Keuntungan dari sistem tanam paksa yang dilakukan belanda ?
Angela20111
Itu buat indonesia 1) Bertambahnya pengetahuan rakyat terhadap berbagai jenis tanaman baru 2) Rakyat Indonesia mulai mengetahui berbagai jenis tanaman yang laku di ekspor 3) Rakyat mulai mengetahui penggunaan teknologi dalam pengolahan pertanian 4) Perluasan jaringan jalan raya untuk kepentingan tanam paksa.
itu buat belanda 1) Pemerintah belanda memperoleh surplus keuangan yang dapat digunakan untuk menjalankan pemerintahan hindia belandad dan membangun negeri belanda 2) Badan usaha dagang belanda memperoleh keuntungan yang sangat besar setelah mendapatkan hak monopoli perdagangan pengangkutan hasil tanam paksa.
31 votes Thanks 56
Nasya111105 Pengertian Tanam Paksa Sistem Tanam Paksa (Cultuurstelsel), merupakan peraturan yang dikeluarkan Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch pada tahun 1830 yang mengharuskan setiap desa menyisihkan 20% tanahnya untuk ditanami komoditi yang laku dipasar ekspor, khususnya tebu, tarum (nila) dan kopi. Hasil tanaman ini nantinya harus dijual kepada pemerintah belanda dengan harga yang telah ditetapkan. Sedangkan Penduduk desa yang tidak punya tanah harus bekerja selama 75 hari setiap tahun (20% dari 365 Hari) pada perkebunan milik pemerintah belanda, hal tersebut menjadi semacam pengganti pajak bagi rakyat. Namun pada kenyataannya peraturan Sistem Tanam Paksa (Tanam Paksa) bisa dikatakan tidak sesuai karena pada prakteknya seluruh wilayah pertanian wajib ditanami tanaman yang laku ekspor dan hasilnya diserahkan kepada pemerintahan Kolonial. Tanah yang digunakan untuk praktik Tanam Paksa pun masih dikenakan pajak (seharusnya bebas pajak). Sedang Warga yang tidak mempunyai lahan pertanian harus bekerja selama setahun penuh (seharusnya hanya 75 hari) di lahan pertanian Belanda.
Tanam paksa sendiri diterapkan secara perlahan muali tahun 1830 sampai 1835. Menjelang tahun 1840 sistem ini telah berjalan sepenuhnya di Jawa. Bagi pemerintah kolonial (Belanda), Sistem Tanam Paksa menuai sukses besar. Karena antara 1831-1871 Batavia tidak hanya dapat membangun sendiri, tapi punya hasil (laba) bersih 823 juta gulden untuk kas yang dikirim ke Kerajaan Belanda. Aturan dan ISi Tanam Paksa Aturan dan ISi Tanam Paksa - Sistem Tanam Paksa (Cultuurstelsel) yang dilaksanakan oleh Gubernur Jenderal Van den Bosch pada dasarnya adalah gabungan dari sistem pajak tanah (Raffles) dan sistem tanam wajib (VOC). berikut Isi Tanam Paksa Setiap rakyat Indonesia yang punya tanah diminta menyediakan tanah pertanian yang digunakan untuk cultuurstelsel (Tanam Paksa) yang luasnya tidak lebi 20% atau seperlima bagian dari tanahnya untuk ditanami jenis-jenis tanaman yang laku di pasar ekspor.Waktu untuk menanam Sistem Tanam Paksa tidak boleh lebih dari waktu tanam padi atau kurang lebih 3 (tiga) bulanTanah yang disediakan terhindar (bebas) dari pajak, karena hasil tanamannya dianggap sebagai pembayaran pajak.Rakyat indonesia yang tidak mempunyai tanah pertanian bisa menggantinya dengan bekerja di perkebunan, pengangkutan atau di pabrik-pabrik milik pemerintah kolonial selama seperlima tahun atau 66 hari.Hasil tanaman harus diberikan kepada pemerintah Koloni. Apabila harganya melebihi kewajiban pembayaran pajak maka kelebihannya harga akan dikembalikan kepada petani.Penyerahan teknik pelaksanaan aturan Sistem Tanam Paksa kepada kepala desaKegagalan atau Kerusakan sebagai akibat gagal panen yang bukan karena kesalahan dari petani seperti karena terserang hama atau bencana alam, akan di tanggung pemerintah Kolonial. Dampak dan Akibat Sistem Tanam Paksa Dampak dan Akibat Tanam Paksa - Pelaksanaan tanam paksa banyak menyimpang dari aturan sebenarnya dan memiliki kecenderungan untuk melakukan eskploitasi agraris semaksimal mungkin. Oleh sebab itu, Tanam Paksa menimbulkan akibat yang bertolak belakang bagi Bangsa Indonesia dan Belanda, diantaranya adalah sebagai berikut. Bagi Indonesia Beban rakyat menjadi sangat berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil panennya, mengikuti kerja rodi serta membayar pajak .Sawah ladang menjadi terbengkelai karena diwajibkan kerja rodi yang berkepanjangan sehingga penghasilan menurun drastis.Timbulnya wabah penyakit dan terjadi banyak kelaparan di mana-mana.Timbulnya bahaya kemiskinan yang makin berat.Rakyat Indonesia mengenal tanaman dengan kualitas ekspor.Rakyat Indonesia mengenal teknik menanam berbagai jenis tanaman baru. Bagi Belanda Kas Negeri Belanda yang semula kosong menjadi dapat terpenuhi.Penerimaan pendapatan melebihi anggaran belanja (Surplus).Hutang-hutang Belanda terlunasi.Perdagangan berkembang pesat.Amsterdam sukses dibangun menjadi kota pusat perdagangan dunia. Akhir Sistem Tanam Paksa Tanam paksa yang berakibat banyak hal negative bagi bangsa Indonesia, yang pada akhirnya menimbulkan reaksi keras dari berbagai kalangan, baik di negeri Belanda sendiri maupun Indonesia, seperti berikut ini: Eduard Douwes Dekker
1) Bertambahnya pengetahuan rakyat terhadap berbagai jenis tanaman baru
2) Rakyat Indonesia mulai mengetahui berbagai jenis tanaman yang laku di ekspor
3) Rakyat mulai mengetahui penggunaan teknologi dalam pengolahan pertanian
4) Perluasan jaringan jalan raya untuk kepentingan tanam paksa.
itu buat belanda
1) Pemerintah belanda memperoleh surplus keuangan yang dapat digunakan untuk menjalankan pemerintahan hindia belandad dan membangun negeri belanda
2) Badan usaha dagang belanda memperoleh keuntungan yang sangat besar setelah mendapatkan hak monopoli perdagangan pengangkutan hasil tanam paksa.
Namun pada kenyataannya peraturan Sistem Tanam Paksa (Tanam Paksa) bisa dikatakan tidak sesuai karena pada prakteknya seluruh wilayah pertanian wajib ditanami tanaman yang laku ekspor dan hasilnya diserahkan kepada pemerintahan Kolonial. Tanah yang digunakan untuk praktik Tanam Paksa pun masih dikenakan pajak (seharusnya bebas pajak). Sedang Warga yang tidak mempunyai lahan pertanian harus bekerja selama setahun penuh (seharusnya hanya 75 hari) di lahan pertanian Belanda.
Tanam paksa sendiri diterapkan secara perlahan muali tahun 1830 sampai 1835. Menjelang tahun 1840 sistem ini telah berjalan sepenuhnya di Jawa.
Bagi pemerintah kolonial (Belanda), Sistem Tanam Paksa menuai sukses besar. Karena antara 1831-1871 Batavia tidak hanya dapat membangun sendiri, tapi punya hasil (laba) bersih 823 juta gulden untuk kas yang dikirim ke Kerajaan Belanda.
Aturan dan ISi Tanam Paksa Aturan dan ISi Tanam Paksa - Sistem Tanam Paksa (Cultuurstelsel) yang dilaksanakan oleh Gubernur Jenderal Van den Bosch pada dasarnya adalah gabungan dari sistem pajak tanah (Raffles) dan sistem tanam wajib (VOC). berikut Isi Tanam Paksa Setiap rakyat Indonesia yang punya tanah diminta menyediakan tanah pertanian yang digunakan untuk cultuurstelsel (Tanam Paksa) yang luasnya tidak lebi 20% atau seperlima bagian dari tanahnya untuk ditanami jenis-jenis tanaman yang laku di pasar ekspor.Waktu untuk menanam Sistem Tanam Paksa tidak boleh lebih dari waktu tanam padi atau kurang lebih 3 (tiga) bulanTanah yang disediakan terhindar (bebas) dari pajak, karena hasil tanamannya dianggap sebagai pembayaran pajak.Rakyat indonesia yang tidak mempunyai tanah pertanian bisa menggantinya dengan bekerja di perkebunan, pengangkutan atau di pabrik-pabrik milik pemerintah kolonial selama seperlima tahun atau 66 hari.Hasil tanaman harus diberikan kepada pemerintah Koloni. Apabila harganya melebihi kewajiban pembayaran pajak maka kelebihannya harga akan dikembalikan kepada petani.Penyerahan teknik pelaksanaan aturan Sistem Tanam Paksa kepada kepala desaKegagalan atau Kerusakan sebagai akibat gagal panen yang bukan karena kesalahan dari petani seperti karena terserang hama atau bencana alam, akan di tanggung pemerintah Kolonial.
Dampak dan Akibat Sistem Tanam Paksa Dampak dan Akibat Tanam Paksa - Pelaksanaan tanam paksa banyak menyimpang dari aturan sebenarnya dan memiliki kecenderungan untuk melakukan eskploitasi agraris semaksimal mungkin. Oleh sebab itu, Tanam Paksa menimbulkan akibat yang bertolak belakang bagi Bangsa Indonesia dan Belanda, diantaranya adalah sebagai berikut.
Bagi Indonesia Beban rakyat menjadi sangat berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil panennya, mengikuti kerja rodi serta membayar pajak .Sawah ladang menjadi terbengkelai karena diwajibkan kerja rodi yang berkepanjangan sehingga penghasilan menurun drastis.Timbulnya wabah penyakit dan terjadi banyak kelaparan di mana-mana.Timbulnya bahaya kemiskinan yang makin berat.Rakyat Indonesia mengenal tanaman dengan kualitas ekspor.Rakyat Indonesia mengenal teknik menanam berbagai jenis tanaman baru.
Bagi Belanda Kas Negeri Belanda yang semula kosong menjadi dapat terpenuhi.Penerimaan pendapatan melebihi anggaran belanja (Surplus).Hutang-hutang Belanda terlunasi.Perdagangan berkembang pesat.Amsterdam sukses dibangun menjadi kota pusat perdagangan dunia.
Akhir Sistem Tanam Paksa Tanam paksa yang berakibat banyak hal negative bagi bangsa Indonesia, yang pada akhirnya menimbulkan reaksi keras dari berbagai kalangan, baik di negeri Belanda sendiri maupun Indonesia, seperti berikut ini: Eduard Douwes Dekker