Mengapa pemerintahan Hindia Belanda mendapatkan sorotan dan kritikan dari bangsa Imdonesia dan bangsa Belanda?
raihannn22
Karena munculnya politik etis yang dilatarbelakangi -pelaksanaan sistem tanam paksa -eksploitasi terhadap tanah dan penduduk indonesia
jangan lupa untuk trima kasih:))
4 votes Thanks 11
kristin3bPelaksanaan system tanam paksa yang menguntungkan Belanda, tetapi menimbulkan penderitaan rakyat Indonesia telah menggugah hati nurani sebagian orang Belanda.Eksploitasi terhadap tanah dan penduduk Indonesia dengan system ekonomi liberal tidak mengubah nasib buruk rakyat pribumi. Sementara itu, kaum kapitalis dari Belanda, Inggris, Amerika, Belgia, Cina, dan Jepang memperoleh keuntungan yang sangat besar.Upaya Belanda untuk memperkokoh pertahanan negeri jajahan dilakukan dengan cara penekanan dan penindasan terhadap rakyat.Rakyat kehilangan hak miliknya yang utama yaitu tanah. Bahkan, industry rakyat pun terdesak. Karena penderitaan itu, timbullah golongan yang sama sekali tidak mempunyai tanah. Mereka termasuk dalam golongan buruh yang bekerja pada perkebunan, pabrik, dan tambang.Adanya kritik dari kaum intelektual Belanda sendiri (Kaum Etisi) terhadap praktik liberal colonial, seperti van Kol, van Deventer, de Waal, Baron van Hoevell, dan Van den Berg.I.) Van Kol, sebagai juru bicara golongan sosialis, melancarkan kritik terhadap keadaan yang serba merosot di Indonesia karena terus-terusan diterapkan politikdrainage (penghisapan) kekayaan oleh pemerintah Belanda dan tidak dibelanjakan di Indonesia.II.) Van Deventer, pada tahun 1899 dalam artikelnya pada majalah De Gidsberjudul Een Eereschuld (hutang kehormatan) menuliskan bahwa jutaan gulden yang diperoleh dari Indonesia sebagai Hutang Kehormatan. Pembayaran hutang tersebut dapat dilakukan dengan tiga cara, yang dikenal dengan Trilogi Van Deventer, yaitu.Irigrasi (pengairan),Emigrasi (perpindahan penduduk), danEdukasi (pendidikan).III.) De Waal memperhitungkan bahwa sejak VOC hingga zaman ekonomi liberal (1884), rakyat Indonesia berhak mendapatkan 528 juta gulden dari Belanda. Bahkan apabila dihitung dengan bunganya maka menjadi 1585 juta gulden.IV.) Baron van Hoevell, seorang pendeta Protestan yang secara berapi-api meminta perbaikan nasib rakyat Indonesia dan siding parlemen.
-pelaksanaan sistem tanam paksa
-eksploitasi terhadap tanah dan penduduk indonesia
jangan lupa untuk trima kasih:))