vita512
Jika senyawa biner terdiri atas unsur logam dan bukan logam, aturan penamaan senyawanya sebagai berikut.
Nama unsur logam disebutkan lebih dahulu, kemudian diikuti nama unsur bukan logam yang diakhiri dengan akhiran –ida.
Contoh :
NaCl = Natrium klorida MgBr2=Magnesium bromida
Na adalah unsur logam Mg adalah unsur logam
Cl adalah unsur non logam Br adalah unsur non logam
Senyawa ionik walaupun tersusun atas ion positif dan negatif, tetapi secara keseluruhan bersifat netral, sehingga muatan totalnya adalah nol. Ini berarti satu Na+ akan bergabung dengan satu Cl– dalam NaCl dan satu Mg2+ bergabung dengan dua Br– dalam MgBr2 demikian seterusnya. Berikut ini contoh pemberian nama dan simbol senyawa sederhana :
SENYAWA
NAMA SENYAWA
SENYAWA
NAMA SENYAWA
Li2O Litium oksida CaO Kalsium oksida NaBr Natrium bromida SrO Stronsium oksida KCl Kalium klorida BaCl2 Barium klorida Rb2O Rubidium oksida Al2O3 Aluminium oksida CsI Cesium iodida ZnO Seng oksida MgCl Magnesium klorida AgCl Perak klorida 2. Jika senyawa biner terdiri atas unsur bukan logam dan bukan logam, aturan penamaan senyawanya sebagai berikut. Nama unsur bukan logam yang kelelektronegatifannya lebih rendah disebutkan lebih dahulu, kemudian diikuti nama unsur bukan logam yang lain dan diakhiri dengan akhiran –ida. Senyawa yang terbentuk antara unsur bukan logam dan bukan logam merupakan senyawa yang berikatan kovalen. Jumlah atom yang dimiliki oleh senyawa biner disebutkan dengan cara memberi awalan bahasa Latin sebagai berikut :
1 = mono 6 = heksa
2 = di 7 = hepta
3 = tri 8 = okta
4 = tetra 9 = nona
5 = penta 10 = deka
Awalan bahasa Latin mono tidak diletakkan pada nama unsur non logam yang pertama melainkan pada unsur nonlogam kedua. Awalan bahasa latin dari nama logam pertama disebutkan mulai dari yang berjumlah 2, dst. Contoh :
N2O = dinitrogen monoksida
NO = nitrogen monoksida
N2O3 = dinitrogen trioksida
NO2 = nitrogen dioksida
N2O5 = dinitrogen pentaoksida
CCl4 = karbon tetraklorida
CO = karbon monoksida
CO2 = karbon dioksida
Unsur-unsur logam dengan bilangan oksidasi lebih dari satu jenis, maka bilangan oksidasinya ditulis dengan angka romawi
Sebelumnya harus dipahami pengertian dan cara menentukan bilangan oksidasi. Bilangan oksidasi menyatakan jumlah elektron yang terlibat pembentukan ikatan.
Jika melepaskan elektron, suatu atom memiIiki bilangan oksidasi positif. Sebaliknya, jika menangkap elektron, suatu atom memiliki bilangan oksidasi negatif. Pengertian bilangan oksidasi seperti itu berlaku untuk molekul ionik. Jika demikian, bagaimana bilangan oksidasi untuk molekul kovalen?
Molekul kovalen dibedakan atas molekul kovalen polar dan nonpolar. Untuk molekul kovalen polar, atom yang lebih elektronegatif dianggap bermuatan negatif dan molekul yang lain dianggap bermuatan positif. Adapun untuk molekul kovalen nonpolar, bilangan oksidasinya sama dengan nol. #maaf, kalau salah
Nama unsur logam disebutkan lebih dahulu, kemudian diikuti nama unsur bukan logam yang diakhiri dengan akhiran –ida.
Contoh :
NaCl = Natrium klorida MgBr2=Magnesium bromida
Na adalah unsur logam Mg adalah unsur logam
Cl adalah unsur non logam Br adalah unsur non logam
Senyawa ionik walaupun tersusun atas ion positif dan negatif, tetapi secara keseluruhan bersifat netral, sehingga muatan totalnya adalah nol. Ini berarti satu Na+ akan bergabung dengan satu Cl– dalam NaCl dan satu Mg2+ bergabung dengan dua Br– dalam MgBr2 demikian seterusnya. Berikut ini contoh pemberian nama dan simbol senyawa sederhana :
SENYAWA
NAMA SENYAWA
SENYAWA
NAMA SENYAWA
Li2O Litium oksida CaO Kalsium oksida
NaBr Natrium bromida SrO Stronsium oksida
KCl Kalium klorida BaCl2 Barium klorida
Rb2O Rubidium oksida Al2O3 Aluminium oksida
CsI Cesium iodida ZnO Seng oksida
MgCl Magnesium klorida AgCl Perak klorida
2. Jika senyawa biner terdiri atas unsur bukan logam dan bukan logam, aturan penamaan senyawanya sebagai berikut.
Nama unsur bukan logam yang kelelektronegatifannya lebih rendah disebutkan lebih dahulu, kemudian diikuti nama unsur bukan logam yang lain dan diakhiri dengan akhiran –ida. Senyawa yang terbentuk antara unsur bukan logam dan bukan logam merupakan senyawa yang berikatan kovalen. Jumlah atom yang dimiliki oleh senyawa biner disebutkan dengan cara memberi awalan bahasa Latin sebagai berikut :
1 = mono 6 = heksa
2 = di 7 = hepta
3 = tri 8 = okta
4 = tetra 9 = nona
5 = penta 10 = deka
Awalan bahasa Latin mono tidak diletakkan pada nama unsur non logam yang pertama melainkan pada unsur nonlogam kedua. Awalan bahasa latin dari nama logam pertama disebutkan mulai dari yang berjumlah 2, dst. Contoh :
N2O = dinitrogen monoksida
NO = nitrogen monoksida
N2O3 = dinitrogen trioksida
NO2 = nitrogen dioksida
N2O5 = dinitrogen pentaoksida
CCl4 = karbon tetraklorida
CO = karbon monoksida
CO2 = karbon dioksida
Unsur-unsur logam dengan bilangan oksidasi lebih dari satu jenis, maka bilangan oksidasinya ditulis dengan angka romawi
Sebelumnya harus dipahami pengertian dan cara menentukan bilangan oksidasi. Bilangan oksidasi menyatakan jumlah elektron yang terlibat pembentukan ikatan.
Jika melepaskan elektron, suatu atom memiIiki bilangan oksidasi positif. Sebaliknya, jika menangkap elektron, suatu atom memiliki bilangan oksidasi negatif. Pengertian bilangan oksidasi seperti itu berlaku untuk molekul ionik. Jika demikian, bagaimana bilangan oksidasi untuk molekul kovalen?
Molekul kovalen dibedakan atas molekul kovalen polar dan nonpolar. Untuk molekul kovalen polar, atom yang lebih elektronegatif dianggap bermuatan negatif dan molekul yang lain dianggap bermuatan positif. Adapun untuk molekul kovalen nonpolar, bilangan oksidasinya sama dengan nol.
#maaf, kalau salah