Kategori Soal : Bahasa Sunda - Bahasan Budaya Sunda Kelas : VIII (2 SMP) Pembahasan :
Di dalam bahasa Sunda ada dua ragam bahasa yang secara resmi disebut Ragam Basa Hormat / Lemes (halus) dan Ragam Basa Loma (akrab/kasar). Ragam Basa Hormat / Lemes biasa digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua atau yang dihormat. Sedangkan Ragam Basa Loma biasa digunakan untuk berbicara dengan orang yang sebaya atau lebih muda dan sudah dikenal dengan baik atau akrab. Ketentuan yang mengatur ragam bahasa dalam bahasa Sunda tersebut dikenal dengan Tatakrama Basa Sunda.
Dalam bahasa Sunda, malahan sebelumnya ada sampai delapan ragam bahasa, yaitu enam ragam bahasa halus dan dua ragam bahasa akrab atau kasar. Saat itu, ketentuan yang mengatur ragam bahasa Sunda tersebut dikenal dengan istilah Undak-usuk Basa Sunda. Tetapi saat ini ragam bahasa yang ada dalam bahasa Sunda sudah secara resmi disederhanakan menjadi dua ragam bahasa saja, yaitu Ragam Basa Hormat / Lemes dan Ragam Basa Loma. Selain itu, istilah Undak-usuk Basa juga telah secara resmi diganti dengan Tatakrama Basa Sunda.
Menurut sejarahnya, adanya ragam bahasa dalam bahasa Sunda adalah akibat adanya pengaruh dari bahasa Jawa saat sebagian daerah Sunda ada di bawah kekuasaan kerajaan Mataram-Islam. Di daerah Sunda ada daerah yang tidak pernah berada di bawah kekuasaan kerajaan Mataram Islam yaitu daerah Banten. Di daerah Banten tidak dikenal adanya ragam bahasa Sunda. Bagi sebagian besar orang Sunda yang berada di luar daerah Banten, bahasa Sunda yang digunakan oleh orang Banten dianggap sebagai bahasa Sunda yang kasar, padahal sebenarnya justru bahasa Sunda di daerah Banten merupakan bahasa Sunda yang lebih "asli" dibandingkan bahasa Sunda yang digunakan di daerah lainnya.
Verified answer
Kategori Soal : Bahasa Sunda - Bahasan Budaya SundaKelas : VIII (2 SMP)
Pembahasan :
Di dalam bahasa Sunda ada dua ragam bahasa yang secara resmi disebut Ragam Basa Hormat / Lemes (halus) dan Ragam Basa Loma (akrab/kasar). Ragam Basa Hormat / Lemes biasa digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua atau yang dihormat. Sedangkan Ragam Basa Loma biasa digunakan untuk berbicara dengan orang yang sebaya atau lebih muda dan sudah dikenal dengan baik atau akrab. Ketentuan yang mengatur ragam bahasa dalam bahasa Sunda tersebut dikenal dengan Tatakrama Basa Sunda.
Dalam bahasa Sunda, malahan sebelumnya ada sampai delapan ragam bahasa, yaitu enam ragam bahasa halus dan dua ragam bahasa akrab atau kasar. Saat itu, ketentuan yang mengatur ragam bahasa Sunda tersebut dikenal dengan istilah Undak-usuk Basa Sunda. Tetapi saat ini ragam bahasa yang ada dalam bahasa Sunda sudah secara resmi disederhanakan menjadi dua ragam bahasa saja, yaitu Ragam Basa Hormat / Lemes dan Ragam Basa Loma. Selain itu, istilah Undak-usuk Basa juga telah secara resmi diganti dengan Tatakrama Basa Sunda.
Menurut sejarahnya, adanya ragam bahasa dalam bahasa Sunda adalah akibat adanya pengaruh dari bahasa Jawa saat sebagian daerah Sunda ada di bawah kekuasaan kerajaan Mataram-Islam. Di daerah Sunda ada daerah yang tidak pernah berada di bawah kekuasaan kerajaan Mataram Islam yaitu daerah Banten. Di daerah Banten tidak dikenal adanya ragam bahasa Sunda. Bagi sebagian besar orang Sunda yang berada di luar daerah Banten, bahasa Sunda yang digunakan oleh orang Banten dianggap sebagai bahasa Sunda yang kasar, padahal sebenarnya justru bahasa Sunda di daerah Banten merupakan bahasa Sunda yang lebih "asli" dibandingkan bahasa Sunda yang digunakan di daerah lainnya.