Suasan : Suasana tegang dan kacau, dengan suara bentrokan dan teriakan dari para siswa yang saling bertengkar. Suasana penuh dengan kemarahan dan ketegangan.
Menurut pendapat Aminuddin, yang dimaksud dengan setting/latar adalah latar peristiwa dalam karya fiksi baik berupa tempat, waktu maupun peristiwa, serta memiliki fungsi fisikal dan fungsi psikologis.
Latar dalam buku ini dapat dibuktikan dalam kutipan berikut
“Hadi melotot, ‘Kurang ajar! Betul dia bilang begitu? Betul Hasan?!’” (p. 10, hal. 12)
“Hadi makin merengut. Mukanya merah kelabu. Giginya menggigit
potlot. Mengepalkan tinjunya semakin kuat.” (p. 3, hal. 14)
“Mendengar itu Hadi seakan-akan sudah tak tahan lagi. Yang selama itu diam saja, kini tiba-tiba meletus dengan suara mengguntur, ‘Aku bukan bangkai! Aku bukan bangkai! Setan!’’ (p. 8, hal. 14)
“Maka bertanya Pak Yoso dengan suara lembut, ‘Ayahmu meninggal?’” (p.2, hal. 33)
“’Bagaimana mungkin saya bisa melupakan peristiwa yang menyesalkan hati saya itu?’” (p.14 hal 36)
Amanat
Menurut Nurgiyanto amanat merupakan unsur isi dalam karya fiksi yang mengacu pada nilai-nilai, sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan yang dihadirkan pengarang melalui tokoh-tokoh di dalamnya. (2009: 321).
Buku Bentrokan dalam Asrama karya Achdiat K. Mihardja beramanatkan kita tidak boleh terpengaruh untuk membenci orang tanpa tahu kesalahannya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut ini
“’Bagaimana mungkin saya bisa melupakan peristiwa yang menyesalkan hati saya itu?’” (p.14 hal 36)
“Pada akhirnya Anas mau juga menerima ‘baik, saya terima.tapi tentu saja harga arloji ini tidak seimbang dengan harga kaca sebelah untuk kacamataku ini.” (p.1 hal 37)
“’Dosaku tak tertembus dengan sepuluh arloji. Dan kebaikan budimu tak terbeli dengan lebih dari itu.” (p.4 hal 37)
“’Baiklah peristiwa ini kita lupakan mulai kini.’” (p.5 hal 37)
“Pak Yoso terharu mendengar ucapan Hadi yang tegas itu.” (p.9 hal 37)
Jawaban:
Tempat : Asrama di sebuah sekolah
Waktu : Malam hari
Suasan : Suasana tegang dan kacau, dengan suara bentrokan dan teriakan dari para siswa yang saling bertengkar. Suasana penuh dengan kemarahan dan ketegangan.
maaf kalau salah karna tdk ada gambar :D
Jawaban:
Latar
Menurut pendapat Aminuddin, yang dimaksud dengan setting/latar adalah latar peristiwa dalam karya fiksi baik berupa tempat, waktu maupun peristiwa, serta memiliki fungsi fisikal dan fungsi psikologis.
Latar dalam buku ini dapat dibuktikan dalam kutipan berikut
“Hadi melotot, ‘Kurang ajar! Betul dia bilang begitu? Betul Hasan?!’” (p. 10, hal. 12)
“Hadi makin merengut. Mukanya merah kelabu. Giginya menggigit
potlot. Mengepalkan tinjunya semakin kuat.” (p. 3, hal. 14)
“Mendengar itu Hadi seakan-akan sudah tak tahan lagi. Yang selama itu diam saja, kini tiba-tiba meletus dengan suara mengguntur, ‘Aku bukan bangkai! Aku bukan bangkai! Setan!’’ (p. 8, hal. 14)
“Maka bertanya Pak Yoso dengan suara lembut, ‘Ayahmu meninggal?’” (p.2, hal. 33)
“’Bagaimana mungkin saya bisa melupakan peristiwa yang menyesalkan hati saya itu?’” (p.14 hal 36)
Amanat
Menurut Nurgiyanto amanat merupakan unsur isi dalam karya fiksi yang mengacu pada nilai-nilai, sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan yang dihadirkan pengarang melalui tokoh-tokoh di dalamnya. (2009: 321).
Buku Bentrokan dalam Asrama karya Achdiat K. Mihardja beramanatkan kita tidak boleh terpengaruh untuk membenci orang tanpa tahu kesalahannya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut ini
“’Bagaimana mungkin saya bisa melupakan peristiwa yang menyesalkan hati saya itu?’” (p.14 hal 36)
“Pada akhirnya Anas mau juga menerima ‘baik, saya terima.tapi tentu saja harga arloji ini tidak seimbang dengan harga kaca sebelah untuk kacamataku ini.” (p.1 hal 37)
“’Dosaku tak tertembus dengan sepuluh arloji. Dan kebaikan budimu tak terbeli dengan lebih dari itu.” (p.4 hal 37)
“’Baiklah peristiwa ini kita lupakan mulai kini.’” (p.5 hal 37)
“Pak Yoso terharu mendengar ucapan Hadi yang tegas itu.” (p.9 hal 37)