Sultan Salahuddin Al Ayyubi memutuskan untuk menghapus tradisi Dinasti Fatimiyah karena beberapa alasan, seperti:
1. Kekuasaan politik: Salahuddin ingin memastikan bahwa kekuasaan politik berada di tangan pemerintah Sunni yang didukung oleh rakyat Sunni, dan memastikan bahwa tradisi Fatimiyah tidak memiliki pengaruh terlalu besar atau mempengaruhi stabilitas politik.
2. Kekuasaan ekonomi: Salahuddin memastikan bahwa kekuasaan ekonomi dan sumber daya alam tidak berada dalam kendali kelompok tertentu, seperti Dinasti Fatimiyah, dan agar dapat diterima secara merata oleh seluruh rakyat.
3. Perbedaan agama: Salahuddin dan Dinasti Fatimiyah memiliki perbedaan keyakinan agama yang sangat mendasar, sehingga Salahuddin memutuskan untuk menghapus tradisi Fatimiyah untuk memastikan bahwa keyakinan agama Sunni lebih dominan.
Dengan menghapus tradisi Dinasti Fatimiyah, Salahuddin bertujuan untuk memastikan stabilitas politik, ekonomi, dan keyakinan agama di wilayah yang dikontrolnya.
Sultan Salahuddin Al Ayyubi memutuskan untuk menghapus tradisi Dinasti Fatimiyah karena beberapa alasan, seperti:
1. Kekuasaan politik: Salahuddin ingin memastikan bahwa kekuasaan politik berada di tangan pemerintah Sunni yang didukung oleh rakyat Sunni, dan memastikan bahwa tradisi Fatimiyah tidak memiliki pengaruh terlalu besar atau mempengaruhi stabilitas politik.
2. Kekuasaan ekonomi: Salahuddin memastikan bahwa kekuasaan ekonomi dan sumber daya alam tidak berada dalam kendali kelompok tertentu, seperti Dinasti Fatimiyah, dan agar dapat diterima secara merata oleh seluruh rakyat.
3. Perbedaan agama: Salahuddin dan Dinasti Fatimiyah memiliki perbedaan keyakinan agama yang sangat mendasar, sehingga Salahuddin memutuskan untuk menghapus tradisi Fatimiyah untuk memastikan bahwa keyakinan agama Sunni lebih dominan.
Dengan menghapus tradisi Dinasti Fatimiyah, Salahuddin bertujuan untuk memastikan stabilitas politik, ekonomi, dan keyakinan agama di wilayah yang dikontrolnya.