Latar belakang perlawanan k.h zaenal mustofa terhadap jepang
rchm1
Pemerintah Jepang menggantikan kekuasaan Belanda di Indonesia Maret 1942 membebaskan Zainal Mustafa dengan harapan ia dapat membantu Jepang. Namun ia malah memperingatkan para pengikut dan santrinya bahwa fasisme Jepang itu lebih berbahaya dari imperialisme Belanda. Ia juga menolak melakukan seikerei, yaitu member hormat kepada kaisar Jepang dengan membungkukkan diri 90 derajat kearah matahari terbit. Perbuatan tersebut dianggap bertentangan dengan ajaran islam. Dalam setiap dakwahnya K.H. Zainal Mustafa selalu menekankan pentingnya berjuang melawan penjajah kafir Jepang yang lebih kejam dari Belanda dengan mendengungkan perang jihad. Adapun hal yang menjadi latar belakang terjadinya perlawanan K.H. Zainal Mustafa terhadap penjajah, karna adanya “Seikrei” yaitu mengheningkan cipta membungkuk (menghormat) kearah Tokyo. Hal inilah yang sangat dibenci oleh rakyat karena mereka harus menyembah matahari. Adanya kewajiban menyerahkan beras kepada Jepang pada setiap panen sebanyak 2 kwintal. Hal ini dirasakan oleh petani desa Cimerah dan daerah sekitar Singaparna sangat berat. Terjadi nya penipuan terhadap wanita-wanita dan gadis-gadis yang dijanjikan akan disekolahkan di Tokyo, sehingga banyak yang mendaftarkan diri, tapi sebenarnya wanita-wanita tersebut dikirim ke daerah pertempuran seperti Birma dan Malaya untuk menghibur tentara-tentara Jepang.
Adapun hal yang menjadi latar belakang terjadinya perlawanan K.H. Zainal Mustafa terhadap penjajah, karna adanya “Seikrei” yaitu mengheningkan cipta membungkuk (menghormat) kearah Tokyo. Hal inilah yang sangat dibenci oleh rakyat karena mereka harus menyembah matahari. Adanya kewajiban menyerahkan beras kepada Jepang pada setiap panen sebanyak 2 kwintal. Hal ini dirasakan oleh petani desa Cimerah dan daerah sekitar Singaparna sangat berat. Terjadi nya penipuan terhadap wanita-wanita dan gadis-gadis yang dijanjikan akan disekolahkan di Tokyo, sehingga banyak yang mendaftarkan diri, tapi sebenarnya wanita-wanita tersebut dikirim ke daerah pertempuran seperti Birma dan Malaya untuk menghibur tentara-tentara Jepang.