Mengapa olahraga tradisional dapat di mainkan oleh seluruh lapisan masyarakat
eza82
Arena olahraga tersebut berkembang di masyarakat
0 votes Thanks 1
mocsarKekean merupakan permainan olahraga tradisional yang dilakukan oleh kalangan anak-anak hingga remaja dengan menggunakan sebuah alat gasing, dan biasanya dilakukan oleh kaum pria. Permainan ini berkembang sangat baik di sebuah daerah Watesprojo Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto. Sebenarnya, permainan gasing seperti Kekean ini tidak asing di semua Wilayah Indonesia. Hampir semua anak laki-laki pernah mengetahui bahkan melakukan alat gasing secara mahir. Namun, sedikit berbeda dengan permainan Kekan ini walaupun jenis permainan ini menggunakan sebuah alat gasing sebagaimana yang dimainkan oleh kebanyakan anak-anak dan remaja.
Alat Gasing adalah berbentuk bulat yang terbuat dari kayu dengan ukuran tertentu, dan cara bermaiannya adalah dengan memutar gasing tersebut dengan seuah utas tali. Gasing tersebut dapat berputar karena di ujung bawah alat tersebut terdapat logam runcing yang menyatu dengan gasing. Kemampuan berputar dari masing-masing gasing sangat bergantung dari kemahiran se pemain. Semakin mahir, tentunya perputaran alat gasing tersebut semakin cepat dan lama.
Permainan gasing seperti yang dilakukan oleh anak-anak dan remaja desa Watesprojo sudah semakin punah. Kegemaran anak-anak sekarang sangat berbeda, mereka lebih asyik bermain play station atau permainan-permainan elektrinik lainnya yang bagi mereka lebih menantang. Tetapi berbeda dengan situasi di desa Watesprojo Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto. Permainan tradisional dengan menggunakan alat gasing ini menjadi kegemaran anak-anak dan remaja di daerah tersebut.
Pemain kekean, biasanya dilakukan oleh anak laki-laki dan para remaja pria yang berumur 9 – 16 tahun, tetapi tidak menutup kemungkinan para pemain dapat juga dilakukan oleh orang dewasa, permainan inipun sering dilombakan pada acara-acara yang bersifat tradisi, kekean dilakukan paling sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak adalah 4 (empat) orang pemain, permainan kekean ini tidak dimaikan secara beregu atau tim tetapi permainan ini dimainkan secara perorangan. Masing-masing pemain akan memperebutkan posisi atau gelar yang menentukan urutan pelemparan kekean, posisi atau gelar yang diperebutkan mulai dari bawah adalah MBOTEK ATAU PRAJURIT, PATIH, RATU dan RAJA, untuk menetukan posisi atau gelar maka diadakan undian bagi pemain, dengan cara melemparkan kekean secara bersamaan, dimana kekean yang berputar tidak lama (berhenti berputar paling cepat) maka dia akan menempati posisi atau gelar sebagai Mbotek, kekean pemain yang berhenti berputar kedua dia akan menempati posisi sebagai Patih, kekean pemain yang berhenti berputar ketiga dia akan menempati posisi sebagai Ratu dan kekean yang berhenti terakhir maka dia akan menempati posisi sebagai Raja.
Setelah para pemain menempati posisi atau gelar masing-masing, maka posisi atau gelar yang terbawah atau Mbotek melakukan pelemparan pertama yang disebut dengan istilah SOGO (Memberi umpan), apabila sogo telah dilakukan dan kekean milik Mbotek berhenti berputar sebelum pemain berikutnya melakukan pelemparan maka istilah ini disebut dengan LUR sehingga Mbotek harus melakukan pelemparan ulang atau memberi sogo ulang. Setelah Mbotek melakukan sogo kedua, maka giliran Patih yang melemparkan kekean miliknya dan harus mengenai kekean milik Mbotek ini disebut dengan istilah DITUJU, apabila kekean milik patih tidak mengenai kekean milik Mbotek maka secara otomatis Patih akan turun derajatnya menjadi Mbotek dan Mbotek akan naik derajatnya menjadi Patih maka pelemparan ulang akan dilaksanakan dari awal, akan tetapi apabila kekean Patih mengenai kekean Mbotek dan kedua kekean tersebut berhenti berputar sebelum kekean milik Ratu dilemparkan maka terjadi DRAW, selanjutnya antara Mbotek dan Patih akan diadakan undian JET untuk memperebutkan posisi atau gelar Patih. Ada beberapa istilah JET dalam permainan ini yaitu JET SABYONG, JET SHOLAT dan JET HIDUP.
Alat Gasing adalah berbentuk bulat yang terbuat dari kayu dengan ukuran tertentu, dan cara bermaiannya adalah dengan memutar gasing tersebut dengan seuah utas tali. Gasing tersebut dapat berputar karena di ujung bawah alat tersebut terdapat logam runcing yang menyatu dengan gasing. Kemampuan berputar dari masing-masing gasing sangat bergantung dari kemahiran se pemain. Semakin mahir, tentunya perputaran alat gasing tersebut semakin cepat dan lama.
Permainan gasing seperti yang dilakukan oleh anak-anak dan remaja desa Watesprojo sudah semakin punah. Kegemaran anak-anak sekarang sangat berbeda, mereka lebih asyik bermain play station atau permainan-permainan elektrinik lainnya yang bagi mereka lebih menantang. Tetapi berbeda dengan situasi di desa Watesprojo Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto. Permainan tradisional dengan menggunakan alat gasing ini menjadi kegemaran anak-anak dan remaja di daerah tersebut.
Pemain kekean, biasanya dilakukan oleh anak laki-laki dan para remaja pria yang berumur 9 – 16 tahun, tetapi tidak menutup kemungkinan para pemain dapat juga dilakukan oleh orang dewasa, permainan inipun sering dilombakan pada acara-acara yang bersifat tradisi, kekean dilakukan paling sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak adalah 4 (empat) orang pemain, permainan kekean ini tidak dimaikan secara beregu atau tim tetapi permainan ini dimainkan secara perorangan. Masing-masing pemain akan memperebutkan posisi atau gelar yang menentukan urutan pelemparan kekean, posisi atau gelar yang diperebutkan mulai dari bawah adalah MBOTEK ATAU PRAJURIT, PATIH, RATU dan RAJA, untuk menetukan posisi atau gelar maka diadakan undian bagi pemain, dengan cara melemparkan kekean secara bersamaan, dimana kekean yang berputar tidak lama (berhenti berputar paling cepat) maka dia akan menempati posisi atau gelar sebagai Mbotek, kekean pemain yang berhenti berputar kedua dia akan menempati posisi sebagai Patih, kekean pemain yang berhenti berputar ketiga dia akan menempati posisi sebagai Ratu dan kekean yang berhenti terakhir maka dia akan menempati posisi sebagai Raja.
Setelah para pemain menempati posisi atau gelar masing-masing, maka posisi atau gelar yang terbawah atau Mbotek melakukan pelemparan pertama yang disebut dengan istilah SOGO (Memberi umpan), apabila sogo telah dilakukan dan kekean milik Mbotek berhenti berputar sebelum pemain berikutnya melakukan pelemparan maka istilah ini disebut dengan LUR sehingga Mbotek harus melakukan pelemparan ulang atau memberi sogo ulang. Setelah Mbotek melakukan sogo kedua, maka giliran Patih yang melemparkan kekean miliknya dan harus mengenai kekean milik Mbotek ini disebut dengan istilah DITUJU, apabila kekean milik patih tidak mengenai kekean milik Mbotek maka secara otomatis Patih akan turun derajatnya menjadi Mbotek dan Mbotek akan naik derajatnya menjadi Patih maka pelemparan ulang akan dilaksanakan dari awal, akan tetapi apabila kekean Patih mengenai kekean Mbotek dan kedua kekean tersebut berhenti berputar sebelum kekean milik Ratu dilemparkan maka terjadi DRAW, selanjutnya antara Mbotek dan Patih akan diadakan undian JET untuk memperebutkan posisi atau gelar Patih. Ada beberapa istilah JET dalam permainan ini yaitu JET SABYONG, JET SHOLAT dan JET HIDUP.