rezeki dari saya, semoga bermanfaat”. Warga :”Terimakasih Bu, semoga amal Ibu bisa dibalas oleh Allah”. Riris :”Iya sama-sama”. Wartawan : Bagaimana perasaan anda setelah menerima bantuan dari Bu Riris?”. Warga :”Tentu saja saya sangat bahagia ya, apalagi pemberian bantuan ini dilakukan Bu Riris dengan ikhlas kan Bu?”. Riris :”Iya”. Riris tidak puas hanya memberikan bantuan, iya juga mengajak wartawan meninjau lebih jauh agar lebih terkenal. Namun ia tak sadar bahwa ia berjalan di aliran yang cukup deras, sehingga ia terseret arus banjir tersebut”. Riris :”Tolong…tolong….”. Wartawan dan warga : “Ayo Bu pegang tangan saya”. Setelah tertolong, Bu Riris dibawa ke posko kesehatan dengan keadaan pingsan dan basah kuyup. Beberapa saat kemudian Bu Riris Siuman. Saat tersadar, Bu Riris didatangi wartawan. Wartawan :”Bagaimana keadaan Ibu saat ini, setelah hanyut tadi?”. Warga :”Sudah mbak, nanti saja wawancaranya, Bu Riris belum sembuh total dari pingsannya”. Sementara warga menghalangi wartawan untuk mewawancarai Bu Riris, Bu Riris melihat sebuah tulisan yang tertempel di dinding posko kesehatan. Tulisan itu berbunyi “YA ALLAH, HANYUTKANLAH MEREKA YANG TIDAK IKHLAS MEMBERI”. Bu Riris pingsan setelah membacanya.