Syarif Hidayatullah atau yang lebih dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati merupa kan sosok ulama besar dan pe nyebar agama Islam yang sa ngat berpengaruh. Dengan izin dan ridha Allah SWT, dia berhasil menyirami bumi Cirebon, Jawa dan nusantara de ngan iman tauhid 'Laa Ilaha Illallah'. Dia melaksanakan tugasnya sebagai panatagama.
Tugasnya itu dilaksanakan dengan da sar-dasar dogmatis dan rasional yang menopang kegiatannya. Antara lain ke teguhan iman dan sikap takwa yang murni dan ikhlas dalam berjuang untuk menyebarkan agama Allah.
Cucu Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran itu mengembangkan dakwah Islam dengan metoda akulturasi budaya. Metode itu terbukti efektif membuka hi dayah umat menuju keimanan dan memeluk Islam secara sukarela dan damai.
Cucu Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran itu mengembangkan dakwah Islam dengan metoda akulturasi budaya. Metode itu terbukti efektif membuka hi dayah umat menuju keimanan dan memeluk Islam secara sukarela dan damai."Sunan Gunung Jati menyebarkan Islam tidak menggunakan budaya Arab, tapi menggunakan adat dan budaya lokal melalui kesenian daerah. Hasilnya, Sunan Gunung Jati mampu meng- Islamkan Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta secara damai, tanpa ada pe perangan,'' kata Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat.
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah merupakan salah satu wali songo yang menyebarkan agama Islam di daerah Banten, Jawa Barat. Sunan Gunung Jati termasuk salah satu tokoh dari berdirinya Kasultanan Banten dan turut berjuang melawan penjajah.
Dalam buku Ziarah dan Wali di Dunia Islam (2007), Sunan Gunung Jati lahir di Pasai, Aceh pada 1490 dari Nyai Rara Santang dan Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alim.
Pasai termasuk daerah yang paling awal memeluk agama Islam di Nusantara dan salah satu Kasultanan Melayu yang pertama pada kahir abad ke-13.
Pada 1520, Sunan Gunung Jati berangkat ke Mekkah dengan menumpang sebuah kapal niaga yang mengangkut rempah-rempah dari Sumatera ke Laut Merah.
Di Tanah Suci, ia bermukim beberapa tahun sambil melanjutkan pelajaran agama.
Sekembalinya dari Mekkah pada 1525, Sunan Gunung Jati tidak pulang ke kampung halamannya di Pasai.
JAWABAN:
Syarif Hidayatullah atau yang lebih dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati merupa kan sosok ulama besar dan pe nyebar agama Islam yang sa ngat berpengaruh. Dengan izin dan ridha Allah SWT, dia berhasil menyirami bumi Cirebon, Jawa dan nusantara de ngan iman tauhid 'Laa Ilaha Illallah'. Dia melaksanakan tugasnya sebagai panatagama.
Tugasnya itu dilaksanakan dengan da sar-dasar dogmatis dan rasional yang menopang kegiatannya. Antara lain ke teguhan iman dan sikap takwa yang murni dan ikhlas dalam berjuang untuk menyebarkan agama Allah.
Cucu Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran itu mengembangkan dakwah Islam dengan metoda akulturasi budaya. Metode itu terbukti efektif membuka hi dayah umat menuju keimanan dan memeluk Islam secara sukarela dan damai.
Cucu Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran itu mengembangkan dakwah Islam dengan metoda akulturasi budaya. Metode itu terbukti efektif membuka hi dayah umat menuju keimanan dan memeluk Islam secara sukarela dan damai."Sunan Gunung Jati menyebarkan Islam tidak menggunakan budaya Arab, tapi menggunakan adat dan budaya lokal melalui kesenian daerah. Hasilnya, Sunan Gunung Jati mampu meng- Islamkan Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta secara damai, tanpa ada pe perangan,'' kata Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat.
PENJELASAN:
MAAF KALO SALAH :)
Jawaban:
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah merupakan salah satu wali songo yang menyebarkan agama Islam di daerah Banten, Jawa Barat. Sunan Gunung Jati termasuk salah satu tokoh dari berdirinya Kasultanan Banten dan turut berjuang melawan penjajah.
Dalam buku Ziarah dan Wali di Dunia Islam (2007), Sunan Gunung Jati lahir di Pasai, Aceh pada 1490 dari Nyai Rara Santang dan Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alim.
Pasai termasuk daerah yang paling awal memeluk agama Islam di Nusantara dan salah satu Kasultanan Melayu yang pertama pada kahir abad ke-13.
Pada 1520, Sunan Gunung Jati berangkat ke Mekkah dengan menumpang sebuah kapal niaga yang mengangkut rempah-rempah dari Sumatera ke Laut Merah.
Di Tanah Suci, ia bermukim beberapa tahun sambil melanjutkan pelajaran agama.
Sekembalinya dari Mekkah pada 1525, Sunan Gunung Jati tidak pulang ke kampung halamannya di Pasai.
Penjelasan:
semoga membantu