saantika Paradoks, nasi banyak gulai melimpah, tetapi helat tak bikin kenyang. Hiperbola, adik – adiknya sudah terbang hambur ke negri orang Hiperbola, dua kali meriam ditembakan ke langit. Perbandingan, kuah gulai rebungnya encer seperti kuah sayur toge. Personifikasi, akibatnya, berseraklah fitnah dan cela yang mesti ditanggung tuan rumah Alegori, tabiat orang tua memang selalu begitu, walau terasa semanis gula tak bakal langsung direguknya, meski sepahit empedu tidak pula buru – buru dimuntahkannya, mesti matang ia menimbang. Alegori, derajat keluarga Azrial memang seumpama lurah tak berbatu, seperti sawah tak berpembatang, tak ada yang bisa diandalkan Simile, ibarat emas dan loyang perbedaan mereka. Ironi, "bahkanbilsa ia jadi kepala desapun ,tak sudi saya mempunyai menantu anak juru masak!" bentak mangkudun. Perumpamaan, lurah tak berbatu, sawah tak berpematang, Ironi, "kuah gulai rebungnya encer seperti kuah sayur toge. kembang perut kami dibuatnya
Hiperbola, adik – adiknya sudah terbang hambur ke negri orang
Hiperbola, dua kali meriam ditembakan ke langit.
Perbandingan, kuah gulai rebungnya encer seperti kuah sayur toge.
Personifikasi, akibatnya, berseraklah fitnah dan cela yang mesti ditanggung tuan rumah
Alegori, tabiat orang tua memang selalu begitu, walau terasa semanis gula tak bakal langsung direguknya, meski sepahit empedu tidak pula buru – buru dimuntahkannya, mesti matang ia menimbang.
Alegori, derajat keluarga Azrial memang seumpama lurah tak berbatu, seperti sawah tak berpembatang, tak ada yang bisa diandalkan
Simile, ibarat emas dan loyang perbedaan mereka.
Ironi, "bahkanbilsa ia jadi kepala desapun ,tak sudi saya mempunyai menantu anak juru masak!" bentak mangkudun.
Perumpamaan, lurah tak berbatu, sawah tak berpematang,
Ironi, "kuah gulai rebungnya encer seperti kuah sayur toge. kembang perut kami dibuatnya