Masalah apa yang dilalui oleh drama cinta Romeo and Juliet ?
easter
Permusuhan keluarga Montague dan Capulet sudah mendarah daging. Maka ketika Romeo Montague yang baru saja patah hati disarankan untuk datang ke pesta keluarga Capulet, bisa dipastikan akan ada masalah. Sepupunya yang beranggapan bahwa Romeo bisa menemukan wanita baru di sana tidak menyangka bahwa yang mencuri hati Romeo adalah wanita yang terlarang untuknya, Juliet Capulet. Romeo dan Juliet pun segera memutuskan untuk menikah secara diam-diam, demi kesucian cinta mereka. Namun belum sehari-semalam berlalu, Romeo terlibat masalah pembunuhan dan dendam nyawa Montague-Capulet. Dia akan diadili, dan terancam mendapatkan hukuman pengasingan. Seolah tak cukup masalah, perjodohan Juliet dipercepat, padahal dia sudah menikah dengan musuh keluarganya. Saya rasa hampir semua sudah mengetahui plot kisah ini, juga bagaimana akhirnya. Namun mungkin tidak semuanya membaca dari versi asli yang ditulis oleh Shakespeare. Saya tidak memperhatikan variasi kisah pada berbagai adaptasi, yang jelas dalam versi Shakespeare, saya menangkap keindahan dalam tutur Romeo yang sangat kentara. Hal yang tak bisa kita lihat sepenuhnya dalam versi adaptasi. Tak bisa dipungkiri, dalam drama Shakespeare pasti ada lubang di sana-sini, mungkin karena formatnya yang mengharuskan kisah kehidupan yang panjang agar selesai ditampilkan dalam beberapa jam. Semacam cinta instan antara Romeo dan Juliet, pun pernikahan mereka. Namun saya tidak merasa terlalu terganggu dengan itu. ROMEO O, teach me how I should forget to think.BENVOLIO By giving liberty unto thine eyes; Examine other beauties.(Act I Scene I) So soon forsaken? young men’s love then liesNot truly in their hearts, but in their eyes.(Friar Laurence, Act II Scene III) Di balik itu semua, drama ini memang menekankan pada cinta yang terbentur oleh latar belakang keluarga. Bahwa permusuhan yang dibawa secara turun-temurun atas nama kehormatan keluarga, hingga bahkan sudah tak jelas asal-mulanya, hanya membawa penderitaan bagi anak-keturunannya. Kekuatan cinta yang akan melakukan apa saja, bijak atau bodoh, yang rela mengorbankan segala hal, termasuk nama dan masa lalu. Sebagaimana kata-kata Juliet yang termasyhur: What’s in a name? that which we call a roseBy any other name would smell as sweet;So Romeo would, were he not Romeo call’d,Retain that dear perfection which he owesWithout that title. Romeo, doff thy name,And for that name which is no part of theeTake all myself.(Juliet, Act II Scene II) Selain itu, hal terpenting adalah jangan bertindak gegabah. Mungkin benar bahwa cinta itu buta, membutakan mata dan pikiran, karena terkadang tragedi itu terjadi karena kesalahpahaman, karena informasi yang terlambat diperoleh, karena tindakan terburu-buru yang dilakukan atas nama cinta.
Romeo dan Juliet pun segera memutuskan untuk menikah secara diam-diam, demi kesucian cinta mereka. Namun belum sehari-semalam berlalu, Romeo terlibat masalah pembunuhan dan dendam nyawa Montague-Capulet. Dia akan diadili, dan terancam mendapatkan hukuman pengasingan. Seolah tak cukup masalah, perjodohan Juliet dipercepat, padahal dia sudah menikah dengan musuh keluarganya.
Saya rasa hampir semua sudah mengetahui plot kisah ini, juga bagaimana akhirnya. Namun mungkin tidak semuanya membaca dari versi asli yang ditulis oleh Shakespeare. Saya tidak memperhatikan variasi kisah pada berbagai adaptasi, yang jelas dalam versi Shakespeare, saya menangkap keindahan dalam tutur Romeo yang sangat kentara. Hal yang tak bisa kita lihat sepenuhnya dalam versi adaptasi.
Tak bisa dipungkiri, dalam drama Shakespeare pasti ada lubang di sana-sini, mungkin karena formatnya yang mengharuskan kisah kehidupan yang panjang agar selesai ditampilkan dalam beberapa jam. Semacam cinta instan antara Romeo dan Juliet, pun pernikahan mereka. Namun saya tidak merasa terlalu terganggu dengan itu.
ROMEO O, teach me how I should forget to think.BENVOLIO By giving liberty unto thine eyes; Examine other beauties.(Act I Scene I)
So soon forsaken? young men’s love then liesNot truly in their hearts, but in their eyes.(Friar Laurence, Act II Scene III)
Di balik itu semua, drama ini memang menekankan pada cinta yang terbentur oleh latar belakang keluarga. Bahwa permusuhan yang dibawa secara turun-temurun atas nama kehormatan keluarga, hingga bahkan sudah tak jelas asal-mulanya, hanya membawa penderitaan bagi anak-keturunannya. Kekuatan cinta yang akan melakukan apa saja, bijak atau bodoh, yang rela mengorbankan segala hal, termasuk nama dan masa lalu. Sebagaimana kata-kata Juliet yang termasyhur:
What’s in a name? that which we call a roseBy any other name would smell as sweet;So Romeo would, were he not Romeo call’d,Retain that dear perfection which he owesWithout that title. Romeo, doff thy name,And for that name which is no part of theeTake all myself.(Juliet, Act II Scene II)
Selain itu, hal terpenting adalah jangan bertindak gegabah. Mungkin benar bahwa cinta itu buta, membutakan mata dan pikiran, karena terkadang tragedi itu terjadi karena kesalahpahaman, karena informasi yang terlambat diperoleh, karena tindakan terburu-buru yang dilakukan atas nama cinta.