Maka kemerdekaan Timor Timur tidak saja tak membuatnya bahagia tapi juga membuatnya canggung. Para mahasiswa Timor Timur di Jakarta yang pro-integrasi seperti Neka dilanda ketakutan ketika membayangkan pulang. Timor Leste bagi mereka seperti kampung halaman yang asing. Sebuah oksimoron. Dengan ketakutan itulah Neka mesti bergulat ketika ayahnya mengundangnya pulang. "Aku harus pulang," kata Neka pada suatu sore di beranda depan kamar kos kami. "Harus. Aku tak punya pilihan. Ayahku sakit keras," katanya lagi seperti bergumam. Simpulan penyebab konflik dalam kutipan cerpen tersebut adalah ... A. Neka akan pulang karena ayahnya sakit keras. B. Neka canggung dengan kemerdekaan Timor Timur. C. Neka mahasiswa pro-integrasi Timor Timur. D. Ayah Neka memintanya pulang ke Timor Timur.
Para mahasiswa Timor Timur yang pro-integrasi seperti Neka merasa canggung dengan kemerdekaan Timor Timur karena mereka tidak merasa memiliki ikatan emosional yang kuat dengan Timor Leste. Kemerdekaan Timor Timur juga membuat mereka takut dan ketakutan ketika membayangkan pulang. Ini menjadi konflik internal dalam diri Neka ketika ayahnya mengundangnya pulang.
Jawaban:
B. Neka canggung dengan kemerdekaan Timor Timur.
Penjelasan:
Para mahasiswa Timor Timur yang pro-integrasi seperti Neka merasa canggung dengan kemerdekaan Timor Timur karena mereka tidak merasa memiliki ikatan emosional yang kuat dengan Timor Leste. Kemerdekaan Timor Timur juga membuat mereka takut dan ketakutan ketika membayangkan pulang. Ini menjadi konflik internal dalam diri Neka ketika ayahnya mengundangnya pulang.