angelina71
1.Aplikasi boros daya Ada aplikasi yang bisa terus aktif di latar belakang, misalnya untuk memeriksa update atau notifikasi dari server dalam interval waktu tertentu. Contoh aplikasi yang memboroskan baterai seperti ini adalah Facebook. Bagaimana cara mengetahui aplikasi mana yang memboroskan baterai? Mudah saja, cukup buka bagian “battery” di menu “settings” Android, lalu lihat “battery usage”. Di dalamnya ada grafik berisi sejarah pemakaian baterai perangkat semejak terakhir kali di-charge. Nah, di bawah itu terdapat daftar aplikasi mana yang paling banyak menyedot daya. Perlu dicatat bahwa aplikasi yang sering digunakan (misalnya media sosial) bakal berada di urutan-urutan teratas. Pengguna bisa mengakali supaya tidak terlalu boros dengan mengatur jeda waktu refresh (misalnya pada Twitter) yang lebih lama. Aplikasi yang menggunakan GPS untuk memetakan lokasi juga rakus daya. Supaya tidak boros, setting lokasi bisa diubah menjadi “Wi-fi and Mobile Networks Only”, lalu kembali diganti menjadi GPS apabila sedang memakai layanan navigasi seperti Google Maps.
2. Terlalu banyak widget Widget yang ditaruh di homescreen memang berguna sebagai jalan pintas untuk menampilkan berbagai macam hal, tapi kalau terlalu banyak juga berpotensi memenuhi layar dan memboroskan daya. Periksalah widget mana yang tidak terlalu dibutuhkan, lalu non-aktifkan. Langkah ini seharusnya bisa sedikit membantu menghemat pemakaian baterai.
3. Mode power saving tak dinyalakan Sejak OS versi 5.0 (Lollipop), sistem operasi Android sudah menyertakan fitur penghemat baterai “power saving” yang akan diaktifkan saat kapasitas baterai mencapai angka 15 persen. Mode khusus ini mengirit pemakaian daya dengan mematikan animasi, sinkronisasi di background, dan mengurangi kecerahan layar. Meski seharusnya sudah aktif secara default, ada baiknya memastikan bahwa opsi untuk mengaktifkan power saving secara otomatis sudah terpilih. Beberapa pabrikan seperti Samsung dan Huawei menyediakan mode penghemat data tambahan yang bisa mengirit baterai lebih jauh dengan mematikan hampir semua fungsi perangkat kecuali yang paling dasar, yakni telepon dan pengiriman pesan singkat (SMS).
4. Kecerahan layar terlalu tinggi Komponen ponsel yang paling banyak mengonsumsi daya adalah layar, apalagi bila tingkat kecerahannya (brightness) diatur terlalu tinggi. Semua smartphone memiliki fitur pengendali kecerahan layar secara otomatis, namun pengaturannya tak selalu tepat. Nah, pengguna bisa mengatur sendiri tingkat kecerahan dengan mematikan opsi “auto” yang biasanya tersedia di samping slider brightness layar. Untuk menghemat baterai, sebaiknya atur tingkat kecerahan ke level yang rendah tapi masih nyaman di mata. Opsi screen timeout yang mengatur kapan ponsel mematikan layar saat sedang tidak dipakai juga bisa diperpendek (misalnya menjadi 5 atau 10 detik) supaya layar tak terlalu lama dibiarkan menyala percuma.
5. Baterai sering panas Kinerja baterai lebih cepat menurun apabila sering terpapar suhu tinggi, entah saat perangkat sedang dipakai atau tidak. Karena itu, hindari menaruh ponsel di tempat-tempat yang berpotensi mengalami panas seperti laci dashboard mobil di siang hari.Apabila ponsel memanas saat sedang dipakai seperti saat bermain game, ada baiknya istirahatkan sejenak untuk menurunkan suhu. Sejumlah riset menyebutkan bahwa umur baterai ponsel modern bisa dimaksimalkan apabila kapasitasnya hanya diisi hingga 80-90 persen saat charging. Kapasitas baterai juga mesti dijaga agar tidak drop di bawah 10 persen. Apabila mengikuti langkah di atas, sebaiknya sesekali isi baterai hingga 100 persen untuk “menyegarkan” baterai agar tetap mampu mengisi kapasitasnya hingga maksimal.
Ada aplikasi yang bisa terus aktif di latar belakang, misalnya untuk memeriksa update atau notifikasi dari server dalam interval waktu tertentu. Contoh aplikasi yang memboroskan baterai seperti ini adalah Facebook.
Bagaimana cara mengetahui aplikasi mana yang memboroskan baterai? Mudah saja, cukup buka bagian “battery” di menu “settings” Android, lalu lihat “battery usage”. Di dalamnya ada grafik berisi sejarah pemakaian baterai perangkat semejak terakhir kali di-charge. Nah, di bawah itu terdapat daftar aplikasi mana yang paling banyak menyedot daya.
Perlu dicatat bahwa aplikasi yang sering digunakan (misalnya media sosial) bakal berada di urutan-urutan teratas. Pengguna bisa mengakali supaya tidak terlalu boros dengan mengatur jeda waktu refresh (misalnya pada Twitter) yang lebih lama.
Aplikasi yang menggunakan GPS untuk memetakan lokasi juga rakus daya. Supaya tidak boros, setting lokasi bisa diubah menjadi “Wi-fi and Mobile Networks Only”, lalu kembali diganti menjadi GPS apabila sedang memakai layanan navigasi seperti Google Maps.
2. Terlalu banyak widget
Widget yang ditaruh di homescreen memang berguna sebagai jalan pintas untuk menampilkan berbagai macam hal, tapi kalau terlalu banyak juga berpotensi memenuhi layar dan memboroskan daya.
Periksalah widget mana yang tidak terlalu dibutuhkan, lalu non-aktifkan. Langkah ini seharusnya bisa sedikit membantu menghemat pemakaian baterai.
3. Mode power saving tak dinyalakan
Sejak OS versi 5.0 (Lollipop), sistem operasi Android sudah menyertakan fitur penghemat baterai “power saving” yang akan diaktifkan saat kapasitas baterai mencapai angka 15 persen.
Mode khusus ini mengirit pemakaian daya dengan mematikan animasi, sinkronisasi di background, dan mengurangi kecerahan layar.
Meski seharusnya sudah aktif secara default, ada baiknya memastikan bahwa opsi untuk mengaktifkan power saving secara otomatis sudah terpilih.
Beberapa pabrikan seperti Samsung dan Huawei menyediakan mode penghemat data tambahan yang bisa mengirit baterai lebih jauh dengan mematikan hampir semua fungsi perangkat kecuali yang paling dasar, yakni telepon dan pengiriman pesan singkat (SMS).
4. Kecerahan layar terlalu tinggi
Komponen ponsel yang paling banyak mengonsumsi daya adalah layar, apalagi bila tingkat kecerahannya (brightness) diatur terlalu tinggi.
Semua smartphone memiliki fitur pengendali kecerahan layar secara otomatis, namun pengaturannya tak selalu tepat.
Nah, pengguna bisa mengatur sendiri tingkat kecerahan dengan mematikan opsi “auto” yang biasanya tersedia di samping slider brightness layar.
Untuk menghemat baterai, sebaiknya atur tingkat kecerahan ke level yang rendah tapi masih nyaman di mata.
Opsi screen timeout yang mengatur kapan ponsel mematikan layar saat sedang tidak dipakai juga bisa diperpendek (misalnya menjadi 5 atau 10 detik) supaya layar tak terlalu lama dibiarkan menyala percuma.
5. Baterai sering panas
Kinerja baterai lebih cepat menurun apabila sering terpapar suhu tinggi, entah saat perangkat sedang dipakai atau tidak. Karena itu, hindari menaruh ponsel di tempat-tempat yang berpotensi mengalami panas seperti laci dashboard mobil di siang hari.Apabila ponsel memanas saat sedang dipakai seperti saat bermain game, ada baiknya istirahatkan sejenak untuk menurunkan suhu.
Sejumlah riset menyebutkan bahwa umur baterai ponsel modern bisa dimaksimalkan apabila kapasitasnya hanya diisi hingga 80-90 persen saat charging. Kapasitas baterai juga mesti dijaga agar tidak drop di bawah 10 persen.
Apabila mengikuti langkah di atas, sebaiknya sesekali isi baterai hingga 100 persen untuk “menyegarkan” baterai agar tetap mampu mengisi kapasitasnya hingga maksimal.
MUNGKIN SALAH SATU DARI DIATAS