Mengapa sifat qana'ah dapat memupuk sabar dan tawakal ? uraikan
poetryrachmaaa. Pengertian Qana’ahQana’ah secara bahasa berarti cukup. Secara istilah Qana’ah artinya rela menerima segala ketetapan Allah swt dan merasa cukup dengan apa yang telah di perolehnya. Sifat Qana’ah merupakan salah satu sifat apa yang telah diperolehnya. Sifat Qana’ah merupakan salah satu sifat yang terpuji. Seseorang yang bersifat Qana’ah selalu ikhlas menerima hasil usahanya karena yakin bahwa apa yang diperolehnya merupakan kehendak Allah semata. Ia senantiasa dan bersyukur sekalipun hasil usahanya kurang memuaskan.Sifat Qan’ah bukan berarti malas bekerja dan berusaha. Namun sebaliknya, sifat Qana’ah mendorong seseorang giat bekerja danberusaha untuk memperoleh hasil yang sebanyak-banyaknya dari hasil yang diterimahnya disyukuri dengan penuh kerelaan, tidak pernah kesal dan jengkel. Dengan cara yang benar dan penuh harap kepada Allah swt, ia akan mencurahkan segenap kemampuanya untuk mencapai tujuan hidupnya. Orang yang memiliki sifat Qana’ah akan selalu merasa tentram dan merasa cukup dengan apa yang dimilikinya. Dia meyakini bahwa pada hakikatnya kekayaan atau kemiskinan tidak diukkur dengan banyak atau sedikitnya harta, akan tetapi terletak pada klepangan hatinya dalam menerima dan mensyukuri segala anugrah yang di berikan oleh Rasulullah saw. Bersabda yang artinya sebagai berikut, “ kekayaan itu bukanlah diasarkan atas banyaknya harta benda, akan tetapi Qana’ah meliputi lima perkara, yaitu sebagai berikut :§Menerima dengan rela apa yang ada§Memohon kepada Allah tambahan rizki yang layak dan diiringi dengan ihtiar§Menerima dengan sabar semua ketentuan Allah§Bertawakal kepada Allah swt§Tidak tertarik dengan semua tipu muslihat duniawiSifat Qana’ah merupakan bagian dari sikap mental yang penting dan sangat dibutuhkan bagi pengembangan kepribadian seseorang. Oleh karena itu, sifat Qana’ah perlu dibiasakan dan ditanamkan pada diri seseorang sedini mungkin agar dapat menjadi bagian dari sikap hidupnya dan tidak terjerumus ke dalam sifat kserakahan, ketamakan yang sangat dibenci oleh islam. Sikap Qana’ah ini juga menghindarkan diri dari sifat-sifat yang dapat merendahkan martabat seperti labo dan tamak, yang cirinya antara lain suka meminta-minta kepada orang lain seolah-olah masih kurang puas dengan apa yang telah dianugrahkan Allah kepadanya.Rasulullah saw bersabda :
Artinya : “ Qana’ah itu adalah simpanan yang tidak akan pernah lenyap.” ( HR.Thabrani )b.Fungsi Qana’ahSifat Qana’ah memiliki peranan yang sangat penting bagi pembentukan kepribadian seseorang, dan diantaranya sebagai berikut :1Stabilisator, yaitu sebagai pengendali dari sifat serakah, tamak, dan rakus. Sifat-sifat itu akan mendorong seorang menghalalkan segala cara demi pemenuhan hasrat duniawi, misalnya korupsi, dan merampok. Orang-orang yang bersifat Qana’ah akan terlepas dari sifat-sifat tersebut.sebaliknya akan merasa kaya, berkecukupan, tenang, tentram, lapang dada, dan sabar.2Dinamisator, yaitu kebutuhan batin yang mendorong seseorang untuk memperoleh kemajuan-kemajuan hidupnya, baik untuk kepentingan dunia maupun akhirat.3Reflektor, yaitu pencerminan akan kedekatan diri kepada Allah swt dengan perasaan takut dan penuh harap, perasaan cinta yang mendalam kepada Allah dan Rasulnya. Cintanya kepada Allah dan Rasul-nya melebihi cintanya kepada orang lain.
Artinya : “ Qana’ah itu adalah simpanan yang tidak akan pernah lenyap.” ( HR.Thabrani )b. Fungsi Qana’ahSifat Qana’ah memiliki peranan yang sangat penting bagi pembentukan kepribadian seseorang, dan diantaranya sebagai berikut :1 Stabilisator, yaitu sebagai pengendali dari sifat serakah, tamak, dan rakus. Sifat-sifat itu akan mendorong seorang menghalalkan segala cara demi pemenuhan hasrat duniawi, misalnya korupsi, dan merampok. Orang-orang yang bersifat Qana’ah akan terlepas dari sifat-sifat tersebut.sebaliknya akan merasa kaya, berkecukupan, tenang, tentram, lapang dada, dan sabar.2 Dinamisator, yaitu kebutuhan batin yang mendorong seseorang untuk memperoleh kemajuan-kemajuan hidupnya, baik untuk kepentingan dunia maupun akhirat.3 Reflektor, yaitu pencerminan akan kedekatan diri kepada Allah swt dengan perasaan takut dan penuh harap, perasaan cinta yang mendalam kepada Allah dan Rasulnya. Cintanya kepada Allah dan Rasul-nya melebihi cintanya kepada orang lain.