WulanAnjenita
Petani garam orang yang bekerja membuat garam. Orang di kampungbiasa menyebutnya dengan nama "Gareman" yang artinya kurang lebih tempat membuat garam. Gareman itu bentuknya berpetak-petak seperti sawah. Garam yang dihasilkan berbentuk butiran besar berwarna putih dengan rasanya yang sangat asin bercampur sedikit rasa pahit. Garam sendiri dihasilkan dari air laut dengan kadar garam antara 5 sampai dengan 8 permil (per mille) yang kemudian ditampung dalam petak-petak. Panas sinar Matahari dan tiupan angin laut yang kencang, akan mempercepat penguapan air laut yang ditampung di petakan dan membuat kadar garamnya semakin tinggi.
Pada kadar garam antara 20 sampai dengan 23, air yang ditampung dalam petakan akan sedikit demi sedikit berubah menjadi butiran-butiran seperti kristal yang disebut garam kerosok. Proses peningkatan kadar garam dari air laut hingga menjadi butiran garam kira-kira membutuhkan waktu antara 4 sampai dengan 5 hari. Jika 95% dari air dalam petakan telah berubah menjadi butiran garam, maka petani garam akan mengumpulkan garam tersebut dengan cara mengeruknya dari petakan dengan sebuah alat berbahan kayu yang disebut "Kerok". Selanjutnya, garam yang telah dikumpulkan di tepi petakan, akan dimasukan ke dalam keranjang untuk dicuci terlebih dahulu dengan air laut yang bersih sebelum dimasukkan ke dalam karung.
Jika sudah sampai pada proses ini, "Tukang Timbang" atau orang yang bertugas menimbang berat garam akan mendatangi petani garam untuk membeli garam tersebut. Disebut tukang timbang, karena ia selalu membawa timbangan untuk menimbang berat karung-karung berisi garam.
Setelah proses penimbangan garam selesai, petani garam sudah bisa mendapatkan uang hasil jerih payahnya membuat garam.
Gareman itu bentuknya berpetak-petak seperti sawah. Garam yang dihasilkan berbentuk butiran besar berwarna putih dengan rasanya yang sangat asin bercampur sedikit rasa pahit. Garam sendiri dihasilkan dari air laut dengan kadar garam antara 5 sampai dengan 8 permil (per mille) yang kemudian ditampung dalam petak-petak. Panas sinar Matahari dan tiupan angin laut yang kencang, akan mempercepat penguapan air laut yang ditampung di petakan dan membuat kadar garamnya semakin tinggi.
Pada kadar garam antara 20 sampai dengan 23, air yang ditampung dalam petakan akan sedikit demi sedikit berubah menjadi butiran-butiran seperti kristal yang disebut garam kerosok. Proses peningkatan kadar garam dari air laut hingga menjadi butiran garam kira-kira membutuhkan waktu antara 4 sampai dengan 5 hari.
Jika 95% dari air dalam petakan telah berubah menjadi butiran garam, maka petani garam akan mengumpulkan garam tersebut dengan cara mengeruknya dari petakan dengan sebuah alat berbahan kayu yang disebut "Kerok". Selanjutnya, garam yang telah dikumpulkan di tepi petakan, akan dimasukan ke dalam keranjang untuk dicuci terlebih dahulu dengan air laut yang bersih sebelum dimasukkan ke dalam karung.
Jika sudah sampai pada proses ini, "Tukang Timbang" atau orang yang bertugas menimbang berat garam akan mendatangi petani garam untuk membeli garam tersebut. Disebut tukang timbang, karena ia selalu membawa timbangan untuk menimbang berat karung-karung berisi garam.
Setelah proses penimbangan garam selesai, petani garam sudah bisa mendapatkan uang hasil jerih payahnya membuat garam.