Macam macam hujan berdasarkan letaknya dan penjelasannya !
ALFIQR4502
A. Hujan Orografis. Peranan topografi terhadap terjadinya hujan amat besar. Angin yang banyak membawa uap air ketika melewati gunung atau pegunungan, mendaki lereng dan makin tinggi udara bergerak ke atas, maka udara tersebut semakin dingin sehingga uap air yang dibawanya mengalami pengembunan atau kondensasi dan berubah menjadi titik-titik air yang membentuk awan. Pembentukan titik-titik air yang semakin banyak akhirnya menimbulkan hujan pada lereng yang menghadap ke arah datangnya angin tersebut. Angin akan bertiup terus melewati puncak dan menuruni lereng, akan tetapi angin ini tidak lagi membawa uap air, sehingga di lereng yang membelakangi arah datangnya angin tidak turun hujan. Lereng yang membelakangi arah angin tersebut dinamai daerah bayangan hujan. b. Hujan Konveksi. Hujan konveksi (zenith) terjadi pada siang hari sehingga disebut hujan tengah hari. Pada siang hari ketika udara cerah, terjadi pemanasan yang tinggi terhadap permukaan bumi. Akibatnya, udara mengembang dan bersama-sama uap air naik secara vertikal ke atas dan proses ini berlangsung sangat cepat. Uap air yang naik ke atas mengalami pendinginan dan berubah menjadi titik-titik air (pengembunan) yang mengakibatkan turunnya hujan. Hujan konveksi biasanya sangat lebat, tetapi berlangsung hanya sebentar dan meliputi wilayah yang sempit.loading...c. Hujan Frontal. Front merupakan permukaan yang membatasi dua massa udara yang berbeda temperaturnya satu sama lain. Hujan frontal terjadi berwal dari udara yang lebih hangat menjadi lebih ringan dan cenderung berada di atas udara yang lebih dingin. Udara dingin mengangkat udara yang lebih hangat. Udara yang lebih hangat terangkat kemudian mengembang dan mendingin. Dalam proses pendinginan akan terbentuk titik-titik air, yaitu awan. Setelah titik-titik air itu mengalami kejenuhan, akhirnya jatuh dan terjadilah hujan frontal. Pada umumnya hujan frontal terjadi di daerah lintang sedang di mana udara bergerak dan daerah bertekanan tinggi (kutub) bertemu dengan udara dari zona tekanan rendah, yaitu dan daerah sub tropis. d. Hujan Buatan. Perkembangan teknologi di bidang meteorologi, telah memberikan kemampuan kepada manusia untuk membuat hujan buatan. Hujan buatan dilakukan dengan cara menaburkan bahan kimia berupa Argentium lodida atau bahan pendingin seperti es kering ke dalam awan untuk mempercepat proses pembentukan awan. Hujan buatan sering dilakukan pada musim kemarau panjang atau pada kebakaran hutan yang luas, seperti kebakaran hutan yang pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1997 yang asapnya menyebar sampai ke negara tetangga.
b. Hujan Konveksi. Hujan konveksi (zenith) terjadi pada siang hari sehingga disebut hujan tengah hari. Pada siang hari ketika udara cerah, terjadi pemanasan yang tinggi terhadap permukaan bumi. Akibatnya, udara mengembang dan bersama-sama uap air naik secara vertikal ke atas dan proses ini berlangsung sangat cepat. Uap air yang naik ke atas mengalami pendinginan dan berubah menjadi titik-titik air (pengembunan) yang mengakibatkan turunnya hujan. Hujan konveksi biasanya sangat lebat, tetapi berlangsung hanya sebentar dan meliputi wilayah yang sempit.loading...c. Hujan Frontal. Front merupakan permukaan yang membatasi dua massa udara yang berbeda temperaturnya satu sama lain. Hujan frontal terjadi berwal dari udara yang lebih hangat menjadi lebih ringan dan cenderung berada di atas udara yang lebih dingin. Udara dingin mengangkat udara yang lebih hangat. Udara yang lebih hangat terangkat kemudian mengembang dan mendingin. Dalam proses pendinginan akan terbentuk titik-titik air, yaitu awan. Setelah titik-titik air itu mengalami kejenuhan, akhirnya jatuh dan terjadilah hujan frontal. Pada umumnya hujan frontal terjadi di daerah lintang sedang di mana udara bergerak dan daerah bertekanan tinggi (kutub) bertemu dengan udara dari zona tekanan rendah, yaitu dan daerah sub tropis.
d. Hujan Buatan. Perkembangan teknologi di bidang meteorologi, telah memberikan kemampuan kepada manusia untuk membuat hujan buatan. Hujan buatan dilakukan dengan cara menaburkan bahan kimia berupa Argentium lodida atau bahan pendingin seperti es kering ke dalam awan untuk mempercepat proses pembentukan awan. Hujan buatan sering dilakukan pada musim kemarau panjang atau pada kebakaran hutan yang luas, seperti kebakaran hutan yang pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1997 yang asapnya menyebar sampai ke negara tetangga.