Mengarang tema kesehatan sepeeti sakit kepala,sakit demam berdarah dll
hengki36
Demam berdarah atau demam dengue (disingkat DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Nyamuk atau/ beberapa jenis nyamuk menularkan (atau menyebarkan) virus dengue. Demam dengue juga disebut sebagai "breakbone fever" atau "bonebreak fever" (demam sendi), karena demam tersebut dapat menyebabkan penderitanya mengalami nyeri hebat seakan-akan tulang mereka patah. Sejumlah gejala dari demam dengue adalah demam; sakit kepala; kulit kemerahan yang tampak seperti campak; dan nyeri otot dan persendian. Pada sejumlah pasien, demam dengue dapat berubah menjadi satu dari dua bentuk yang mengancam jiwa. Yang pertama adalah demam berdarah, yang menyebabkan pendarahan, kebocoran pembuluh darah (saluran yang mengalirkan darah), dan rendahnya tingkat trombosit darah (yang menyebabkan darah membeku). Yang kedua adalah sindrom renjat dengue, yang menyebabkan tekanan darah rendah yang berbahaya.
Terdapat empat jenis virus dengue. Apabila seseorang telah terinfeksi satu jenis virus, biasanya dia menjadi kebal terhadap jenis tersebut seumur hidupnya. Namun, dia hanya akan terlindung dari tiga jenis virus lainnya dalam waktu singkat. Jika kemudian dia terkena satu dari tiga jenis virus tersebut, dia mungkin akan mengalami masalah yang serius.
Belum ada vaksin yang dapat mencegah seseorang terkena virus dengue tersebut. Terdapat beberapa tindakan pencegahan demam dengue. Orang-orang dapat melindungi diri mereka dari nyamuk dan meminimalkan jumlah gigitan nyamuk. Para ilmuwan juga menganjurkan untuk memperkecil habitat nyamuk dan mengurangi jumlah nyamuk yang ada. Apabila seseorang terkena demam dengue, biasanya dia dapat pulih hanya dengan meminum cukup cairan, selama penyakitnya tersebut masih ringan atau tidak parah. Jika seseorang mengalami kasus yang lebih parah, dia mungkin memerlukan cairan infus (cairan yang dimasukkan melalui vena, menggunakan jarum dan pipa infus), atau transfusi darah (diberikan darah dari orang lain).
Sejak 1960-an, semakin banyak orang yang terkena demam dengue. Penyakit tersebut mulai menimbulkan masalah di seluruh dunia sejak Perang Dunia Kedua. Penyakit ini umum terjadi di lebih dari 110 negara. Setiap tahun, sekitar 50–100 juta orang terkena demam dengue.
Para ahli sedang mengembangkan obat-obatan untuk menangani virus secara langsung. Masyarakat pun melakukan banyak usaha untuk membasmi nyamuk.
Deskripsi pertama dari demam dengue ditulis pada 1779. Pada awal abad ke-20, para ilmuwan mengetahui bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh virus dengue, dan bahwa virus tersebut ditularkan (atau disebarkan) oleh nyamuk.
“Mbok ayo semangkuk lagi,” Sasha kembali menyodorkan mangkuknya yang sudah kosong. “Aduh, non kan sudah 2 kali nambah,” mbok Imah mengeluh, tapi tangannya tetap mengambil mangkuk yang disodorkan Sasha dan kembali menyendokkan ice cream ke dalamnya. Lalu mbok Imah dengan cemas menatap Sasha yang dengan lahap menghabiskan ice creamnya. Sore hari saat menemani mama belanja, Sasha merengek pada mamanya minta dibelikan permen berukuran besar yang dipajang di etalase sebuah toko permen. “Satu saja ya?” tawar mama ketika Sasha minta dibelikan 2 buah permen, tapi Sasha segera menampakkan wajah cemberutnya, mama dengan berat hati membelikan 2 buah permen berbentuk bunga dan matahari itu. Sasha kan memang hobby dengan permen dan coklat, masa mama lupa? Gerutu Sasha dalam hati. “Disimpan dulu ya Sha, nanti makannya separo dulu,” mama mengingatkan, Sasha pura-pura tidak mendengarkan. Makan malam di rumah itu mama sudah membuatkan sup macaroni kesukaan Sasha, tapi wajah Sasha tampak tidak bernafsu saat duduk di depan meja makan, sebenarnya dia sudah kenyang, bayangkan saja ia sore itu menghabiskan 1 permen bunga sebesar kepala bayi itu… “Sasha kenapa tidak makan?” tegur mama. “Kenyang ma,” jawab Sasha. “Ayolah, papa suap ya beberapa sendok,” bujuk papa, karena terus dibujuk akhirnya Sasha mengalah. Beberapa suap nasi dan sup macaroni sempat masuk ke dalam perut Sasha. Alhasil malam itu Sasha merasakan perutnya terasa penuh sekali saat akan tidur…
***
Matahari pagi bersinar, Sasha masih tergolek di tempat tidurnya. Sebenarnya ia sudah mau bangun, tapi mendadak ia merasakan ada yang aneh dengan mulutnya, terasa penuh! Hmm, sekarang seperti berasa ngilu giginya…Ketika Sasha hendak memanggil mamanya dan membuka mulut… “Aduuh!!, Mama!....Sakit!!” Sasha berteriak sambil memegang pipinya. Duh, kenapa dengan mulutnya, ada apa di pipinya? Kenapa Giginya terasa sakiiit sekali? Saat masih bingung itu mama tergopoh masuk ke dalam kamar, melihat Sasha yang memegangi pipinya mama tampak terkejut. “Ya ampun Sasha, pipimu bengkak. Kenapa? Gigimu sakit ya?” Tanya mama panik. Sasha tidak dapat menjawab, air matanya berlinangan di pipi. “Hu, hu, hu sakit ma!,” isaknya sambil menahan sakit. “Wah, wah pasti gigimu sakit. Kita ke dokter ya Sha,” papa yang sudah di dalam kamar berkata. Sasha tidak bisa menolak lagi, jangankan untuk bicara, menangis saja terasa ada jarum yang menusuk dari gusinya sampai ke kepala! Akhirnya pagi itu papa dan mama mengantarkan Sasha ke dokter Gigi. Beruntung antrian di sana tidak lama, karena hanya menunggu sebentar saja nama Sasha sudah dipanggil. “Wah ternyata gigimu berlubang Sha,” dokter Silvi mengamati mulut Sasha yang terbuka lebar. “Pasti Sasha penggemar berat permen dan coklat ya?” “Juga ice cream dokter,” tambah papa menggoda Sasha. Mendengarnya Sasha tidak bisa berbuat apa-apa. Ia duduk pasrah di kursi periksa dokter Silvi. Setelah mengamati beberapa saat dokter Silvi memutuskan untuk memberi obat penahan sakit pada gigi Sasha. “Baru nanti kalau sudah tidak sakit lagi, gigimu akan kita cabut,” senyum dokter Silvi. Aduh!! Mendengarnya wajah Sasha mendadak pucat. “Ma, Sasha tidak mau gigi Sasha ompong,” rengek Sasha dalam perjalanan pulang. “Hmm, Sasha dengar sendiri kan? Kalau gigi itu tidak dicabut maka kerusakannya akan merambat ke gigi sebelahnya. Sasha mau giginya semua dicabut dan Sasha ompong semua?” mama mengingatkan dengan sabar. Mendengarnya Sasha terdiam. “Makanya kalau papa dan mama membatasi Sasha minum es, makan ice cream cukup semangkuk saja, Sasha harusnya mendengarkan. Bukannya terus marah sama mbok Imah atau marah sama mama dan papa. Lalu menangis…Akibatnya kan Sasha juga yang merasakan,” papa tidak mau kalah dengan nasehatnya. “Permen yang mama belikan kemarin pasti sudah habis?” mama bertanya. Sasha menganggukkan kepala. “Ck, ck, Sasha gimana gigimu tidak berlubang,” keluh mama lagi. Sasha menutup matanya, duh giginya kenapa tidak hilang ya rasa ngilunya?
***
Sasha mengamati wajahnya di depan cermin, membuka mulutnya lalu tersenyum , terlihat aneh! Karena ada satu giginya yang ompong! “Anak mama masih cantik kok,” hibur mama yang sudah berdiri di belakangnya, Sasha tersipu. “Hmm, mama mau ke swalayan, Sasha mau titip coklat atau permen lagi?” goda mama. Sasha menutup mulutnya dan menggeleng keras, mama tertawa melihatnya. “Makan coklat dan permennya untuk hari Minggu saja ya ma? Kalau hari-hari lainnya Sasha puasa makan coklat, permen dan ice cream,” putus Sasha kemudian. “Benar begitu?” mama memicingkan mata tidak percaya. “Benar ma. Sasha tidak mau gigi Sasha habis,” ujar Sasha dengan mimic meyakinkan. Mama tertawa geli melihatnya.
Terdapat empat jenis virus dengue. Apabila seseorang telah terinfeksi satu jenis virus, biasanya dia menjadi kebal terhadap jenis tersebut seumur hidupnya. Namun, dia hanya akan terlindung dari tiga jenis virus lainnya dalam waktu singkat. Jika kemudian dia terkena satu dari tiga jenis virus tersebut, dia mungkin akan mengalami masalah yang serius.
Belum ada vaksin yang dapat mencegah seseorang terkena virus dengue tersebut. Terdapat beberapa tindakan pencegahan demam dengue. Orang-orang dapat melindungi diri mereka dari nyamuk dan meminimalkan jumlah gigitan nyamuk. Para ilmuwan juga menganjurkan untuk memperkecil habitat nyamuk dan mengurangi jumlah nyamuk yang ada. Apabila seseorang terkena demam dengue, biasanya dia dapat pulih hanya dengan meminum cukup cairan, selama penyakitnya tersebut masih ringan atau tidak parah. Jika seseorang mengalami kasus yang lebih parah, dia mungkin memerlukan cairan infus (cairan yang dimasukkan melalui vena, menggunakan jarum dan pipa infus), atau transfusi darah (diberikan darah dari orang lain).
Sejak 1960-an, semakin banyak orang yang terkena demam dengue. Penyakit tersebut mulai menimbulkan masalah di seluruh dunia sejak Perang Dunia Kedua. Penyakit ini umum terjadi di lebih dari 110 negara. Setiap tahun, sekitar 50–100 juta orang terkena demam dengue.
Para ahli sedang mengembangkan obat-obatan untuk menangani virus secara langsung. Masyarakat pun melakukan banyak usaha untuk membasmi nyamuk.
Deskripsi pertama dari demam dengue ditulis pada 1779. Pada awal abad ke-20, para ilmuwan mengetahui bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh virus dengue, dan bahwa virus tersebut ditularkan (atau disebarkan) oleh nyamuk.
Ilustrasi sakit gigi pada bayi (medimoon)
“Mbok ayo semangkuk lagi,” Sasha kembali menyodorkan mangkuknya yang sudah kosong.
“Aduh, non kan sudah 2 kali nambah,” mbok Imah mengeluh, tapi tangannya tetap mengambil mangkuk yang disodorkan Sasha dan kembali menyendokkan ice cream ke dalamnya. Lalu mbok Imah dengan cemas menatap Sasha yang dengan lahap menghabiskan ice creamnya.
Sore hari saat menemani mama belanja, Sasha merengek pada mamanya minta dibelikan permen berukuran besar yang dipajang di etalase sebuah toko permen.
“Satu saja ya?” tawar mama ketika Sasha minta dibelikan 2 buah permen, tapi Sasha segera menampakkan wajah cemberutnya, mama dengan berat hati membelikan 2 buah permen berbentuk bunga dan matahari itu. Sasha kan memang hobby dengan permen dan coklat, masa mama lupa? Gerutu Sasha dalam hati.
“Disimpan dulu ya Sha, nanti makannya separo dulu,” mama mengingatkan, Sasha pura-pura tidak mendengarkan.
Makan malam di rumah itu mama sudah membuatkan sup macaroni kesukaan Sasha, tapi wajah Sasha tampak tidak bernafsu saat duduk di depan meja makan, sebenarnya dia sudah kenyang, bayangkan saja ia sore itu menghabiskan 1 permen bunga sebesar kepala bayi itu…
“Sasha kenapa tidak makan?” tegur mama.
“Kenyang ma,” jawab Sasha.
“Ayolah, papa suap ya beberapa sendok,” bujuk papa, karena terus dibujuk akhirnya Sasha mengalah. Beberapa suap nasi dan sup macaroni sempat masuk ke dalam perut Sasha. Alhasil malam itu Sasha merasakan perutnya terasa penuh sekali saat akan tidur…
***
Matahari pagi bersinar, Sasha masih tergolek di tempat tidurnya. Sebenarnya ia sudah mau bangun, tapi mendadak ia merasakan ada yang aneh dengan mulutnya, terasa penuh! Hmm, sekarang seperti berasa ngilu giginya…Ketika Sasha hendak memanggil mamanya dan membuka mulut…
“Aduuh!!, Mama!....Sakit!!” Sasha berteriak sambil memegang pipinya. Duh, kenapa dengan mulutnya, ada apa di pipinya? Kenapa Giginya terasa sakiiit sekali?
Saat masih bingung itu mama tergopoh masuk ke dalam kamar, melihat Sasha yang memegangi pipinya mama tampak terkejut.
“Ya ampun Sasha, pipimu bengkak. Kenapa? Gigimu sakit ya?” Tanya mama panik.
Sasha tidak dapat menjawab, air matanya berlinangan di pipi.
“Hu, hu, hu sakit ma!,” isaknya sambil menahan sakit.
“Wah, wah pasti gigimu sakit. Kita ke dokter ya Sha,” papa yang sudah di dalam kamar berkata.
Sasha tidak bisa menolak lagi, jangankan untuk bicara, menangis saja terasa ada jarum yang menusuk dari gusinya sampai ke kepala! Akhirnya pagi itu papa dan mama mengantarkan Sasha ke dokter Gigi. Beruntung antrian di sana tidak lama, karena hanya menunggu sebentar saja nama Sasha sudah dipanggil.
“Wah ternyata gigimu berlubang Sha,” dokter Silvi mengamati mulut Sasha yang terbuka lebar.
“Pasti Sasha penggemar berat permen dan coklat ya?”
“Juga ice cream dokter,” tambah papa menggoda Sasha.
Mendengarnya Sasha tidak bisa berbuat apa-apa. Ia duduk pasrah di kursi periksa dokter Silvi. Setelah mengamati beberapa saat dokter Silvi memutuskan untuk memberi obat penahan sakit pada gigi Sasha.
“Baru nanti kalau sudah tidak sakit lagi, gigimu akan kita cabut,” senyum dokter Silvi.
Aduh!! Mendengarnya wajah Sasha mendadak pucat.
“Ma, Sasha tidak mau gigi Sasha ompong,” rengek Sasha dalam perjalanan pulang.
“Hmm, Sasha dengar sendiri kan? Kalau gigi itu tidak dicabut maka kerusakannya akan merambat ke gigi sebelahnya. Sasha mau giginya semua dicabut dan Sasha ompong semua?” mama mengingatkan dengan sabar.
Mendengarnya Sasha terdiam.
“Makanya kalau papa dan mama membatasi Sasha minum es, makan ice cream cukup semangkuk saja, Sasha harusnya mendengarkan. Bukannya terus marah sama mbok Imah atau marah sama mama dan papa. Lalu menangis…Akibatnya kan Sasha juga yang merasakan,” papa tidak mau kalah dengan nasehatnya.
“Permen yang mama belikan kemarin pasti sudah habis?” mama bertanya.
Sasha menganggukkan kepala.
“Ck, ck, Sasha gimana gigimu tidak berlubang,” keluh mama lagi.
Sasha menutup matanya, duh giginya kenapa tidak hilang ya rasa ngilunya?
***
Sasha mengamati wajahnya di depan cermin, membuka mulutnya lalu tersenyum , terlihat aneh! Karena ada satu giginya yang ompong!
“Anak mama masih cantik kok,” hibur mama yang sudah berdiri di belakangnya, Sasha tersipu.
“Hmm, mama mau ke swalayan, Sasha mau titip coklat atau permen lagi?” goda mama.
Sasha menutup mulutnya dan menggeleng keras, mama tertawa melihatnya.
“Makan coklat dan permennya untuk hari Minggu saja ya ma? Kalau hari-hari lainnya Sasha puasa makan coklat, permen dan ice cream,” putus Sasha kemudian.
“Benar begitu?” mama memicingkan mata tidak percaya.
“Benar ma. Sasha tidak mau gigi Sasha habis,” ujar Sasha dengan mimic meyakinkan.
Mama tertawa geli melihatnya.