1. Definisi: Kelompok sosial adalah kumpulan individu yang berinteraksi satu sama lain, saling bergantung, dan memiliki tujuan, aturan, dan nilai-nilai bersama. Anggota kelompok sosial dapat memiliki identitas kolektif dan peran yang berbeda.
2. Interaksi: Kelompok sosial melibatkan interaksi antara anggotanya. Interaksi ini dapat meliputi komunikasi verbal dan nonverbal, kolaborasi dalam mencapai tujuan bersama, serta pengaruh sosial yang saling berlangsung.
3. Interdependensi: Anggota kelompok sosial saling bergantung satu sama lain dalam mencapai tujuan bersama. Mereka memiliki kebutuhan dan harapan yang harus dipenuhi oleh anggota lainnya.
4. Identitas Kolektif: Anggota kelompok sosial biasanya membangun identitas bersama yang membedakan mereka dari kelompok lain. Identitas ini mencakup aspek seperti nilai-nilai, norma-norma, budaya, dan tujuan kelompok.
Perkembangan Kelompok Sosial:
1. Pembentukan: Kelompok sosial umumnya dimulai dengan pembentukan, di mana individu-individu dengan minat, tujuan, atau karakteristik yang serupa berkumpul bersama untuk membentuk kelompok. Pembentukan dapat terjadi secara alami, misalnya dalam keluarga atau lingkungan kerja, atau melalui pengaturan sengaja, seperti kelompok belajar atau klub.
2. Norma dan Peran: Setelah kelompok terbentuk, anggota-anggotanya mengembangkan norma-norma dan peran-peran yang mengatur interaksi mereka. Norma-norma adalah aturan tidak tertulis tentang perilaku yang diharapkan dalam kelompok, sedangkan peran adalah fungsi atau tugas yang harus dilakukan oleh setiap anggota dalam kelompok.
3. Kohesi: Koherensi atau kekompakan kelompok adalah tingkat persatuan dan solidaritas antara anggota-anggotanya. Koehsi yang tinggi dapat memberikan stabilitas dan dukungan sosial kepada individu, sementara koehsi yang rendah dapat menyebabkan konflik dan disintegrasi kelompok.
4. Perubahan dan Pencapaian Tujuan: Kelompok sosial bisa mengalami perubahan dalam waktu, baik itu struktur, norma, tujuan, atau anggota. Kelompok juga memiliki tujuan yang ingin dicapai bersama dan bergerak menuju pencapaian tujuan tersebut dengan kerjasama anggota.
5. Pembedaan dan Konflik: Dalam kelompok sosial, mungkin juga terjadi pembedaan atau ketidaksetaraan antara anggota berdasarkan faktor seperti status, kekuasaan, atau sumber daya. Hal ini dapat menyebabkan konflik internal dalam kelompok.
6. Penguatan dan Deligitimasi: Kelompok sosial dapat memperkuat keberadaannya melalui proses seperti identifikasi dengan kelompok, pemenuhan kebutuhan individu, dan pertukaran sosial positif. Namun, kelompok juga dapat menghadapi tantangan dan penggunaan kekuasaan yang tidak adil, yang dapat melemahkan atau menghilangkan legitimasi kelompok tersebut.
Perkembangan kelompok sosial dapat dipengaruhi oleh faktor yaitu karakteristik individu, lingkungan sosial, kebutuhan dan tujuan kelompok, serta interaksi dan interdependensi antara anggotanya.
Jawaban:
Konsep Dasar Kelompok Sosial:
1. Definisi: Kelompok sosial adalah kumpulan individu yang berinteraksi satu sama lain, saling bergantung, dan memiliki tujuan, aturan, dan nilai-nilai bersama. Anggota kelompok sosial dapat memiliki identitas kolektif dan peran yang berbeda.
2. Interaksi: Kelompok sosial melibatkan interaksi antara anggotanya. Interaksi ini dapat meliputi komunikasi verbal dan nonverbal, kolaborasi dalam mencapai tujuan bersama, serta pengaruh sosial yang saling berlangsung.
3. Interdependensi: Anggota kelompok sosial saling bergantung satu sama lain dalam mencapai tujuan bersama. Mereka memiliki kebutuhan dan harapan yang harus dipenuhi oleh anggota lainnya.
4. Identitas Kolektif: Anggota kelompok sosial biasanya membangun identitas bersama yang membedakan mereka dari kelompok lain. Identitas ini mencakup aspek seperti nilai-nilai, norma-norma, budaya, dan tujuan kelompok.
Perkembangan Kelompok Sosial:
1. Pembentukan: Kelompok sosial umumnya dimulai dengan pembentukan, di mana individu-individu dengan minat, tujuan, atau karakteristik yang serupa berkumpul bersama untuk membentuk kelompok. Pembentukan dapat terjadi secara alami, misalnya dalam keluarga atau lingkungan kerja, atau melalui pengaturan sengaja, seperti kelompok belajar atau klub.
2. Norma dan Peran: Setelah kelompok terbentuk, anggota-anggotanya mengembangkan norma-norma dan peran-peran yang mengatur interaksi mereka. Norma-norma adalah aturan tidak tertulis tentang perilaku yang diharapkan dalam kelompok, sedangkan peran adalah fungsi atau tugas yang harus dilakukan oleh setiap anggota dalam kelompok.
3. Kohesi: Koherensi atau kekompakan kelompok adalah tingkat persatuan dan solidaritas antara anggota-anggotanya. Koehsi yang tinggi dapat memberikan stabilitas dan dukungan sosial kepada individu, sementara koehsi yang rendah dapat menyebabkan konflik dan disintegrasi kelompok.
4. Perubahan dan Pencapaian Tujuan: Kelompok sosial bisa mengalami perubahan dalam waktu, baik itu struktur, norma, tujuan, atau anggota. Kelompok juga memiliki tujuan yang ingin dicapai bersama dan bergerak menuju pencapaian tujuan tersebut dengan kerjasama anggota.
5. Pembedaan dan Konflik: Dalam kelompok sosial, mungkin juga terjadi pembedaan atau ketidaksetaraan antara anggota berdasarkan faktor seperti status, kekuasaan, atau sumber daya. Hal ini dapat menyebabkan konflik internal dalam kelompok.
6. Penguatan dan Deligitimasi: Kelompok sosial dapat memperkuat keberadaannya melalui proses seperti identifikasi dengan kelompok, pemenuhan kebutuhan individu, dan pertukaran sosial positif. Namun, kelompok juga dapat menghadapi tantangan dan penggunaan kekuasaan yang tidak adil, yang dapat melemahkan atau menghilangkan legitimasi kelompok tersebut.
Perkembangan kelompok sosial dapat dipengaruhi oleh faktor yaitu karakteristik individu, lingkungan sosial, kebutuhan dan tujuan kelompok, serta interaksi dan interdependensi antara anggotanya.